"Ya, mau bagaimana lagi? Namanya juga cinta"
-Kenzia Vir BraksaKeesokan harinya, Aksel sudah bersikap biasa saja bahkan dirinya tidak mempedulikan Rega yang masih setia mengingatkannya untuk beristirahat.
Namun bukan Aksel namanya kalau tidak membantah, dirinya hanya cuek bahkan tidak mendengarkan apa yang Rega katakan seolah-olah pada saat itu ia sendirian.
"Apa sih, gue gak sakit! Gue mau sekolah" Bantah Aksel pada pagi hari ini saat dirinya ingin berangkat ke sekolah namun Rega tidak mengizinkannya.
"Kamu masih sakit, istirahat saja dirumah"
Aksel menggelengkan kepalanya sambil menghentak-hentakkan kakinya dengan muka yang terlihat kesal namun itulah yang membuat Aksel terlihat menggemaskan.
"Ogah! Pokoknya gue mau sekolah"
Rega hanya bisa menghela nafas berat menghadapi sikap keras kepala Aksel. Dirinya baru tahu kalau Aksel sungguh sangat keras kepala.
"Lagian ngapain lo peduli? Biasanya juga lo gak peduli kan? Cihh dasar bintang drama"
Aksel mengambil tas ranselnya dan langsung pergi dari hadapan Rega yang terdiam setelah mendengar ucapan Aksel.
'Aku...berlebihan ya?' Batin Rega dan berbalik melihat punggung Aksel yang mulai menghilang setelah pintu tertutup.
Aksel segera menuju garasi tempat motor kesayangannya terparkir dan segera menaikinya.
Brumm...Brummm
Suara motor yang melaju diatas jalanan trotoar terdengar bersamaan dengan seorang pemuda yang mengendarai motor sport dan menambah kesan keren pada dirinya.
Setelah 15 menit, Aksel sudah sampai disekolahnya dan memarkirkan motornya.
"Ehh anjir itu murid baru kah?"
"Anjayy ganteng banget cok"
"Cool amat mas, sini adek luluhin"
"Pangeran dari kerajaan mana sih"
"Kiw mas, 08 berapa nih"
Aksel yang mendengar suara riuh para siswi menoleh kearah seseorang yang sedari tadi berjalan tanpa mempedulikan teriakan itu.
Aksel memandangnya sebentar lalu kembali berjalan, namun baru saja beberapa langkah, seorang siswi menghentikan langkahnya.
"Emm el, gue...suka sama lo" Ucap seorang gadis berambut hitam panjang sambil memberikan sebuah bunga pada Aksel.
Aksel mengernyitkan dahi melihat keberanian seorang gadis yang mampu menyatakan cintanya.
"Maaf tapi gue gak bisa balas perasaan lu sekarang. Tapi lo bisa deket sama gue kalo lu mau"
Terlihat wajah kekecewaan pada gadis itu namun setelahnya dirinya mendongak melihat Aksel yang lebih tinggi sedikit darinya.
"Gapapa el, aku tahu kamu gak bakal balas perasaan aku. Tapi aku cuma mau ngungkapin aja"
"Iya, lu keren berani confess langsung kaya gitu. Tapi cari cowok lain yang bisa balas perasaan lu aja, jangan sia-siain cinta lo buat gue"
Gadis itu mengangguk dan memberikan bunga yang tadi ia pegang kepada Aksel.
"Terima bunganya ya el, makasih jawabannya aku pergi dulu"
Aksel tersenyum tipis dan menerima bunga yang gadis itu berikan, setelah gadis itu pergi Aksel kembali berjalan menuju kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Is Mine
Teen FictionNajendra atau biasa disebut Jendra, seorang badboy yang hidup seorang diri dikarenakan orang tuanya meninggal karena sebuah tragedi kecelakaan dan hidup mandiri. Dirinya harus bertransmigrasi ketubuh seorang pemuda manis yang dibenci keluarganya? A...