denganmu tapi bukan untuk bersama

213 34 28
                                    

Hari itu Pansa akan segera kembali ke Jakarta ia diantar oleh June dan Namtan, jika ada yang bisa menebak bagaimana perasaan Pansa saat ini maka jawabannya jelas bahwa ia tak baik-baik saja setelah semua hal yang Namtan ceritakan. Pikirannya terus berkecamuk dengan segala hal yang harus ia hadapi setelah semua ini

"Sa...lo baik-baik aja kan..." Namtan menepuk pelan bahu adiknya itu karena terlihat melamun saat ia panggil

Pansa menoleh ke arah Namtan dan memaksakan dirinya untuk tersenyum padahal memang keadaannya tidak baik saat ini
"Iya...tenang aja kak, gue gak apa-apa kok...gak usah khawatir"

"Ga usah bohong sama gue...kita ini udah saling tahu dari kecil...gue hapal banget semua kelakuan lo Sa...belajar buat lebih ikhlas ya...walaupun memang kenyataannya sulit"

"Kelihatan banget emangnya ya kak...kalau gue bohong"

"Banget...gue cuma mau minta maaf sama lo sampe bikin lo kaya gini...tapi kalau gue gak ngomong semua itu sekarang kapan lagi...sebelum hubungan lo lebih jauh sama Lova"

"Gue cuma gak habis pikir aja...kenapa harus dia...gue seneng kok setidaknya gue masih bisa sama-sama tapi rasanya bakal beda aja...harus ada perasaan yang gue kubur jauh-jauh...masalahnya apa gue bisa? "

"Kalian akan tetap sama-sama hanya status aja yang berbeda..."

"Gue cuma gak mau nyakitin dia kalau gue jujur...tapi kalau nggak dia juga akan semakin sakit...setelah dia wisuda hari sabtu nanti kayaknya gue bakal ceritain semuanya..."

"Lo langsung ke apartemen pulangnya atau gimana? "

"Nggak...gue bakal ke rumah...gue gak sanggup lihat Lova sekarang...keadaan gue belum bener-bener stabil kak...gue juga mau mempersiapkan keberanian gue buat jujur ke Lova"

"Gue yakin lo pasti bisa..."

Pansa hanya tersenyum menimpali ucapan Namtan, sungguh dirinya saat benar-benar tidak baik-baik saja...
-
-
-
-
-

Butuh waktu satu setengah jam akhirnya Pansa mendarat dengan selamat di Jakarta, hal pertama yang ia lakukan adalah menghubungi Aryan dan memintanya untuk bertemu di rumah miliknya pada sore hari

"Lo pulang kesini gak bilang-bilang sama gue Sa, tahu-tahu udah nyampe sini aja...tumben lagi lo gak langsung ke coffee shop malah janjian di rumah lo gak di apartemen kaya biasanya" Tanya Aryan penasaran

"Urusan Lavooisa kelar lebih cepet dari perkiraan dan ya...gue bisa balik ke sini sekarang...sebenarnya ada hal yang pengen gue omongin sama lo"

"Lo mau ngomongin apaan...muka lo serius banget"

"Gue akhirnya ketemu kak Namtan di sana"

"Yang bener lo...lo gak becanda kan Sa?" Aryan memasang wajah tak percaya

"Gue gak becanda yan...gue juga kaget campur seneng banget akhirnya penantian lima tahun gue berakhir bahagia bisa ketemu dia...tapi..." Pansa menggantungkan ucapannya

"Tapi apa Sa? "

"Tapi bahagianya bawa duka juga buat gue"

"Bentar-bentar...bahagia tapi duka maksudnya gimana sih...jangan bikin gue bingung gini bisa nggak"

"Gue bakal ceritain semuanya sama lo..."

Pansa mulai menceritakan apa yang terjadi ketika ia bisa bertemu dengan Namtan dan segala hal yang Namtan katakan padanya

Flashback on

"Lo bukan adik kandung gue Sa..."

Mendengar ucapan itu Pansa benar-benar dibuat terkejut bukan main

ARAH LAIN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang