XI. Dahulu

198 35 15
                                    


📗







"Sshh... sshh..."

Sudah hampir lima menit Jaemin mencoba mendiamkan tangisan Hyesung yang tetiba bangun dari tidur siangnya, tetapi nihil, si Kecil masih terus menangis. Jaemin juga sudah mencoba memberikannya dummy tetapi ditolaknya mentah-mentah dan terus menangis.

Semua ini berawal dari Haejin yang bangun tidur lalu menyalakan televisi dengan volume yang cukup keras hingga membangunkan Hyesung.

"Ko angis siiy..." tanya Haejin seraya mendekati Jaemin lalu memeluk kaki kirinya.

"Kakak Hae tadi setel televisinya kencang-kencang ya, Adiknya masih bobo, Sayangku..."

"Kan awu oton ongbop Miiy..."

Jaemin menghela nafas panjang seraya duduk di sofa. "Spongebob-nya baru main kalau Kakak Ji sudah pulang. Sekarang belum ada."

Haejin mengangguk-angguk lalu duduk di sebelah Miminya itu. "Cup... cup.. cup..." ujarnya seraya mengelus pipi Hyesung yang memerah.

"Kakak Hae mau susu juga? Mimi buatin susu buat Adek Cung dulu ya."

"Awu Miiiiy!"

"Tunggu sebentar dan televisinya jangan dibesarin lagi volumenya oke?"

"Mkey!"

Setelah suasana kembali aman terkendali, Jaemin melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda, menjemur pakaian di halaman belakang.

Dia tidak tahu kalau Haejin membuntutinya sampai ia mendengar jeritan Haejin yang kegirangan karena melihat kupu-kupu.

"Miiy! Itu, Miiy!!" serunya heboh.

"Iya, itu namanya kupu-kupu, Sayangku."

"Upu-upu?"

"Iyak betul!"

Setelah semua pakaian dijemur, Jaemin ingin sekali menikmati me time barang sebentar, menikmati teh sambil mengudap biskuit sepertinya menyenangkan. Senyampang Hyesung kembali tidur dengan pulas setelah minum susu.

Ia pun pergi ke dapur dan tentu saja si Jendral mengikutinya dari belakang.

"Miiy awu macak neeee?"

Jaemin menoleh, mendapati Haejin lagi-lagi menggelendot di kakinya.

"Mimi mau buat teh, Sayangku."

"Deh? Ein usu ya Miiiy?"

"Iya, Kakak Hae minumnya susu, kalau Mimi teh."

Secangkir teh hangat pun tersaji, Jaemin menghela nafas panjang lalu duduk di kursi meja makan.

"Icit awuu Miiiy..."

Jaemin memberikan sekeping biskuit kelapa kepada Haejin yang langsung dilahapnya dengan cara yang sangat menggemaskan.

Sementara Haejin sibuk mengoceh dengan boneka Nemonya, Jaemin tidak sengaja melamun.

Ia melamun tentang dulu sewaktu masih bertiga saja dengan Jeno dan Jisung. Dulu, ia bisa me time ke toko buku, ke café, dan ke mana saja yang ia inginkan walau hanya sehari saja. Sekarang setelah ada Haejin dan Hyesung, untuk beristirahat saja dia harus mencuri waktu di sela-sela memomong kedua pasukannya itu.

Untung saja sekarang Jisung sudah bisa dikatakan mandiri, walau ada beberapa hal yang masih harus dibantu sih.

"Haaa..." Helaan nafas panjangnya kembali terdengar.

The Chronicles of A Boy : The BackyardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang