01.34

3 2 0
                                    


dipenghujung waktu tidur, seorang gadis yang tengah  berdiri tepat di belakang birai balkon menatap datar langit yang gelap gulita. sebuah mobil sedan hitam melaju tepat saat mata gadis itu beralih, mobil yang sangat ia kenali itu pergi dari jangkauan matanya. menghilang bersama harapan yang ia langitkan beberapa menit yang lalu.

ia lupa mengapa pukul dini hari ia masih termenung di balkon ini, ia lupa seberapa ia ingin menumpahkan sakitnya lewat air mata, namun yang jelas ia ingin terlihat tegar entah untuk apa dan siapa.

pintu kamarnya terbuka sesaat setelahnya, menampilkan wanita setengah baya dengan keadaan kacau. sangat kacau hingga gadis itu hampir tak mengenali. wanita itu hanya diam dan mulai mendekat tepat dimana putrinya berdiri tampak kokoh, meski ia tau bahwa jiwa putrinya tengah hancur sama seperti perasaanya.

kayra membeku, bolehkah ia sedikit di izinkan untuk mendekap mama nya lebih lama lagi? bolehkah ia di izinkan menyuarakan semua kegelisahan nya.

aku ngga sekuat itu mama..

aku juga cape..

aku juga putri mama bukan?

namun sayangnya kalimat itu hanya mengudara di benaknya, ia tak sanggup untuk berkata sekedar untuk melepas segala sesak yang ia tahan sedari pagi.

"maafkan mama kayra.. "

hancur sudah pertahanan yang ia bangun selama ini, dengan susah payah kayra mengapai bahu mamanya. lalu membisikan kalimat bohong bahwa ia tidak apa sendiri, tidak apa tampa siapapun, termaksuk mamanya sekalipun.

"mama boleh pergi.. doa baik untuk mama, "

"dan juga papa. "















the beloved sword of liesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang