𝟎𝟎. 𝐭𝐨𝐝𝐚𝐲 𝐢𝐬 𝐲𝐨𝐮𝐫 𝐛𝐢𝐫𝐭𝐡𝐝𝐚𝐲, 𝐒𝐨𝐩𝐚𝐧.

52 6 9
                                    



00.00
29 Juli 20xx

Sepi, Sunyi, Tidak ada interaksi lagi di ruangan itu. Sopan, sang penghuni ruangan masih senantiasa bercengkrama dengan komputer kesayangannya untuk menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk belakangan ini. Sudah terhitung hampir sebulan ia pulang terlambat atau bahkan tidak pulang.

'Selamat Ulang tahun!'  Notifikasi headphone nya berhasil menarik atensi sopan, mengulurkan tangannya untuk mengambil benda persegi panjang itu.

"Ulang tahun?" Sopan melikirk ks kalender di meja kerjanya. Ah... Benar. Hari ini tanggal 29 Juli, Hari kelahirannya. Sopan menyenderkan tubuhnya sembari merenggangkan otot karna hampir seharian ia tak berpaling dari meja itu.

Sopan ingat, sangat ingat. Setiap tahun di tanggal 29 Juli ini adalah hari yang hangat, dulu sih.



"Selamat ulangtahun, Sopan."

Ya, Sopan ingat itu. Tahun pertama pernikahannya, ia terkekeh geli saat layar ponsel itu di usap untuk membawanya mengingat memori-memori indah yang tersimpan rapi di galeri headphonenya.



"Sayang! Selamat ulang tahun~"

Sopan ingat ini. Tahun kedua mereka menikah. Sopan ingat saat sang istri menjemput dirinya di kantor dan membawanya ke salah satu restoran mewah untuk merayakan ulang tahunnya.



"Sopan selamat ulangtahun! khaize, ayo ucapkan selamat ulang tahun untuk ayahmu"

Tahun ketiga pernikahan mereka, Sopan ingat saat sang istri meminta izin kepadanya untuk mengadopsi anak yang terlantar di bawa pohon yang menurut warga sekitar kalau pohon itu banyak penghuninya. Sopan bahkan sempat berpikir kalau anakyang diadopsi oleh istrinta ini adalah anak kuntilanak.



"Selamat ulang tahun Sopan, Nana nitip ini buat kamu"

Kali ini bukan sang istri yaneg mengucapkannya, melainkan sang ipar. Sopan ingat waktu itu sang istri sedang mengandung anak mereka, Tapi kenapa ia menitipkan kado ke sang ipar kalau nanti dirumah mereka masih bertemu? pikir Sopan. Senyuman terukir saat tas bekal itu di buka, hal yang pertama ia lihat adalah hasil USG anak kembar mereka di atas wadah bekalnya. oh sungguh Sopan tidak mengira bahwa sang istri akan mengirimkannya bekal hari ini, padahal Sopan sudah melarangnya untuk berkutat dengan dapur saat sedang hamil.



"Sopan maaf kamu juga ikut kerepotan.. padahal hari ini, hari ulang tahun mu.. Selamat ulang tahun..."

Sopan ingat saat itu, sangat ingat saat mereka pertama kali menjadi orang tua,  Orang tua dalam istilanya benar benar mengurus bayi yang baru saja lahir. Sungguh rasa lelahnya menambah berkali-kali lipat dari biasanya. Namun tak apa, Karna ini termaksud momen langkah, saat mereka terbangun di tengah malam karna si kembar yang menangis. Tentu saja Sopan turut membantu sang istri, toh dia yang buat juga.




"Yayahh yaaa uaann auungg yaahh ? naaa!! nalaa yyaann llaann yaahh yaahh uaannn aauunnng!"

Sopan ingat dan terkekeh geli. Tahun itu, Tahun dimana si kembar mulai berbicara dan berjalan, bahkan anak sulung dan istrinya sempat kewalahan mengurus si kembar yang sangat aktif berjalan kesana kemari. Ada satu waktu salah satu anak kembarnya di nyatakan hilang, bahkan sang istri yang terlampau panik ingin menelpon polisi, Tapi siapa sangka kalau putrinya ada di dalam lemari pakaiannyanya sendiri. Astaga Sopan tertawa mengingat momen itu.




"Papi!! selamat ulang tahun! ini hadiah dari khai, nala sama Ale!"

Hari itu, sang istri mengusulkan untuk merayakan hari spesial dirinya di pantai. Saat sedang menikmati desiran angin, Sopan terpanjat kaget melihat ketiga anaknya sudah ketempelan rumput laut. Si sulung hanya bisa menampilkan cengiran khasnya sambil mengulurkan tangan menunjukan betapa cantik kerang yang mereka pungut untuk di berikan kepadanya sebagai hadiah. Kerang tersebut disimpan baik baik oleh Sopan dimeja kerjanya, baik di kantor ataupun dirumah.




𝐒𝐨𝐩𝐍𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang