𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐠𝐮𝐲𝐬.....•••••••••••••
"Bara kemana? " tanya Flora yang tak melihat temannya yang satu itu, Agha menggelengkan kepalanya, begitu pun juga yang lainnya,
"Tumben banget tu cowok gak masuk" celetuk Nessa, ya gimana gak heran, Bara tak pernah tak masuk selama kelas 12 ini, kini tiba-tiba saja ia tak datang tanpa keterangan,
"Gue udh chet tapi centang satu anjir " kesal Damian,
"Bentar deh, gue telfon dulu, " ujar Jaegar, dalam sekali telfon Bara mengangkat telfonnya,
-" H-halo" , semua teman-teman Bara terlihat heran dan menatap telfon itu dengan bingung,"Bara? Ini Bara kan? " Jaegar memastikan, helaan nafas terdengar dari seberang telfon
"Iya ini gua, kenapa? " tanya Bara, dengan suara yang seperti ingin habis, serak-serak kering, " Lo kemana? Kok gak masuk sekolah? " sahut Nay ,
"Iya, gue lagi sakit" singkat nya, semua terkejut dan menatap satu sama lain, - "Owalah pantes suara lo serak serak abis, entar gue sama yang lain jenguk lo deh pulang sekolah, " Ujar Agha,
"Hmm" sahutan pada seberang telfon, - " Yaudah istirahat deh, gua matiin ya, samlekom " Ujar Shakti,
Tut-!
Telfon terhubung itu terputus sepihak dari Shakti, memang tengil,
" Njir, perasaan nelfon pake HP gua, tapi lo sok asik anjir, mati-matiin HP gua" Sinis Jaegar dengan muka julidnya,
"Yee lo mending diem, ayok lanjut makan, kalau ga, gue cipok mau? " Shakti mengancam, tenang.. Hanya ancaman, karena dirinya juga tak akan segila itu,
"Iyuhh najis lo Shakti " Flo menatap anehh ke arah Shakti, Jaegar sudah melotot dan merinding, ia berganti tempat duduk menggeser ke tengah-tengah Flo dan Agha, - "Jauh-jauh lo babi" sinis nya,
" Kini ku sadar~~~ kop kokop kokop kokop, cintaku ini... Tak berarti untuk mu... " Damian mengeluarkan suara emasnya,
"Udahhh woi udah kokop kokop nya, kokop noh si Flora " Sinis Nay yang sudah sedikit muak dengan lagu yang selalu di nyanyikan Damian, setiap hari, jam, menit, detik, lagu itu terus-terusan Damian nyanyikan,
" Yak-!! Gua diem-!! Lagi makan pun di senggol " Muak Flora,
Mereka kembali berbincang seperti biasa, mengisi perut di jam istirahat ini, sembari menunggu bell kembali berbunyi untuk Jam pelajaran ke-2.
••••••••••••••••• ◉ ◈ ◉ ◆ ■ ◆ ✮
" Let's break up, Vish "
Bukan pertanyaan, bukan juga pertimbangan, melainkan penyataan berdasarkan kepasrahan, sepenggal kalimat yang berisikan kata perkata yang tak pernah ingin terucap dari lisan gadis itu, tapi kini mungkin terpaksa ia lontarkan untuk melindungi 1 titik hati kecilnya,
Damn!
Lelaki di depannya tak bisa lagi bernafas normal, tenggorokannya seakan tercekik, nafasnya memberat, garis tajam rahang nya mengeras, mata tajam nya semakin tajam menusuk sepasang hazel coklat milik gadis di depannya, gadis nya yang membuatnya menjadi seperti sekarang,
Ia mati-matian menahan gejolak amarah dalam diri demi tak menyakiti gadis nya ,
Semua fisik nya mungkin terlihat seperti benar-benar ingin meledakkan amarah,
namun hatinya justru kebalikannya, hatinya melemah, sakit yang ia rasa.
Sesak dalam dada-
Dahan kokoh yang ada pada hatinya kian patah, membebaskan rasa sakit yang kini menghantam hati begitu kencang, mengakibatkan sakit yang ia rasa pada hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐑 𝐔 𝐓 𝐀 𝐋 𝐀 -(𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠)
Fanfiction"𝐊𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐓𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢𝐦𝐮 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐤𝐞 𝐝𝐮𝐚" "𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐉𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐬𝐢𝐡"