Our Trip

1.5K 121 25
                                    

Pagi ini dapur Shun terlihat cukup berantakan akibat Dai yang sibuk memasak untuk perjalanan mereka ke Korea hari ini.

Setelah banyak hal yang mereka lalui sebelum ke Korea, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu Shun datang juga. Saat ini Shun, pria dengan sejuta mood dan pesonanya sedang menyusun makanan di dalam bekal mereka yang sering disebut bento.

Shun telah menyelesaikan susunan untuk sandwich mereka, lalu disusul dengan menyusun pasta di dalam satu tempat juga sama seperti sandwich.

Saat ini Dai sibuk dengan memotong buah untuk membuat salad buah dan juga jus untuk mereka jadikan sarapan pagi ini.

Setelah semuanya selesai, Dai memasukkan menu utama mereka yaitu umeboshi onigiri kedalam tempat makan mereka.

Setelah semuanya selesai, mereka memasukkan semua bento ke dalam totebag kecil.

"Dai, biar tidak terlambat menuju bandara bagaimana kalau kita mandi bersama? Ini sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, tiket pesawatnya pukul sembilan" Shun menatap Dai lekat sambil menunjukkan senyum sumringah nya.

Dai terkejut, mukanya memerah mendengar perkataan Shun. Bagaimana mungkin Dai melakukan hal yang belum pernah mereka lakukan  disaat mereka diburu waktu? Dai tidak akan bisa menikmatinya.

Dai membatu, sulit untuk menemukan jawaban untuk Shun. Dai membayangkan kemungkinan apa yang bisa saja terjadi jika mereka melakukan hal itu.

Shun memegang pindah Dai lalu sedikit mengguncangnya membuat Dai tersadar dan kembali dari pemikiran-pemikiran anehnya.

"Daaaii.." rengek Shun manja.

Perbuatan Shun semakin membuat jantung Dai rasanya ingin copot, dengan terbata Dai menjawab Shun,

"Eehh bagaimana kalau hal itu kita lakukan di Korea saja? Kita bisa semakin terlambat jika mandi bersama sekarang " jawab Dai setelah mengumpulkan kewarasan dan keberaniannya.

Shun terlihat sedikit mengerucutkan bibirnya lucu, pertanda ia sedang merajuk.

Dai memegang tangan Shun erat lalu menatap lekat kedalam mata Shun.

"Aku berjanji sesampainya di hotel kita akan mandi bersama setiap saat, bagaimana?"  Tawar Dai untuk meluluhkan mood Shun yang Dai wanti-wanti tidak jelek untuk beberapa hari ini.

"Baiklah, janji ya?" Shun memberikan jari kelingkingnya kepada Dai untuk melakukan pinky promise, Dai tentu saja langsung menautkan jari kelingkingnya pada Shun.

Shun tersenyum senang lalu pergi berlalu ke kamar mandi meninggalkan Dai dengan jantungnya yang masih berdegup kencang dan jangan lupakan wajah Dai yang bertambah merah setelah melakukan janji tadi bersama Shun.

Dai tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Dai jika hal itu sampai kejadian. Apakah wajahnya akan mengeluarkan asap karna terlalu merah? Atau jantungnya benar-benar meledak?

Poor Dai.

Saat ini Shun dan Dai telah sampai di bandara, dan tidak membutuhkan waktu tunggu yang lama karna kedatangan mereka untuk check-in dan mengurus koper kedalam bagasi sudah sangat mepet dengan waktu memasuki kabin pesawat.

Mereka memasuki kabin pesawat lalu duduk di kursi penumpang yang telah mereka pesan yang pastinya duduk bersebelahan.

Setelah pesawat lepas landas sekitar satu jam Shun membuka tentengannya sejak mereka memasukkan koper mereka ke bagasi pesawat.

Shun membuka totebag yang isinya makanan dan minuman mereka selama perjalan ke Korea, karna perjalanan mereka memakan waktu kurang lebih 3 jam di dalam pesawat dan saat ini Shun sudah lapar mengingat mereka hanya makan salad buah saja tadi pagi.

"Dai, kita makan dulu ya?" Shun membuka bento mereka, wanginya langsung menguar di sekitaran mereka membuat kedua sejoli ini tersenyum geli.

Dai mengangguk lalu membantu Shun untuk membuka makanan mereka dengan hati-hati agar tidak terjadi insiden memalukan.

Mereka makan dengan tenang, Shun menyuapi Dai, Dai memegang bento dan juga jus mereka, semua isian dalam totebag itu dai pegang dengan hati-hati. Shun tersenyum geli melihat Dai. Shun yang tangannya hanya memegang satu tempat bekal makanan mengambil ponselnya lalu memotret Dai dari segala arah sambil terus tersenyum girang.

Dai hanya bisa pasrah sambil menggembungkan pipinya lucu, alisnya tertaut membuat Shun betah sekali memasang senyumnya.

Shun masih terus terkekeh sementara tangan Dai hampir mati rasa, ia tidak bisa banyak bergerak karna masih ada sedikit pasta di dalam bento itu dan jus yang dipegangnya masih tersisa banyak.

"Shuunnn, tanganku sudah pegal" adu Dai yang dibalas kekehan Shun lalu memasukkan kembali ponselnya kedalam tas kecil Dai.

Shun menjepit pipi Dai membuat bibir Dai maju dengan tidak indahnya lalu Shun mengecup bibir Dai sekilas. Dai hanya melototkan matanya, tidak bisa membalas perbuatan Shun yang menjahilinya.

Shun dengan telaten memasukkan sisa makanan mereka kedalam totebag kembali karna mereka sudah sangat kenyang, menyisahkan jus yang masih berada di genggaman Dai.

Setelah semuanya rapi, akhirnya Dai melakukan peregangan otot tangan agar ototnya yang indah itu tidak nyeri akibat terlalu lama diam.

Setelah selesai makan dan membereskan barang mereka, akhirnya Dai bisa relax, Dai menyandarkan kepalanya ke bahu Shun lalu mengambil tangan Shun untuk Dai peluk lalu menautkan jari-jari mereka.

Shun mengelus kepala Dai sayang lalu meletakkan kepalanya di atas kepala Dai. Shun mengelus lengan Dai yang memeluk tangannya erat dan mereka menikmati perjalanan dengan tenang sambil melihat pemandangan indah dari balik jendela pesawat. Shun mengambil gambar pemandangan langit dan juga Dai yang sedang dalam mode manja kepada Shun, Shun akan terus mengabadikan momen-momen indah mereka.

.
.
.
.

Mesra banget sihhh, seakan dunia hanya milik kalian, yang lain cuma bayangan 💓

Aku tunggu di 50 vote baru aku publish, kali ini kalau gak 50 beneran gak up eheheheheheee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tunggu di 50 vote baru aku publish, kali ini kalau gak 50 beneran gak up eheheheheheee...
*karnaakukehabisandraft😂

Semoga suka ❤️

Semoga suka ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SHUN DAI [THE BOYFRIEND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang