Problem Before We Go

1.7K 114 40
                                    

Dai membawa masuk barang-barang yang telah mereka beli untuk keperluan keberangkatan besok  pagi ke Korea. Tangan Shun juga memegang banyak belanjaan milik mereka.

Shun meletakkan barang-barang yang ia pegang disamping Dai lalu pergi ke dapur. Dai membuka belanjaan mereka, memisahkan antara makanan dan barang-barang.

Dai memisahkan belanjaan mereka dengan rapi, mengumpulkan barang yang sejenis lalu mulai mengantarkan ke kamar. Shun datang dari arah dapur membawakan segelas air dingin dan jus yang tampak sangat segar. Shun menuangkan jus itu ke dalam gelas milik mereka, Shun hanya membawa satu gelas untuk air dingin dan satu gelas untuk jus.

Dai kembali ke ruang tengah, Dai melihat Shun dengan senyumnya mengulurkan air dan jus.

"Dai, minumlah" Shun memberikan air terlebih dulu dengan senyuman yang sangat manis. Dai tersenyum bahagia melihat perhatian Shun.

"Arigatou sweat heart" Dai meneguk air di gelas itu. Shun memperhatikan Dai minum dengan lekat, senyumnya masih ada di sana. Shun mengusak rambut Dai kebelakang karna hampir menutupi mata Dai, Dai tersenyum geli.

Setelah meneguk habis air, Shun memberikan jus apel kepada Dai. Dai meneguk sedikit lalu memberikan kedua gelas itu kepada Dai.

"Terlalu manis, Shun" Dai sedikit berkomentar karna Shun yang menambahkan gula kedalam jus itu.

Shun hanya tersenyum polos, Shun suka melihat alis Dai yang bertaut tak suka. Shun meletakkan kedua gelas itu lalu memeluk Dai.

"Sedikit gula tidak apa, agar Dai bertambah manis" Shun berucap tepat didepan telinga Dai sambil sedikit meniup telinga Dai.

Dai terkejut, Shun sedikit agresif, tapi Dai sangat suka itu. Dai menepuk-nepuk bokong Shun gemas, ia tertawa kecil mendengar jawaban Shun.

Ting...

Suara ponsel Dai dengan tega memutuskan pelukan kedua insan yang saling mencintai itu.

Dai mengambil ponselnya yang ada di dalam tas, membuka notifikasi yang masuk.

Shun mengambil jus apel tadi lalu meminumnya, Shun ikut melihat notifikasi Dai.

Shun melihat nama perempuan tertera di layar ponsel Dai.

"Temanmu?" tanya Shun melirik Dai dengan sudut matanya.

"Humm.." Dai mengangguk lalu membaca pesan yang ada di dalam roomchat itu.

"Shun, aku lupa memiliki janji dengan temanku untuk merayakan selebrasinya setelah menyusun proposal untuk skripsi" Dai menjelaskan dengan raut wajah bersalah. Padahal Dai sudah berjanji akan mengemasi barang bersama siang ini dan dilanjutkan dengan memasak bersama sore nanti.

Shun berpaling dari Dai, Shun berjalan menuju sofa ruang tamunya. Shun membaringkan dirinya lalu membelakangi Dai.

Dai memejamkan matanya, pasrah akan keadaan yang pastinya tidak menguntungkan bagi mereka. Shun dalam mode ngambek memang sangat gemas, namun disaat yang bersamaan juga melelahkan.

"Pergilah dan aku akan batalkan tiket pesawatnya" Dai mendengar nada kesal dari Shun membuat dirinya jengkel. Shun tidak bisa memberikan Dai sedikit pengertian.

"Aku juga memiliki teman, Shun. Kami sudah sangat lama menjalin pertemanan, ini adalah hari spesialnya." Dai menghampiri Shun, Dai mengelus rambut Shun sambil mengelus juga bokong Shun, mencoba menenangkan kekasih hatinya itu.

Shun hanya diam, Dai frustrasi.

"Aku akan kembali sebelum jam enam sore" lanjut Dai sambil terus mencoba membujuk Shun.

"Shuunn..." panggil Dai sambil merengek.

"Pergilah" jawab Shun pelan.

"Tiga jam. Aku akan pulang dalam tiga jam" bujuk Dai lagi, kali ini Dai mengusak rambut Shun agar ia bisa melihat bagaimana ekspresi Shun.

SHUN DAI [THE BOYFRIEND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang