-Part 49-

332 65 21
                                    

Pagi harinya, Chaeyoung sudah bersiap-siap untuk berangkat ke pengadilan.

"Chae, kamu akan berangkat sekarang?"

Langkah Chaeyoung terhenti. Dia menatap sosok Irene yang baru saja memasuki apartment.

"Iya Eon," sahut Chaeyoung "Eonnie baru pulang?"

"Iya. Eonnie baru selesai shooting," sahut Irene "Apa Jennie sama Joy sudah berangkat?"

"Mungkin?" balas Chaeyoung "Aku tidak tahu kapan mereka pergi. Aku tidak bertemu mereka,"

"Memangnya tadi malam kamu pulang jam berapa?" tanya Irene.

"Jam 1 pagi. Pas aku pulang, mereka sudah tidur," sahut Chaeyoung.

Irene mengangguk paham "Sudah lama kita tidak menghabiskan waktu bersama,"

Chaeyoung tersenyum tipis "Jadwal kita berbeda si. Waktu aku pergi, kalian pulang. Waktu aku pulang, kalian yang pergi. Kita bahkan jarang bertemu walaupun kita tinggal bersama,"

"Kita pasti akan bertemu ketika acara pernikahan Jennie," balas Irene.

"Eonnie benar. Ya sudah, aku berangkat duluan ya Eon,"

"Fighting Chae!"

Chaeyoung terkekeh kecil sebelum melangkah pergi meninggalkan apartment.

Ceklekk

"Halo sayang!"

Baru saja membuka pintu apartment, Chaeyoung dikagetkan dengan sosok Limario yang sudah berdiri didepannya.

"Rio? Kamu kenapa kesini?" bingung Chaeyoung.

"Aku akan menemani kamu ke pengadilan," jelas Limario.

"Memangnya kamu tidak kerja?"

"Aku sudah mendapat izin libur. Si bapak ayam sudah ngomel tuh. Katanya dia butuh bantuan kita untuk acara pernikahannya nanti,"

Chaeyoung mengangguk paham "Aku bahkan belum ketemu sama Jennie Eonnie,"

"Jennie Nuna pasti sibuk menyipkan acara pernikahannya," sahut Limario.

"Eh, aku sudah telat!" seru Chaeyoung setelah melirik jam dipergelangan tangannya.

"Ayo berangkat sekarang," Limario langsung menggandeng Chaeyoung menuju kemobilnya.

*
*

Disisi lain, terlihatlah sosok Jisoo yang kelihatan memasuki sebuah agensi untuk bertemu tunangannya.

"Tuan Kim," sapa seorang staff ketika menyadari keberadaan Jisoo.

"Yunho Hyung. Sudah aku bilang, panggil aku Jisoo," protes Jisoo.

Yunho terkekeh "Baiklah-baiklah. Kamu kesini mau ketemu Jennie?"

"Iya Hyung. Apa Jennie sudah selesai pemotretan?"

"Belum. Kamu bisa masuk ke studionya. Sajangnim juga ada didalam,"

Jisoo mengangguk paham "Baiklah Hyung. Aku akan masuk,"

Setelah berpamitan, Jisoo akhirnya berjalan memasuki studio dimana tunangannya itu melakukan pemotretan.

Belum sempat kakinya melangkah memasuki studio, dia mendengar satu perbicaraan yang cukup serius membuat langkahnya terhenti.

"Jennie, ini satu-satunya peluang untuk bikin kamu lebih terkenal,"

"Sajangnim, ini bukan caranya. Lagian Sajangnim juga tahu kalau aku akan menikah. Tidak mungkin juga aku mengikuti keinginan Sajangnim untuk  melakukan media play,"

"Kamu bisa menunda pernikahan kamu itu. Kamu model yang berpotensi. Saya yakin karier kamu akan semakin meningkat jika kamu melakukan media play sama Vion. Dia idol yang cukup terkenal,"

"Di agensi ini masih ada banyak idol wanita. Kenapa harus aku? Aku disini hanya sebagai model. Mendingan Sajangnim jelaskan alasan yang sebenar! Kenapa harus aku?"

"Karena Vion suka sama kamu! Dia yang meminta agensinya sama agensi kita untuk melakukan media play ini!"

"Dan aku tidak suka sama dia! Aku sudah punya calon suami!"

"Kalau kamu tidak mengikuti arahan saya, mendingan kita batalkan saja semua kontrak kamu ini dan kamu bisa pergi dari agensi ini!"

"Baiklah! Mulai hari ini, aku sudah tidak ada kaitan sama kalian lagi!"

Dengan nafas yang memburu, Jennie berganjak keluar dari ruangan studio.

"Jisoo!?" kagetnya ketika melihat Jisoo yang berdiri didepan pintu ruangan studio.

Raut wajah Jisoo yang kelihatan datar itu membuat Jennie yakin kalau Jisoo mendengarkan semua perbicaraan tadi.

"Aku akan ngomong sama Sajangnim kamu itu," ujar Jisoo dengan serius.

"Jangan," halang Jennie "Dia bukan Sajangnim aku lagi. Ayo pergi," ajaknya menarik Jisoo pergi dari sana.

"Kamu serius sama keputusan kamu? Aku tidak masalah kalau kita harus menunda pernikahan kita asalkan kamu bisa mengejar impian kamu. Kamu tidak perlu melepaskan impian kamu demi aku," ujar Jisoo menatap Jennie dengan serius.

Namun Jennie menggeleng "Aku juga punya impian untuk membina keluarga bersama kamu. Soal ini kamu jangan khawatir. Masih banyak agensi diluar sana. Aku masih bisa menjadi model di agensi yang lain,"

"Kamu tidak akan menyesal?" tanya Jisoo.

"Aku akan menyesal jika aku melepaskan kamu,"

Jisoo tersenyum "Thank you," ujarnya mengusap kepala Jennie dengan haru.

*
*

Dengan wajah yang penuh senyuman, Chaeyoung berganjak keluar dari ruangan persidangan.

"Chaeng, selamat!" ujar Limario memeluk pacarnya itu.

"Aku menang Rio! Akhirnya aku berjaya menyelesaikan kasus Nyonya Hanjoo!" seru Chaeyoung dengan antuasis.

"Kamu hebat!" puji Limario "Aku bahkan takut ngelihat wajah serius kamu tadi,"

Chaeyoung terkekeh kecil "Makanya jangan bikin aku marah. Aku bisa menjadi sosok yang lebih menyeramkam jika kamu memancing emosi aku,"

"Yeah, i know," balas Limario ikut terkekeh.

"Chaeyoung-ssi," Pak Yang menghampiri Chaeyoung.

"Iya Pak," sahut Chaeyoung.

"Selamat. Kamu berjaya menyelesaikan kasus ini," ujar Pak Yang.

"Terima kasih Pak," ujar Chaeyoung dengan senyuman.

"Seperti yang kamu inginkan, saya sudah menandatangani surat untuk kamu mendapatkan izin libur. Selamat menikmati libur kamu,"

"Terima kasih Pak," Chaeyoung membungkuk dengan sopan.

Akhirnya dia mendapat izin libur dan itu artinya dia bisa membantu Jennie untuk menguruskan acara pernikahan.










Nahkan, mobilnya sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nahkan, mobilnya sama. Warnanya saja yang beda 🤍🖤

Si kembar memang soulmate 🥺



Tekan
   👇

Sacrifice of Love✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang