Keesokan harinya baik Lova maupun Pansa melakukan aktivitas nya masing-masing, Lova sudah mulai datang ke Anandyra dengan mengendarai motornya yang telah selesai di perbaiki semakin sore keadaan coffee shop semakin ramai
Sementara Pansa kini masih berada di Lavooisa kantor advertising miliknya kebetulan baru saja ia menandatangani kesepakatan kerja sama dari investor baru hal yang bisa membuat kantornya lebih maju lagi kedepannya
Namun ada hal yang tak biasa dari raut wajah perempuan itu kejadian semalam jelas menganggu pikirannya bagaimana tidak ia benar-benar dibuat tak habis pikir dengan keinginan orang tuanya"Lo gak apa-apa Sa...? " Tanya June teman sekaligus asistennya di Lavooisa
"Gak apa-apa kok emang gue kenapa June"
"Dihhh malah balik nanya...lo gak nyadar ya sepanjang meeting tadi lo keliatan lagi mikirin sesuatu...kaya gak fokus gitu, untung tadi pak Kevin gak notice lo bisa berabe kita gak dapet kesepakatan kerja sama tadi" Jelas June
"Emang iya ya...? "
"Iya banget Pansa...ada apa sih...lo mau cerita sama gue gak, ya siapa tahu bisa dikit ngurangin beban pikiran lo"
"Gak ada apa-apa sih...mungkin gue cuma kecapean aja...soalnya hari minggu kemaren gue banyak keperluan" Bohong Pansa
"Yaudah kalau gitu...gue balik ke ruangan gue dulu ya"
"Iya..."
June adalah anak dari Radin Farabi pengacara pribadi kakeknya Pansa, mendiang Ramon Artadira meski Ia mengenal June cukup lama namun tak semua hal bisa ia ceritakan padanya tak seperti saat ia bersama Aryan sahabatnya segala sesuatunya tak ada yang ia rahasiakan , karena pastinya jika ia bercerita pada June pasti akan sampai ke kakeknya kala itu
Pukul 16.00 Pansa meninggalkan Lavooisa dan segera menuju ke coffee shop,sesampainya disana ia langsung menuju lantai dua dimana ruangannya dan Aryan berada dan tanpa menyapa Lova yang beberapa saat lalu berpapasan dengannya sesaat hal itu membuat Lova bertanya-tanya namun ia hilangkan pikiran negatifnya dan kembali dengan aktifitas nya
Aryan merasakan ada yang berbeda dari Pansa ia sangat tahu betul jika sahabatnya itu pasti sedang tidak baik-baik saja, hingga akhirnya ia beranikan diri untuk bertanya
"Lo gak apa-apa kan Sa? " Tanya Aryan penasaran
"Gak apa-apa kayanya" Jawab Pansa sekenanya
"Bener nih lo gak mau cerita? jangan lo pendem sendiri Sa"
Pansa terdiam sejenak ia menimbang untuk menceritakan pada Aryan atau tidak tentang kejadian semalam
"Hidup gue keliatannya enak-enak aja kan Yan...tapi banyak hal yang gak ngenakin yang terjadi sama hidup gue yang orang lain gak akan tahu"
Aryan paham arah pembicara Pansa kemana ia cukup tahu masalah apa yang dialami sahabatnya itu selama ini
"Orang tua lo lagi ya Sa...? " Tebak Aryan
"Iya...gue nemuin mereka semalem dan ya seperti biasa berakhir gak baik"
Pansa menceritakan semua yang terjadi padanya semalam saat menemui orang tuanya juga keinginan gila orang tuanya yang gak akan pernah ia turuti
"Lukanya kebuka lagi...gue capek setiap hal yang berhubungan sama ortu gue selalu berujung gak baik...lo tahu kan sesakit apa yang gue rasain...dunia gue selalu berputar di masalah itu dan yang selalu gue sesali sampai detik ini kenapa harus orang tua gue yang jadi titik awal masalahnya" Lirih Pansa
Aryan mendekat ke arah Pansa lalu memegang kedua pundaknya untuk menguatkan sahabatnya itu
"Gua tahu sakit yang lo rasain Sa...mungkin kalau gue di posisi lo gak bakal sekuat lo..."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARAH LAIN (END)
Fiksi Penggemar"Sebenarnya aku tahu arahnya kemana kisah ini, tapi setidaknya bisa menghabiskan waktu bersamamu sebelum semuanya berakhir itu sudah lebih dari cukup" PANSA ANANDYRA "Harus apa? Bagaimana? Entah aku pun belum menemukan jawabannya...dia baik bahkan t...