tentang perasaan

230 36 4
                                    

Tiga minggu sudah Lova bekerja di anandyra dan selama itu juga Pansa selalu datang lebih cepat kesana, satu alasan yang pasti adalah ia ingin melihat Lova lebih lama. Rasa kagumnya pada Lova semenjak hari itu semakin lama semakin bertambah entah benar atau salah tapi itu yang Pansa rasakan. Aneh memang segampang ini hal itu ia rasakan apalagi dengan orang yang baru ia kenal seperti Lova sebelumnya ia tak pernah seperti ini, banyak pertanyaan sebenarnya yang muncul dalam benak Pansa tentang semua ini tapi ia masih belum menemukan jawaban pastinya yang ia lakukan sekarang adalah membiarkan hatinya menuntun apapun yang ingin ia lakukan untuk Lova

Seperti hari minggu itu kebetulan Pansa ada meeting bersama kliennya di kantornya yang lain perusahaan yang bergerak di bidang advertising dan sudah cukup banyak klien yang memakai perusahaan miliknya itu untuk kebutuhan mereka meski mungkin perusahaannya belum sebesar milik orang lain

Pansa datang ke Anandyra setengah jam sebelum tutup dan di sana ia mendapati Lova dan Calvin yang sedang membereskan coffee shop karena sudah tidak ada lagi konsumen disana sementara Aryan sudah terlebih dulu memberitahu Pansa bahwa ia pulang lebih dulu karena ada urusan mendadak

"Kalian sudah mau pulang...? " Tanya Pansa pada Calvin dan Lova

"Sebentar lagi bu...apa mau saya siapkan minuman dulu" Ucap Calvin

"Gak perlu nanti saya ambil sendiri...kamu cepet beresin aja biar kalian bisa cepet pulang..."

"Baik bu..."

Pansa pun masih berada di Anandyra menunggu Lova dan Calvin beres dengan pekerjaannya sementara ia sendiri sedang mengecek laporan pendapatan hari ini dan cukup puas dengan hasil di hari ini yang semakin meningkat dari hari-hari sebelumnya

Pansa menyunggingkan senyumnya melihat hasil laporan itu dan tanpa disadari Lova berdiri tepat di kursi dimana Pansa sedang duduk

"Manis... " Ucap Lova pelan tanpa sadar

Lova menutup mulutnya ia benar-benar tak habis pikir bisa mengatakan hal itu

Pansa mendongakkan kepalanya mendengar suara Lova

"Apanya yang manis Va...? "

Lova mendadak menjadi orang yang salah tingkah bingung menjawab pertanyaan Pansa

"Emm...itu...emm...apa...itu... " Lova menjawab dengan terbata dan beberapa kali mengalihkan pandangannya ke sembarangan arah

Pansa dibuat terkekeh melihat kelakuan Lova
"Va...kamu kenapa sih? Lucu banget tahu,kikuk gak jelas gitu..."

"Ehh...itu...apa...gak apa-apa"

Pansa semakin dibuat terbahak mendengar ucapan Lova

"Gak usah salting gitu dong..." Goda Pansa

"Nggak...siapa yang salting aku gak salting kok beneran...sumpah deh" Lova masih saja melakukan hal yang sebenarnya tidak perlu ia lakukan tapi pada kenyataannya itu adalah cara ampuh untuk menutupi rasa malunya

Pansa menggelengkan kepalanya oleh kelakuan Lova yang semakin tidak karuan

"Yaudah kalau nggak...oh iya kamu udah beres...kalau udah kamu bisa pulang biar Calvin yang tutup tempat nya dia yang bawa kuncinya...besok kamu off kan..."

"Iya udah beres sebenarnya aku mau pamitan sama bu pansa..."

"Gak usah manggil aku ibu bisa gak...berasa tua banget aku, kita cuma beda empat tahun lo Va...panggil nama aja gak apa-apa"

"Tapi kan kamu boss aku...gak sopan aja kalau manggil nama aja...gak enak juga sama Calvin dia manggil kamu bu masa iya aku cuma nama aja"

"Ya nggak apa-apa beda sama Calvin juga ini kan kamu bukan dia...pokoknya jangan panggil ibu ya...agak gimana gitu dengernya"

ARAH LAIN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang