Di sudut hutan belantara yang gelap dan sunyi, seorang anak kecil terjatuh sekarat di dalam lubang tanah yang dalam. Tubuh kurus kering, kulitnya kotor dan terluka, dan rambutnya kusut lepek. Anak itu menggigil kedinginan, mencoba menggapai-gapai dengan tangan kecilnya yang gemetar. Di sekitarnya berserakan tulang-tulang hewan - sisa-sisa dari kehidupan lain yang nasibnya tak jauh berbeda. Anak itu hanyalah salah satu dari ribuan jiwa yang terlupakan, yang lahir dan m di zamanatu tanpa meninggalkan jejak.
Dia terbaring lemah, tubuhnya terkulai di atas tanah yang dingin dan lembap. Napasnya terengah-engah, seolah mengerahkan seluruh sisa tenaga yang dimilikinya. Kelopak matanya yang memberat perlahan terbuka, mengungkap sepasangola mata yang redup dan tak bersemangat.
Dengan susah payah, anak itu mengarahkan pandangannya ke atas, menatap lelah hamparan langit kelam yang hanya terlihat samar-samar di sela-sela dedaunan lebat. Ia tahu, waktunya sema sempit. Tidak ada seorang pun yang akan mengingatnya, tidak ada yang akan menangisi kepergiannya karena dia adalah seorang yang telah bertransmigrasi.
"Sialan!!!" Sahya ingin berteriak sekencang-kencangnya. Wajahnya dipenuhi keringat dan kotoran, dan napasnya tersengal-sengal. Dia hampir tidak bisa bernapas setelah pengejaran intens yang baru saja dia hindari.
Perlahan, Sahya mengangkat kepalanya dan melihat cahaya yang lolos dari rimbunnya pepohonan. Ia bertanya-tanya, bagaimana bisa ia sampai di sini? Apakah ini masih dunia yang sama dengan yang dikenalnya ataukah alam semesta yang sama sekali berbeda? Hatinya dipenuhi kebingungan dan kecemasan.
"Dan bukankah seharusnya hewan itu kelinci? Kenapa ukuranya seperti beruang?" Sahya berpikir dalam hati, mengernyitkan dahi.
Dengan mengumpulkan sisa tenaganya, Sahya bangkit dari lubang tanah tempat ia terbaring. Berdiri tegak, ia merasakan seluruh tubuhnya gemetar akibat kelelahan dan ketegangan yang dialaminya.
Sahyamenarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diridi tengah keheningan hutanyang asing ini..Saat ia berbalik, suara geraman pelan terdengar dari balikpunggungnya. Ia menoleh perlahan dan mendapati kelinci raksasa yang menatapnyadengan sorot mata merah menyala dandilengkapi gigi-gigi tajam.
Sahya terkekeh getir. Ia memejamkan mata, bersiap menerima nasibnya. "Jadi kapan bajingan ituberhenti mengejarku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐉𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐝𝐢 𝐓𝐚𝐧𝐚𝐡 𝐊𝐮𝐧𝐨
Narrativa Storica────⋆⋅☆⋅⋆──────⋆⋅☆⋅⋆──────⋆⋅☆⋅⋆──────⋆⋅☆⋅⋆───── Sahya hanya seorang mahasiswa biasa yang senang menikmati fasilitas dunia modern. Namun, tangannya yang iseng menyentuh benda aneh yang membuat dirinya terlempar ke masa lalu dalam tubuh seorang anak k...