Hari menunjukkan pukul setengah delapan pagi,kedua insan berbeda kepribadian itu masih sangat nyaman tertidur sambil berpelukan.
Shun mendekap pinggul Dai, kepalanya berada di atas dada Dai.
Jika saja Shun tidak tertidur, Shun dapat mendengar merdunya suara jantung Dai yang berdetak teratur.
Dai bergerak gusar, merasa sedikit berat didadanya. Dai membuka matanya melihat apa yang berada di atasnya, wajah tampan Shun yang bareface membuat Dai tersenyum lembut, paginya disambut dengan pemandangan indah.
Dai mengangkat tangannya yang bebas lalu mengelus kepala Shun sayang, cukup lama. Melihat jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi, Dai mengangkat kepala Shun dari dadanya lalu meletakkannya di atas bantal agar Shun merasa nyaman.
Dai memperhatikan wajah damai Shun yang masih terlelap, lalu mengusak rambut Shun keatas agar Dai bisa mengecup dahi Shun.
"Ohayo, Shun" ucap Dai lembut lalu beranjak dari kasur dengan pelan.
Dai berjalan menuju kamar mandi. Setelah selesai Dai berjalan menuju lemari hotel lalu memilih baju untuk ia kenakan hari ini bersama Shun.
Shun menggeliat dalam tidurnya, ia mencari kenyamanan untuk melanjutkan tidur, mencoba mencari pelukan. Shun membuka matanya kala tangannya tidak menggapai seseorang yang dicarinya.
Shun melihat kasur tempat Dai tidur, kosong. Shun mengerutkan keningnya mencoba memastikan pengelihatannya lalu mengucek matanya guna menetralkan cahaya yang masuk.
Shun tidak mendapati Dai disebelahnya, Shun langsung terduduk dengan mata terpejam.
"Daaaiii" Shun memanggil Dai dengan cukup kencang.
Dai terlonjak kaget lalu menoleh kebelakang melihat Shun yang terbangun dengan wajah masam, Dai terkekeh geli. Dai merasa sangat gemas melihat tingkah Shun layaknya seperti bayi.
"Shun, aku disini" jawab Dai yang sekarang tengah mengenakan kaus polos hitam kebesaran miliknya yang di pilihkan oleh Shun saat berbelanja di Jepang tempo hari.
Shun menolehkan kepalanya melihat Dai lalu merentangkan tangannya,minta peluk.
Dai tersenyum lalu berjalan kearah Shun, memeluk Shun sayang dengan erat.
"Wangi sekali, Dai.Dai, kenapa tidak ada disampingku saat aku bangun? Aku sudah pernah katakan, Dai harus ada disampingku saat aku terbangun" omel Shun masih memeluk Dai, mengeluarkan keluh kesahnya.
Dai terkekeh gemas sambil menepuk-nepuk punggung Shun lembut untuk menenangkan bayi besarnya yang sedang merajuk.
"Tadi aku sudah mencoba membangunkan Shun agar hari ini kita bisa menghabiskan banyak waktu diluar, tapi Shun sangat pulas" Dai memberi jawaban yang tidak sesuai harapan Shun.
Shun melepaskan pelukannya lalu menatap Dai tajam, "kalau begitu kita batalkan saja perginya " ucap Shun lalu memalingkan wajahnya kesal.
Suara ponsel Dai berdering dengan nada khusus, Shun mengernyitkan dahinya, suara ponsel yang baru pertama kali Shun dengar.
Shun mengambil ponsel Dai sebelum Dai yang hendak mengambilnya juga.
Shun menatap ponsel Dai lalu membaca nama orang yang menghubungi Dai. Shun langsung memberikan ponsel Dai dengan wajah cemas.
Dai mengambilnya lalu menyeret tombol hijau, untuk melakukan panggilan video.
"Selamat pagi kesayangaanku, Dai. Aku sangat merindukanmu" sapa wanita diujung telpon.
"Selamat pagi, Bu. Aku juga sangat merindukanmu, apa kabar?" Dai membalas dengan senyum lebarnya.
Shun hanya diam memperhatikan, kekesalan nya tertunda karna ibu Dai menelpon.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHUN DAI [THE BOYFRIEND]
FanfictionHanya khayalan penonton yang sulit melupakan SHUNDAI THE BOYFRIEND Shun dengan segala mood, tingkah manja, kecemburuan, dan ketidakpercayaan diri memiliki Dai dengan tingkat kesabaran bak malaikat, dan manusia hampir sempurna itu terus mencoba bel...