Awan misterius itu memancarkan aura kegelapan yang mencekam, disertai perasaan berat dan gravitasi yang tak terlukiskan. Tekanan ekstrem tersebut membuat Sahya merasa seperti terjebak di bawah bebatuan gunung yang tak henti-hentinya menekan napas dan energinya. Suasana di sekitar semakin intens ketika ia mendengar suara guntur yang menggelegar, disertai kilatan-kilatan petir yang membelah langit, seakan memekik kepada bumi yang gemetar di bawahnya.
Kepala Suku Bhaska, dengan pandangan tajam, sekilas melihat ke arah para pejuang yang mengelilinginya dengan ekspresi siap tempur. Tanpa ragu, dia memerintahkan dengan nada tegas, "Bersiaplah! Lindungi tempat ini dengan nyawamu!" Perintah itu bagaikan gemuruh tambahan yang menggetarkan semangat dan jiwa siapapun yang mendengarnya.
Kekacauan segera pecah di puncak bukit. Banyak orang berlarian dengan panik, mengumpulkan anggota keluarga mereka yang tersayang, berusaha mengamankan mereka ke tempat yang lebih aman. Suara jeritan dan tangisan anak-anak bercampur aduk dengan seruan para pejuang.
Di tengah kepanikan itu, beberapa pejuang tetap berdiri teguh. Dengan wajah setegas baja dan tatapan penuh determinasi, mereka mulai mengeluarkan kekuatan roh yang telah lama mereka latih dan kendalikan. Energi-energi kuat yang bercahaya mulai mengelilingi tubuh mereka, memantulkan sinar magis yang menembus kegelapan malam.
Guntur yang keras tiba-tiba menerobos langit menghantam tanah, menyebabkan ledakan besar.Semua orang mendengarnya dan merasakan gelombang kejutyang mengikutinya.hembusan angin panas yang besar bertiup di atas mereka, mengusir semua burung yang mendekat.
"Palon~" suara bergemuruh menggema seperti gemuruh petir dari awan misterius itu. Kehadirannya terasa begitu kokoh dan angker, memancarkan kekuatan yang mencekik dan tekanan gelap yang tak terlukiskan.
Sementara semua orang masih terperangah oleh suara aneh itu, tiba-tiba sebuah bayangan besar muncul dari dalam gelapnya awan yang menakutkan. Monster humanoid raksasa, setinggi dua orang dewasa, melangkah dengan langkah berat dari balik tabir kegelapan yang menyelimuti mereka.
Ketegangan mematikan menggelayuti semua orang. Raut wajah yang semula penuh keterjutan kini berubah menjadi ekspresi kecemasan dan ketakutan. Tak seorang pun dari mereka yang menyangka bahwa ancaman begitu mengerikan akan datang dalam jumlah yang sedemikian besar.
Dalam sekejap, mata mereka tertuju pada lanskap yang menyeramkan: ratusan hingga ribuan monster humanoid mendekati mereka dari segala arah, muncul dari dalam gulita kabut misterius. Setiap monster dipenuhi dengan gigi tajam yang membelah angin, taring mereka melilitkan ancaman dan keganasan yang tidak terhingga.
Puncak bukit itu diliputi oleh kekacauan ketika para penduduk dan pejuang suku berusaha untuk menyelamatkan diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Seruan dan jerit kepanikan memenuhi udara, disertai dengan suara benturan dan derap langkah monster-monster yang ganas mendekat.
"Apa-apaan makhluk itu??!" Sahya terkesiap. Mata merah mereka terlihat jelas karena hari masih gelap. Dengan bulu hitam dan gigi taring besar, sosok humanoid itu mengingatkan dirinya mengenai makhluk Genderuwo di kehidupan Sahya sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐉𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐝𝐢 𝐓𝐚𝐧𝐚𝐡 𝐊𝐮𝐧𝐨
Historical Fiction────⋆⋅☆⋅⋆──────⋆⋅☆⋅⋆──────⋆⋅☆⋅⋆──────⋆⋅☆⋅⋆───── Sahya hanya seorang mahasiswa biasa yang senang menikmati fasilitas dunia modern. Namun, tangannya yang iseng menyentuh benda aneh yang membuat dirinya terlempar ke masa lalu dalam tubuh seorang anak k...