Peduli Tai

5.1K 324 4
                                    

Memang waktu tidak bisa diulang, tapi gue bersyukur bisa ketemu sahabat sebaik dirinya.
-Narendra Aksel Dirgantara

Varo yang melihat interaksi Aksel dan Ken entah mengapa dadanya terasa sesak, seperti sesuatu sedang meremas hati kecilnya.

'Kenapa sakit ya? Liat dia lebih sayang sama yang lain'

"El..."

Aksel yang menyadari seseorang memanggilnya menoleh kearah sumber suara, dapat ia lihat abang ketiganya sedang berdiri didepan pintu memandang dirinya.

"Hmm?"

Varo terkejut melihat perubahan raut wajah Aksel, saat dia sedang berbincang dengan Ken raut wajahnya begitu ceria.

Namun apa? Saat menatap dirinya, Aksel seperti sangat membenci Varo. Mata tajam dan tatapan matanya yang tidak lagi berbinar membuat dada Varo terasa sesak.

"El? Masih ada yang sakit?"

Aksel memutar bola mata malas mendengar pertanyaan konyol dari Varo yang sayangnya abangnya itu.

"Pake nanya lu anjing! Yang namanya kecelakaan jelas sakit lah"

Degg..

Seakan berhenti berdetak, dada Varo terasa begitu sesak mendengar kata-kata yang dilontarkan Aksel untuknya. Sakit! Itulah kata yang tepat untuk Varo deskripsikan.

"El, jangan kasar gitu"

Ucapan seorang pemuda lain mengalihkan atensi Aksel dan Varo untuk memandang pemuda yang sedang duduk santai disofa ruang rawatnya.

"Lo siapa? Kok tau nama gue?"

Pemuda tadi tersenyum tipis dan mendekati brankar yang diduduki Aksel.

"Leo, Leonard Haival Bimantara"

"Hah?"

Leo terkekeh melihat reaksi yang diberikan Aksel. Sangat menggemaskan!

"Hahaha, lucu banget"

"Apasih anjing gajelas lu kek dora"

"Bukannya dora tuh sok tau ya el?"

Perkataan dari Ken membuat Aksel menatap tajam sang empu yang sayangnya malah terlihat lucu dimata mereka.

'Bagaimana bisa gue nyuekin adek selucu ini' Batin Varo sambil tersenyum tipis melihat interaksi adik bungsunya itu.

"Ckk orang gue kagak paham, udah tau otak gue lemot ngomongnya dikit doang mana paham gue"

Lagi-lagi mereka dibuat terkekeh mendengar lontaran kalimat yang Aksel berikan.

"Haha, nama gue Leo, Aksel. Inget itu ya"

Aksel hanya ber'oh' ria dan kembali memandang Varo yang masih setia berdiri didepan pintu ruangannya.

"Lo mau apa kesini? Mau liat gue mati?"

Varo tercengang mendengar kata yang keluar dari mulut manis adiknya itu.

Badboy Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang