"Gue salah apa sama lo sampai lo harus ngejauhin gue dari keluarga gue hah?"
-Narendra Aksel Dirgantara"Eunghh"
Lenguhan seorang pemuda manis sambil menutupi sinar matahari yang menembus melalui jendela kamarnya.
"Ck, udah pagi aja" Gumam seorang pemuda sambil bangkit dari ranjangnya.
"Hoammm, good morning dunia neraka" Ucap pemuda itu yang tak lain ialah Aksel.
Aksel bangkit dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk melaksanakan rutinitas paginya.
Selang beberapa saat, Aksel keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Ia berjalan kearah walk in closet dan memakai seragamnya.
Sebelum benar-benar berangkat, Aksel sempat bercermin terlebih dahulu dan menyemprotkan parfum ke bajunya.
"Nah dah ganteng"
Setelahnya Aksel keluar dari kamar dan langsung menuju garasi menghiraukan keluarga yang sedang sarapan bersama tanpa mempedulikan dirinya.
Baru saja melangkah beberapa langkah melewati ruang makan. Suara yang terdengar menjijikan di telinganya menggema memasuki gendang pendengarannya.
"Bang Aksel gamau sarapan dulu?"
Aksel mengabaikan suara itu dan memilih melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Baru saja beberapa langkah ia melangkah, suara yang terdengar berat terdengar di indra pendengarannya.
"Lo gak denger? Aya tanya sama lu" Ucap Vano sambil berdecih kesal dengan memandang Aksel.
Aksel berbalik dan mengeryitkan keningnya.
"Sejak kapan gue sarapan bareng kalian? Gue gak pernah sarapan tiap harinya, kenapa lu peduliin?"
Semua terdiam mendengar penuturan Aksel barusan. Aksel yang melihat semuanya terdiam, melanjutkan langkahnya menuju garasi.
Brum..brumm
Suara deru mesin terdengar menggema digarasi bersamaan dengan Aksel yang keluar dari pekarangan mansion.
30 menit berlalu..
Aksel sampai diparkiran sekolahnya dan segera melepas helm full face miliknya.
"Anjir Aksel kok jadi manis banget ya?"
"Ehh iya bjir gue baru nyadar kalo Aksel tuh manis plus lucu siaaa"
"Aaa degem nih degem"
"Cokk? karung mana weh karung"
Aksel yang mendengar teriakkan para siswa-siswi memutar bola mata malas dan langsung saja berjalan menuju lorong.
"Apaan kata mereka tadi? Gue manis? Buta atau gimana cok, gue ganteng gini"
Sepanjang perjalanan Aksel hanya misah misuh tidak jelas karena teriakan para siswi saat dirinya di parkiran tadi.
Brukk...
Hingga tak sadar tubuhnya menabrak seseorang yang sedang berjalan kearahnya. Untungnya orang yang Aksel tabrak segera menarik pinggang Aksel agar dirinya tak terjatuh.
Mata Aksel dan mata seseorang yang ia tabrak bertemu dan saling memandang satu sama lain seolah mereka pernah bertemu sebelumnya.
'Kayak gak asing sama matanya? Tapi kapan gue liat'
'Cantik, always beautiful'
Ekhemm..
Deheman seseorang mengalihkan 2 atensi mereka berdua untuk memandang kearah sumber suara. Ah ternyata Ken..What? Ken?
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Is Mine
Ficção AdolescenteNajendra atau biasa disebut Jendra, seorang badboy yang hidup seorang diri dikarenakan orang tuanya meninggal karena sebuah tragedi kecelakaan dan hidup mandiri. Dirinya harus bertransmigrasi ketubuh seorang pemuda manis yang dibenci keluarganya? A...