Part 1(Awal audisi)

650 14 0
                                    

1 Tahun yang lalu...

Seorang Anak remaja laki laki memakai baju flanel sedang duduk di tengah-tengah kerumunan banyak orang yang sama-sama menunggu giliran untuk masuk kedalam Ruang audisi.

Anak remaja itu bernama Angin,ia berasal dari kota Medan tapi sudah lama tinggal di Priuk Jakarta,kedua orang tua angin memutuskan untuk pindah dari kota Medan ke kota jakarta karena ingin mengadu nasib di kota jakarta.

Angin memiliki kepribadian yang sedikit berbeda dengan Anak remaja lainnya karena Angin memiliki sifat introvert (Pendiem,susah bergaul) jadi ia lebih suka menyendiri di bandingkan bergaul dengan orang-orang di sekitarnya.

***

Sepanjang berjalannya waktu, akhirnya giliran Angin di panggil untuk masuk kedalam Ruang audisi, dengan Rasa gugup dan sedikit gelisah Angin mencoba untuk Rileks (agar tidak terlalu kelihatan kalau ia sedang gugup).
"Berkati aku Tuhan..." Gumamnya.

(Skip ruang audisi)

Akhirnya dengan percaya diri Angin berhasil tampil di depan jugdes,dengan tampil memukau ia berhasil mendapatkan Golden Tiket,walaupun masih banyak masukan dari jugdes tidak membuat angin putus asa justru masukan tersebut akan selalu ia ingat dan akan ia jadikan sebagai motivasi agar bisa tampil lebih baik lagi.

Dengan bangga dan senang ia segera bergegas pulang untuk memberitahukan bahwa ia lolos audisi dan mendapatkan Golden tiket.

***

Sesampainya di rumah dirumah Angin di sambut hangat oleh keluarganya (yang sudah lama menunggu kabar darinya).

Angin membuka pintu "tok tok tok...", Angin membuka pintu dan melihat keluarganya sudah berkumpul di ruang tamu,dengan bangga dan senang ia berlari dan berteriak "Mak pak...".

"Angin lolos angin berhasil mendapatkan Golden Tiket " Ucapnya sambil menangis terharu.

Kedua orang tuanya,dan 3 saudaranya memberikan selamat kepada Angin "Selamat ya banggg... Mamak Bapak bangga sama Abang semoga kedepannya Abang bisa lebih semangat lagi untuk mencapai impian Abang sebagai penyanyi Roker impian Abang dan jangan sia-siakan kesempatan ini ya bang" Ucap kedua orang tuanya sambil memeluk Angin menangis terharu.

"Terimakasih Doanya Mak Pak Angin janji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini" Ucap angin dengan gembira.

"Selamat bang Angin... Diva bangga sama Abang" Ucap adik kesayangannya.

"Terimakasih dek, doain Abang terus ya" Ucap angin sambil memeluk Diva.

Kedua Abang angin juga memberikan selamat kepada angin" Selamat Dek... Kami berdua juga bangga sama kamu,Abang doakan yang terbaik buat kamu" Ucap kedua abangnya sambil memeluk Angin dan menangis terharu.

"Terimakasih" Ucap angin.



Bersambung...

Angin yang merindukan Rindu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang