Wang Yibo menatap wajah pemuda yang baru saja siuman. Sorot matanya kosong dan jauh, menatap tanpa arah. Seketika, perasaan ganjil menyelimutinya lagi, dia yakin roh gentayangan ada di suatu sudut di rumah ini. Dia hanya belum melihatnya dengan jelas. Tetapi dia sedang bertugas sekarang dan dia menahan kecemasannya. Kini ia membantu Xiao Zhan duduk dan ia mulai mengajukan pertanyaan standar.
"Anda memanggil layanan darurat polisi? Tolong jelaskan apa yang terjadi?"
Jackson masih tertarik dengan benda-benda di atas meja, dengan enggan ia mundur dan menghampiri si penghuni rumah yang kini terduduk dalam posisi kaku dengan ekspresi tidak jelas.
Tidak mendapat tanggapan dari Xiao Zhan, Yibo menduga bahwa pemuda itu sedang dalam kondisi shock dan kacau akibat kejadian traumatis. Dia menggenggam pergelangan tangan Xiao Zhan yang terasa sedingin salju.
"Bung," ia menggoyang tangan itu yang bergerak tanpa perlawanan. Tangan pucat itu kurus dan menggantung lunglai, seolah tak bertenaga.
"Yibo, apa yang terjadi dengannya? Kenapa dia tidak bereaksi?" Jackson berjongkok dekat sofa, nyaris berbisik.
Wang Yibo pun sejujurnya belum sepenuhnya paham. Dia balas menatap sekilas, hanya menggeleng perlahan. Saat itu, tiba-tiba Xiao Zhan bereaksi tanpa diduga.
"Siapa kalian?" Melalui bibir tipis pucat itu, Xiao Zhan mulai mengatakan sesuatu dan saat itulah dia meraih tangan Wang Yibo dan menekuknya dengan kuat.
"Ahh..!"
Wang Yibo sedikit berteriak.
"Bung, apa yang kau lakukan?" Dia mulai memberontak, tetapi di luar dugaan, tenaga pemuda yang tampak sakit itu terasa kuat. Semuanya sulit untuk dipahami saat benak diliputi kabut kecemasan.
"Hei, lepaskan dia!"
Jackson entah bagaimana terbawa tegang dan cemas. Ini terjadi di luar logika, dalam situasi menegangkan yang absurd, tekanan udara dingin dan aura gelap yang mengepung mereka berdua.
"Mengapa kalian kemari?!"
Suara parau yang cukup ganjil menggemakan teror dalam ruangan itu, mengandung kemarahan dan rasa sakit, seakan terucap dari relung jiwa yang tersiksa. Disergap rasa terkejut yang luar biasa, keduanya menyadari bahwa suara yang keluar dari mulut Xiao Zhan mirip suara seorang perempuan.
Sesaat hanya ada keheningan total dan ketakutan mengepung mereka. Mungkin sepanjang sisa hidupnya, kedua petugas baru sekarang mengalami kejadian seaneh ini. Melihat wajah si penghuni rumah yang pucat pasi, matanya terbuka lebar dan berkaca-kaca di balik selaput kemerahan. Wang Yibo yakin jiwa pemuda itu mungkin tertekan, suara ganjil itu sendiri, lemah dan terkadang hanya memperdengarkan geraman pelan. Dia tahu ada entitas lain yang mencoba untuk mengambil semua kendali.
"Bung, kamu baik-baik saja?"
Lagi, geraman wanita yang menjawab, lalu Wang Yibo terkesiap kaget saat tubuh Xiao Zhan condong ke arahnya, merinding melihat sudut aneh yang terbentuk di bibirnya. Seringai seram.
Wang Yibo bergerak mundur. Ekspresi tegangnya kini sama dengan Jackson.
"Jackson, dia ... " ia tersengal, kengerian membuatnya cemas.
"Dia bukan jenis orang yang membutuhkan polisi," ia berbisik parau.
"Dia bukan jenis orang yang bisa kita selamatkan."
"Kau benar," gumam Jackson, tegang.
Rumah diselimuti energi gelap yang seolah menelan segalanya. Hujan masih mengguyur deras. Untuk sesaat keduanya tidak tahu harus berbuat apa. Wang Yibo mencoba melepas genggaman pemuda itu pada tangannya dan dalam satu gerakan tak terduga, pegangan dilepas secara kasar membuatnya mundur terhuyung-huyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mist of Valentine (End Pdf)
FanfictionDi malam valentine yang berkabut, Wang Yibo tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang polisi patroli. Satu telepon darurat menuntunnya datang ke satu rumah di mana ia menemukan seorang pemuda bernama Xiao Zhan yang dirasuki roh gentayangan. Bagaima...