akhir...?

377 41 26
                                    

Sudah tiga bulan semenjak Lova tahu jika Pansa adalah kakak kandungnya ia masih merasa jika itu hanya sebuah mimpi, cukup sulit baginya untuk benar-benar merubah rasa cinta yang ia punya untuk Pansa karena semenjak semua kebenaran terungkap sikap baik kakaknya itu tak berubah padanya malah semakin bertambah

Tapi tiga bulan selanjutnya makin lama ia mulai mencoba terbiasa menerima setidaknya hubungannya dengan Pansa tidak akan pernah berakhir karena bagaimanapun hubungan darah itu sangat kuat

Seperti malam itu mereka sedang bersantai di ruang tengah di apartemen

"Kakak mau kamu urusin Anandyra sepenuhnya mulai sekarang...Kamu gak perlu khawatir bakal gak bisa...Aryan masih disana dia bakal bimbing kamu sampe kamu paham gimana keadaan coffee shop...jangan nolak ya" Jelas Pansa

"Loh kok aku...itu kan punya kakak lagian aku masih menikmati posisi kerjaan aku yang sekarang disana..." Tolak Lova

"Kamu lupa...kamu sekarang tahu kan kalau kita ini saudara kandung itu artinya apa yang aku punya itu milik kamu juga...lagian kalau kamu pegang coffee shop kakak bisa lebih fokus ngebesarin Lavooisa "

"Tapi kak...."

"Gak ada tapi-tapian...nurut aja oke"

"Kok sekarang kamu sekarang maksaan ya...pas dulu nggak gini deh perasaan"

"Dulu kan kebanyakan ngalah sekarang nggak..."

"Oh gitu...jadi dulu tuh kepaksa ya..." Wajah Lova berubah kesal

sementara Pansa hanya bisa tersenyum ia acak pelan rambut adiknya itu

"Gak usah diacak juga rambutnya bisa nggak...berantakan lagi kan kak...kenapa sekarang jahil juga sih...nyebelin tahu" Lova memanyunkan bibirnya

sungguh bahagia bagi Pansa bisa melihat Lova seperti itu

"Ya kan beda cerita kalau sekarang...lagian dulu tuh ya aku kan jadi adek yang selalu di jahilin kak Namtan, nah karena sekarang posisinya aku yang jadi kakak...aku bisa juga ternyata ngerasain jahilin adek tuh gimana...emang seru ternyata..." Pansa terkekeh pelan

"Dihhh...malah seneng, awas aja kalau jahil lagi...aku ngambek...gak akan aku maafin" Lova menyilangkan kedua tangannya di dada

"Gimana ya...nanti deh di pikir-pikir lagi soalnya udah nyaman kakak tuh ngejahilin kamu..."

"Emang ada aneh nya juga nih orang satu...ketutup aja sama sifatnya yang baik banget...tapi ternyata nyebelinnya kebangetan juga"

Pansa tertawa lepas ia lalu merangkul adiknya yang sedang merajuk itu

"Iya nggak jahil lagi...tapi tergantung sikon aja sih...soalnya aku happy ngerjain kamu tahu...bagus loh buat kesehatan mental kalau banyak happy nya"

"Situ happy yang sini kesel..."sambil menunjuk dirinya

Pansa benar-benar dibuat tak berhenti tertawa mendengar Lova yang selalu memiliki jawaban atas perkataannya

"Yaudah biar gak kesel lagi kamu mau apa sekarang"

"Kita jalan yuk...nonton atau makan apa gitu yang aneh-aneh"

"Boleh...tapi nanti sambil cerita-cerita ya...kakak pengen tahu tentang mendiang ayah sama ibu"

"Boleh kak...yang pasti nih ya yang bisa aku sedikit gambarin kakak tuh sama baiknya kaya ayah..."

Pansa mengangguk"hmmm...gitu ya..."

Tak lama mereka segera menuju bioskop di sebuah mall dan setibanya di sana mereka malah berdebat kecil gara-gara hal yang sebenarnya tidak perlu

"Nonton horor lagi aja ya..." Tawar Pansa

ARAH LAIN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang