Rumah Nomor 13 Xianmen Road
11.00 PM
"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Wang Yibo, mengeratkan genggamannya pada tangan Xiao Zhan.
Setelah susah payah, ia berhasil membawa tubuh lemas Xiao Zhan ke satu kamar tidur di lantai utama yang terlihat jarang digunakan. Debu tipis melapisi beberapa perabotan di dalamnya, tetapi Yibo tidak sempat membersihkan debu di atas tempat tidur. Listrik masih belum menyala sehingga ia hanya bisa mengandalkan cahaya dari senter kecilnya. Dia duduk di tepi ranjang, di samping Xiao Zhan. Perlu beberapa detik untuk menyadari bahwa dia berbicara dengan seseorang yang masih belum sepenuhnya sadar, yang telah menjadi sangat pucat sehingga kulitnya memiliki kilau kebiruan.
"Semua ini seharusnya tidak nyata," bisiknya lagi.
Yibo meremas jemari Xiao Zhan, merasakan jari-jari dingin itu sesaat bereaksi dengan gerakan kecil.
"Kau sudah sadar?" Yibo memeriksa suhu tubuh, denyut nadi dan meneliti dada Xiao Zhan yang naik turun. Seperti ia lihat di awal, semua nampak normal. Gejala kerasukan tidak akan bisa diidentifikasi dengan peralatan maupun suhu tubuh. Paling tidak ia bisa meneliti tanda-tanda dan gerak gerik pemuda itu. Dia hanya berharap semoga kali ini Xiao Zhan bisa melawan entitas jahat yang ingin menguasai tubuhnya.
Xiao Zhan membuka mata perlahan-lahan. Dalam keremangan, sepasang bola mata hitam sebening kristal memancarkan kilau indah meski sedikit suram. Sesaat, Yibo baru menyadari bahwa mata pemuda ini sangat indah, bahkan dalam kondisi wajah yang paling pucat sekali pun.
"Kau lihat aku?" bisik Yibo, menggerakkan dua jari di depan wajah Xiao Zhan.
"Kau bisa mengenali angka berapa ini?"
Ia hanya memeriksa apakah pemuda ini bisa mengenali sesuatu dengan normal. Jawaban yang meluncur perlahan dari bibir Xiao Zhan membuatnya menghembuskan napas lega.
"Dua."
Sejurus kemudian, Xiao Zhan melirik ke arah petugas polisi tampan di sisinya. Malam penuh kengerian dan hening yang mencekam tak pernah bisa menjadi berkat bagi dua orang yang terjebak bersama-sama dalam rumah berhantu. Seharusnya tidak. Seharusnya mereka ketakutan. Tetapi dalam detik yang singkat, keduanya berpandangan dengan sensasi aneh. Di satu sisi, Xiao Zhan penuh dengan rasa takut sekaligus penuh terima kasih karena seseorang bertekad bertahan di sisinya dalam kegelapan. Di sisi lain Wang Yibo merasakan empati yang berlebih. Dia merasa harus menolong pemuda ini hingga semua teror gaib berakhir.
"Kau ingat? Kita pernah bertemu sebelumnya. Saat itu mobilmu menghalangi jalan."
Xiao Zhan berkedip, mengamati wajah tampan di dekatnya.
"Benarkah?"
Wang Yibo mengangguk. "Aku Wang Yibo, polisi yang bertugas di divisi patroli. Boleh aku tahu namamu?"
"Xiao Zhan." Yang ditanya menjawab lemah.
"Kau ingin minum? Aku akan mengambil air ke dapur," ujar Yibo, mematahkan kontak mata mereka.
Xiao Zhan memang merasa seluruh tubuhnya kering dan lemas. Tetapi rasa takut menekan hausnya. Ia menggeleng dengan sorot mata cemas. "Jangan pergi ke mana pun," ia memohon.
"Tidak akan lama, aku meletakkan senter di dekatmu."
"Tidak." Xiao Zhan mencengkeram pergelangan tangan Yibo.
"Jangan tinggalkan aku," lirihnya, nyaris frustasi. "Roh jahat itu pasti akan menggangguku lagi."
Ini awal yang tepat bagi Wang Yibo untuk mengorek informasi. Dia sudah menghubungi Jackson, tetapi rekannya belum menghubungi kembali. Dalam situasi genting tadi, sebenarnya ia hanya menduga-duga apa yang terjadi. Kini, Xiao Zhan bisa berkomunikasi dengan normal. Mungkin ia akan menjelaskan apa yang selama ini menimpanya, dan atas alasan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mist of Valentine (End Pdf)
FanfictionDi malam valentine yang berkabut, Wang Yibo tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang polisi patroli. Satu telepon darurat menuntunnya datang ke satu rumah di mana ia menemukan seorang pemuda bernama Xiao Zhan yang dirasuki roh gentayangan. Bagaima...