MANNEQUIN - 23🔗

51 32 0
                                    

▄▀▄HAPPY READING▄▀▄▀

🦋🦋🦋

Bulan bersinar terang di tengah malam itu, gonggongan suara anjing saling menyaut entah berasal dari mana. Namun, tidak satupun orang yang terusik dengan gonggongan itu. Terlihat sosok Baekhyun muncul di luar tenda tempat Sohyun tertidur.

Sosok Baekhyun melangkah menembus tenda itu dan masuk ke dalam, tempat empat gadis sedang tertidur pulas. Ia menatap seorang gadis yang tidur di pinggir tenda dengan tatapan sulit diartikan.

Sosok itu melayang berpindah tepat berhadapan dengan gadisnya.

"Aku butuh energi baru, malam ini energi spiritual sangat besar membuat sekujur tubuhku melemah," ucapnya sambil menatap gadisnya yang tertidur pulas.

Baekhyun menyentuh bibir lembut gadis itu, tidak hanya itu, ia melumatnya dengan kasar. Anehnya, Sohyun tidak terusik dengan kegiatan yang dilakukan oleh Baekhyun. Sosok itu melepaskan tautan bibirnya dari bibir manis Sohyun.

"Manis," ucapnya seraya tersenyum. Energinya bertambah dan tubuhnya merasa lebih baik.

Baekhyun sekarang berada di samping Sohyun. "Sebagai gantinya, aku akan menyembuhkan lukamu." Setelah mengucapkan itu, pergelangan kaki Sohyun yang membiru seketika sembuh.

"Sampai jumpa lagi," bayangan sosok itu menghilang bagaikan angin.

🦋🦋🦋

Pagi itu, cahaya matahari menerobos masuk melalui celah-celah tenda. Sohyun merasakan kehangatan sinar matahari yang perlahan menghangatkan tubuhnya. Setelah berhasil membangunkan teman-temannya, mereka semua perlahan-lahan mulai tersadar dari kantuk mereka.

Sera, masih setengah tertidur, menggaruk-garuk kepalanya sambil berusaha merapikan rambut yang berantakan. "Astaga, bagaimana bisa aku tertidur sangat nyenyak sekali padahal tidak ada bantal guling kesayanganku," gumamnya, sambil meregangkan tubuh.

Kristal masih memegang ponselnya dengan raut wajah bingung. "Kenapa alarm ponselku tidak berbunyi? Padahal kemarin aku sudah menyetelnya," gumamnya sambil terus mengotak-atik ponselnya.

"Ada apa, Kristal?" tanya Yerin yang memperhatikan kebingungan Kristal.

Kristal mendongak dan menjawab, "Kemarin aku sudah menyetel alarm di ponselku, tapi anehnya alarmnya tidak berbunyi."

"Mungkin alarm-mu error kali," ujar Yerin dengan nada santai.

Tidak mungkin, gumam Kristal dalam hati. "Eoh, lupakan saja," katanya sambil mencoba menenangkan diri.

Sementara itu, Sohyun baru tersadar bahwa pergelangan kaki kirinya tidak lagi membiru dan tidak terasa sakit. Ia merasa aneh, tidak mungkin bekas membiru itu hilang begitu cepat. Sangat aneh, pikirnya.

"Sohyun, pergelangan kakimu bagaimana?" tanya Minjeong dengan perhatian.

"Sudah sembuh, Minjeong. Lihatlah, bekas membirunya hilang," jawab Sohyun sambil menunjukkan pergelangan kakinya.

Minjeong mengerutkan dahinya, "Kok cepat banget hilangnya? Eh, tapi syukurlah kalau kakimu tidak sakit lagi."

"Mungkin itu obat dari Dokter Sion yang manjur jadi cepat sembuh," celetuk Sera yang sejak tadi menyimak perbincangan Sohyun dan Minjeong.

Sohyun dan Minjeong saling mengangguk setuju. "Benar, mungkin obat itu yang bikin pergelangan kakiku cepat sembuh," ujar Sohyun.

.
.
.

Malam harinya, seluruh siswa kembali berkumpul di tengah lapangan untuk penutupan acara perkemahan ini. Sohyun dan timnya sudah duduk berdasarkan kelompok masing-masing. Pembukaan acara dimulai dengan sambutan dari ketua pembina camping, Pak Kim.

MANNEQUIN [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang