Setelah kejadian dimana Shun menangisi kesalahpahaman akibat dari story instagram teman Dai, Dai memutuskan untuk mengahapus semua following instagramnya dan berakhir dengan Shun yang ikut-ikutan. Dai tidak ingin ada kesalahpahaman lain yang berasal hanya dari sebuah instagram.
Mereka berdua sama-sama tidak memiliki following, hanya satu yang menjadi pengecualian yaitu agensi Shun bernaung.
Dai memakan waktu setengah jam hanya untuk membuat tangis Shun berhenti sambil terus menjelaskan dengan pelan dan penuh kehati-hatian.
"Apakah dia straight?"
"Apakah dia pernah menyukai Dai?"
"Apakah kalian pernah dekat?"
Berbagai pertanyaan Shun lontarkan yang menunjukkan betapa posessifnya seorang Shun yang pernah berasumsi bahwa perbandingan cinta nya dan cinta Dai adalah 2:8.
Dai tersenyum melihat Shun yang saat ini bergelayut manja di lengannya sambil terus memotret dirinya dan Shun.
"Apakah Shun akan upload ke story instagram?" tanya Dai sambil memotong buah-buahan yang mereka beli tadi siang.
"Tidak. Aku akan mengirimkan foto ini kepada teman-teman Dai" jawab Shun dengan polosnya membuat Dai terkaget.
"Nani?" Dai bertanya guna memastikan pertanyaan Shun.
"Apakah Dai tidak ingat dengan peraturan Produser Netflix?" Shun melepaskan tautan tangannya pada lengan Dai lalu menatap lekat Dai.
"Tidak upload kemesraan apapun dan di sosial media manapun sampai waktu yang ditentukan?" Dai menjawab skaligus bertanya. Maksud dari jawabannya dengan perbuatan Shun.
"Ya.. Oleh karena itu, aku akan mengirimkan foto-foto ini ke grup teman-teman Dai bahwa kita sudah resmi berpacaran." Shun menjawab dengan polosnya membuat Dai tersenyum sangat lebar. Dai sudah paham kemana arah pembicaraan mereka.
"Baiklah. Aku juga akan memperkenalkan Shun kepada keluargaku" Dai berucap dengan senyum tulusnya. Namun Shun menggelengkan kepalanya.
"Tidak bisa sekarang, kita masih terlalu baru. Setelah pulang dari Korea kita akan bahas lagi" jawab Shun dengan sedikit nada cemas didalamnya.
Dai mengangguk mengerti.
"Baiklah, mari umumkan di gurp chat teman-temanku bahwa Shun adalah pacar Dai dan mereka tidak lagi diperbolehkan terlalu sering melakukan skin shipp, bagaimana?" Dai menatap dalam Shun mencoba memberikan Shun kepastian bahwa Dai sangat mengakui Shun sebagai kekasihnya.
Shun mengangguk semangat lalu mencari ponsel Dai di dalam tas Dai.
Dai telah selesai mengupas buah-buahan lalu menyuapi Shun yang sibuk dengan ponsel Dai, memberikan kebebasan kepada Shun. Shun berbaring, kepalanya diletakkan di atas bantalan sofa lalu meletakkan kedua kakinya di atas paha Dai yang saat ini sedang menyalakan televisi yang acaranya diisi oleh tayangan kartun.
Shun melihat-lihat foto yang ada di dalam galeri Dai lalu menyuarakan bahwa Dai sangat jelek saat berfoto bersama teman-temannya.
Dai hanya terkekeh menanggapi kecemburuan Shun, lalu Dai akan mengkonfirmasi pernyataan Shun, "Apakah aku benar-benar jelek?" dengan nada yang dibuat-buat terdengar menyedihkan.
Lalu Shun akan menggelengkan kepalanya dengan kencang sebagai bukti penolakan akan perkataan dirinya sendiri sambil berkata, "Dai sangaaaat tampan dan manis" dengan senyumannya yang memikat. Shun selalu mampu membuat Dai tertawa dengan tingkah lucunya.
Keheningan terjadi cukup lama, Shun masih sibuk dengan ponsel Dai, Dai menyuapi Shun sambil terus menonton.
Shun bangkit dari duduknya, Dai memperhatikan lekat gerak-gerik Shun. Shun duduk menghadap Dai lalu meletakkan ponsel Dai di meja. Dai hanya memperhatikan, ia sebenarnya belum siap akan apa yang terjadi selanjutnya karena raut wajah Shun saat ini terlihat sangat serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHUN DAI [THE BOYFRIEND]
Fiksi PenggemarHanya khayalan penonton yang sulit melupakan SHUNDAI THE BOYFRIEND Shun dengan segala mood, tingkah manja, kecemburuan, dan ketidakpercayaan diri memiliki Dai dengan tingkat kesabaran bak malaikat, dan manusia hampir sempurna itu terus mencoba bel...