21

14.1K 1.3K 1K
                                    

Psikolog mengatakan 90% orang yang gagal dalam percintaan, cenderung emosian ketika dilempar eek kudanil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Psikolog mengatakan 90% orang yang gagal dalam percintaan, cenderung emosian ketika dilempar eek kudanil.

.
.

"ONE!"

"TWO!"

Suara lantang guru olahraga pemilik roti sobek satu layer itu menggema lantang-memberikan aba-aba pada para siswa yang sedang berdiri di pinggir kolam agar mengambil ancang-ancang karena mereka akan segera memulai tes renang untuk menentukan nilai bab renang. Siswa-siswa itu saling melirik dari balik kacamata renang mereka, lalu menatap kolam renang dengan tatapan serius.

"Jangan lupa posisi awal yang bener. Itu yang di pojok, posisinya jangan kek orang berak!" teriak sang Guru, mengingatkan.

Lalu ketika posisi para anak didiknya itu sudah mantap...

PRITT!

Bunyi peluit yang ditiup dengan tenaga dalam itu menjadi tanda bagi mereka untuk segera melompat ke dalam air.

Dan...

BHUR!

Suara air yang beradu dengan kepakan-kepakan tangan generasi bangsa itu seketika memenuhi arena.

Sementara itu, di sisi kiri kolam...

"LIUKKAN TUBUHMU!"

"KAPAKKAN SAYAP-SAYAP PATAHMU OOOO~"

Teriakan Emet dan Nuel itu terdengar penuh semangat. Dua cowok itu telah lebih dulu mendapatkan nilai dan kini mereka tengah berdiri lengkap dengan handuk yang menutupi tonjolan di balik celana renang mereka yang ketat. Naasnya, karena terlalu heboh, handuk yang menutupi tonjolan titit keduanya itu akhirnya melorot jatuh.

Sedangkan di dalam air sana...

Seolah menyalurkan segala emosi yang dirasakannya- tanpa memperdulikan sorakan teman-temannya dan tanpa memperdulikan sudah berapa lama ia menahan nafas, Riel berenang sekuat dan secepat mungkin.

Dua hari.

Ya! Dua hari!

Terhitung sudah dua hari sejak kejadian hari itu dan Riel merasa hubungannya dengan Eleanna kembali berjarak. Seharusnya Riel bersyukur, namun nyatanya sebaliknya. Untuk pertama kalinya, ia dilanda perasaan sedih dan gusar karena diabaikan oleh seorang perempuan. Tak ada lagi bualan mesum Eleanna yang menganggu telinganya atau senyum nakal yang menggodanya.

Eleanna bersikap begitu dingin dan Riel merasa tidak baik-baik saja karena itu.

Eleanna tak keluar kamar selain untuk mengambil makan dan minum, kemudian berlalu begitu saja tanpa mau bicara dengannya. Sejak kemarin Riel terus berpikir, mungkinkah sikapnya waktu itu sudah kelewatan hingga Eleanna mendiamkannya seperti ini?

Cewek itu bahkan tak lagi menyelinap masuk ke kamarnya dan membuat Riel bertanya-tanya, apakah Eleanna bisa tidur tanpa memeluknya?

PRITT!

GHARIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang