Bath (18+)

2.7K 133 45
                                    

Setelah melakukan perjalanan panjang dan melelahkan, Shun dan Dai akhirnya sampai di hotel pada pukul dua siang. Musik panas kali ini sangat mendukung perjalanan liburan mereka, namun Korea terasa sedikit lebih panas, mereka berkeringat cukup banyak padahal ini adalah akhir Oktober. Bulan Oktober dan November adalah bulan yang sangat cocok untuk bepergian menyambut musim dingin yang akan tiba.

Shun dan Dai memasukkan barang-barang mereka yang dibantu oleh pegawai hotel. Setelah meletakkan koper besar mereka di dekat ranjang, Shun dan Dai memilih untuk duduk sejenak di sofa. Dai mengambil remote AC yang terletak di dekat meja sofa lalu mengatur suhu dengan yang paling dingin.

"Apakah Shun sangat lelah? Ingin tidur?" Dai bertanya dengan raut khawatir, Dai beranjak dari setengah rebahannya menghadap Shun, memperhatikan setiap inci tubuh Shun. Shun menatap lekat mata Dai.

Dai menangkup wajah Shun lalu melap keringat yang membanjiri dahi Shun setelah itu mengecup pipi kenyal Shun.

"Masih wangi, wangi bayi" puji Dai skaligus meledek.

"Nani? Wangi bayi? Bukannya wangi princess?" Shun terkekeh mengingat ledekan Taeheon padanya saat di Green Room.

Taeheon meledeknya dengan berkata Shun seperti seorang princess atau putri membuat Shun Dai tertawa.

Dai tertawa kencang mendengar Shun dan berakhir mengunyel kedua pipi Shun gemas.

"Daaii.. sakit"" adu Shun, Dai hanya tertawa lalu beranjak dari hadapan Shun. Shun menatap kesal kepergian Dai, setelah membuat pipinya berdenyut Dai meninggalkan Shun. Shun melipat kedua tangannya dan tetap terus melayangkan tatapan kesal. Shun terus memperhatikan dengan lekat apa yang hendak dilakukan Dai.

Dai membuka pakaian atasnya menunjukkan badannya yang sangat atletis itu. Shun melebarkan matanya melihat tingkah Dai.

"Aku akan mandi dengan air dingin, aku sangat kegerahan" Dai berucap sambil mengambil handuk di atas kasur yang telah disediakan hotel.

Shun mendengar kata mandi langsung berdiri dari tempat rebahannya lalu menghampiri Dai melupakan amarahnya yang sempat singgah sebentar.

"Aku ikut. Bersama" Shun membuka pakaian atasnya lalu mendekati Dai dengan pelan.

Shun sudah berada di hadapan Dai lalu memegang pinggul Dai, kepalanya ia majukan tepat di depan wajah Dai.

Dai hanya diam menunggu apa yang sebenarnya Shun akan lakukan.

Shun menghadapkan kepalanya ke samping kiri Dai, tepat di titik kelemahan Dai, Shun berbisik pelan,

"Kita sudah berjanji akan selalu mandi bersama disini, Dai" ucap Shun sensual mencoba menggoda Dai.

Dai tersenyum senang mendengar itu, tentu dia sangat ingat, oleh karena itu dia bergerak duluan agar Shun masuk perangkapnya.

Dai membalas pegangan Shun, lalu menuntun Shun berjalan ke kamar mandi.

"Aku sangat siap, Shun" jawab Dai, Shun mengikuti dibelakang dengan tertawa.

Shun dan Dai melihat kamar mandi hotel itu sangat luas, sangat cocok untuk mandi berdua.

Shun memilih kamar yang tepat.

Mereka memasukkan pakaian atas yang telah mereka buka tadi di keranjang baju kotor, membuka pakaian bawahnya dan menyisahkan pakaian dalam saja.

Shun menghampiri Dai lalu mencium bibir Dai dalam, melumat bagian atas bibir tipis Dai dengan lembut.

Dai membalas ciuman itu dengan menyesap bibir bawah Shun, sangat pas karna ukurnanya yang sangat Dai sukai.

Shun memegang tengkuk leher Dai untuk memperdalam ciumannya, Dai memegang pinggang Shun lalu sedikit meremasnya kala Shun melumat terlalu keras.

Ciuama yang awalanya lembut dan penuh cinta itu mulai memanas, suasana di kamar mandi juga ikut memanas kala mereka bergerak ke arah shower, lalu Dai menghidupkan shower itu dengan air dingin dan curahan air yang kecil.

Dinginnya air menambah keintiman ciuman Shun, Dai juga membalas dengan sedikit mengigit gemas bibir kiri Shun.

Shun melepas ciuman itu lalu menangkup wajah Dai dengan tangannya. Shun melihat wajah manis Dai dibawah guyuran shower dengan intens, nafasnya memberat, Shun ingin lebih.

Dai lebih menginginkan Shun, Dai jarang sekali memiliki keberanian untuk mencium Shun duluan, namun Dai lebih sering berani untuk menyentuh, mengelus Shun.

Dai melihat wajah tampan Shun dengan kilat matanya yang mendamba. Dai berjinjit lalu memulai ciumannya dengan lebih menuntut, Dai memperdalam ciumannya dengan menghisap bibir dalam Shun yang sedikit terluka.

Shun meringis menahan sedikit rasa perih akibat ulah Dai.

Shun membalas ciuman Dai lebih dalam dari Dai, Shun mengajak lidah Dai untuk sedikit bermain lalu menyesapnya kuat.

Suara ciuman Shun Dai tidak kalah dengan suara shower kamar mandi yang terus membasahi tubuh mereka.

Setelah cukup dengan bibir, Shun berpindah, mencium rahang Dai, terus berjalan hingga ke leher Dai, menyesapnya dengan kuat lalu mengigitnya, membalas perbuatan Dai.

Dai sedikit melenguh kala Shun mengigit lehernya.

Dai menatap Shun dengan nafasnya yang memburu dan memberat lalu meremas bokong Shun gemas. Shun tersenyum lalu mengizinkan Dai untuk bermain di sekitar pinggul bawahnya.

✨✨✨

Setelah menghabiskan waktu yang sangat panjang di kamar mandi, Dai merasa sangat lapar akibat terlalu lama beraktivitas di dalam kamar mandi. Sebenarnya Shun juga sangat lapar, namun kekesalannya melebihi rasa laparnya.

Shun dengan wajah murungnya berjalan mengikuti Dai dari belakang. Dai sudah beberapa kali mencoba merangkul Dai, namun ditepis oleh Shun. Dai akhirnya mengalah, ia menuntun perjalanan mereka menuju restaurant hotel untuk makan.

Setelah  memesankan makan untuk mereka Dai mencoba menggenggam tangan Shun yang sedang bermain ponsel. Shun menarik tangannya dan bersandar di kursinya.

Dai menghembuskan nafasnya kasar, mencoba mencari jalan keluar dari kekesalan Shun saat ini.

"Baiklah, lain kali aku akan lebih berhati-hati untuk menyamakan warna pakaian kita. Sebagai gantinya, besok kita akan pergi berbelanja barang-barang couple, bagaimana?" Dai mencoba memberikan tawaran yang menarik sambil menatap lekat mata Shun serius.

Shun meletakkan ponselnya dan menatap Dai lekat lalu mengangguk.

Dai tersenyum lalu mengambil tangan Shun untuk digenggam lalu mengelus punggung tangan Shun sambil tersenyum lembut.

.

.

.

Guys, aku gak bisa terusin adegan yang terlalu jauh karna kayaknya pembaca cerita ini ada yang masih dibawah 18 atau mungkin lebih banyak dibawah 18 😉

Kalau ada poling di wattpad aku mau tanya umur kalian ☹️

Next up kalau votenya 100 😋

 Jangan ngambek kayak Shun yaa...

Aku gak punya draft lagi guys beneran, kemaren udah aku habisin semua. Tapi karna aku janji votenya 50 up lagi aku buruin buat nulis, aku juga sedikit lebih sibuk dari biasanya, jadi ada beberapa hal yang harus aku kejar, thanks yaa udah mau nunggu aku ❤️

Semoga suka ❤️

SHUN DAI [THE BOYFRIEND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang