Rion hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan bingung, bagaimana caranya agar sang rekan itu lebih menyayangi dirinya sendiri. Ia tidak ingin meminta banyak, cukup perhatikan diri dulu sebelum orang lain dan berhenti merusak dirinya jauh lebih dalam.
__________________________________________
Key membuka pintu milik sang ibu dengan sangat pelan, decikan kecil saja menjadi sangat keras karena keheningan rumah ini. Tentunya untuk mendapatkan keheningan ini butuh perjuangan yang amat susah.
"Umh! Nh!!" ronta Echi dengan mulutnya yang dilakban dan tangannya yang diikat.
Bukan hanya Echi namun juga Krow, Selia, Aenon, Mia, Mako, Garin, Jaki. Alasannya cukup simpel, mereka adalah biang kerok dari semua keributan di rumah jadi saat mereka disekap seperti itu pasti rumah akan hening. Key masuk bersama Elya yang mengikutinya sementara sisa yang lain sedang ada pada ruang tengah mengawasi para anomali di depan mereka.
Key mendekat sementara Elya memberikan selimut pada sang mami, mereka melihat keadaan kamar Caine yang amat rapi. Kamar nuansa putih abu-abu itu bergitu rapi, tidak ada banyak banyak disini membuat kamarnya terlihat sangat lebar. Key memandang wajah Caine dan melihat beberapa helai menutupi wajahnya, dengan sigap ia langsung membenarkannya dengan jepit lidi yang ada pada bajunya.
"Ah!" teriaknya.
"Eh? Kenapa-kenapa?" tanya Elya dengan bingung.
"Cek suhu mami" perintahnya.
Elya mulai mendekatkan tangannya pada dahi Caine, yang dari tadi diperiksa tidak terganggu sama sekali malah semakin nyenyak tidurnya. Elya mendekatkan tangannya lalu menariknya kembali.
"Cik! Panas bat" teriak Elya.
Caine yang merasa terganggu dengan suara mereka mulai membuka matanya. Mata zamrud itu menjadi sayu dan penuh lelah, bawah matanya menjadi sedikit hitam dan bibirnya yang sudah pucat pasi. Ia memandang kedua putrinya itu dengan heran, bahkan kepalanya sekarang menjadi sangat berat ia enggan untuk mengangkat kepalanya itu. Ia biarkan dirinya terkapar di kasur putih bersih itu, kembali ia tutup mata indah pujaan anak-anaknya itu.
"Istirahat dulu aja badan Mami panas banget" nasihat Key.
Caine tetap memejamkan matanya karena ia benar-benar malas untuk sekedar melihat anak-anak kesayangannya itu. Bukan karena apa, ini semua karena kepalanya yang menjadi sangat berat. Pada dahinya ia bisa merasakan hangat dan sebuah kain menutupinya, ia tersenyum kecil sambil bergumam.
"Terimakasih" gumamnya.
Elya dan Key mengangguk pelan sebagai jawaban, walaupun keduanya tidak bisa mendengar secara jelas karena dasarnya suara Caine itu sudah sangat lembut tapi kini bukan lembut lagi ini sudah seperti parau. Keduanya yang akrab dikenal duo dispenser itu langsung turun kebawah dan menemui anggota yang lain.
"Mami demam, tadi badannya panas banget" adu Elya dengan wajah khawatir.
"Udah di cek berapa suhunya?" tanya Sui selaku dokter keluarga.
"39,3° Pak" jawab Key.
Sui mendengar itu langsung menuju keatas dengan beberapa obat-obatan, yang lainnya menyusul lalu menunggu di depan pintu kamar Caine sambil memakan coklat dan masih banyak lagi. Sui masuk dengan berusaha menyembunyikan rasa khawatirnya, Rion hendak masuk namun ia tahan.
"Caine, jangan gila!" peringat Sui.
"Kan memang sudah?" jawabnya penuh sarkasme.
"Minum obatnya sekarang, janganlah aneh-aneh Caine anak-anak butuh kamu" perintahnya dengan terburu-buru.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Center
FanfictionMereka terlihat seperti keluarga bahagia yang saling melengkapi tapi siapa sangka mereka adalah mafia, sosok yang dianggap keji oleh banyak orang. Pembuatan senjata, penjualan narkoba, dan perampokan sudah sering mereka lakukan. Setelah lama mereka...