XII. Terlalu Manis

146 38 19
                                    



📗








"Benar tidak apa-apa Mimi tinggal?"

"Eung!"

Jaemin menatap Jeno dengan seksama, mencari setitik keraguan namun yang ditemukannya adalah keyakinan yang sangat pasti.

"Mimi cuma sebentar perginya, ya," kata Jaemin seraya merapikan cardigan berwarna taupe yang dipakainya.


"Sampai malam juga tidak masalah kok," balas Jeno mentap.

Jaemin terkekeh gemas. "Bisa copot kaki Miminya kalau jalan terus sampai malam."

"Mimi manis sekali hari ini," puji Jeno, memperhatikan bagaimana penampilan Jaemin dari kepala hingga ujung kaki. "Oh, apa Channie yang datang ke sini menyusul Mimi?" tanyanya kemudian

Mengangguk mantap Jaemin lalu memeriksa isi tas satchel-nya. "Seharusnya dia sudah datang, sudah telat lima menit." Ia kembali menatap Jeno dengan lebih seksama kali ini. "Apa Pipi yakin bisa jaga anak-anak sendiri? Yakin?"

"Yakin dong!" Jeno yang tengah menggendong Hyesung bersusah payah membuat kepalan tangannya tertuju ke atas. "Kakak Ji pulang jam empat, kan?"

"Tiga."

"Ehehehehe."

"Hyesung sama Haejin mandi sebelum Kakak Ji pulang, ya, Pi."

Jeno mengangguk-angguk paham.

Jaemin mengalihkan perhatiannya kepada Haejin yang sedang menonton cocomelon di televisi. "Kakak Hae jadi anak baik, ya, Sayangku," pintanya.

Haejin menoleh lalu tersenyum lebar seraya menghampiri Jaemin. "Mimi maw pelgi ke doktel yah?" tanyanya.

"Iya, sama Channie Samchon."

Tepat setelah Jaemin mengatakan itu, suara Haechan terdengar dari depan pintu.

"Nah, itu Channie Samchon." Jaemin mengajak Haejin pergi ke depan untuk menemui Haechan.

Sesampainya di sana Haejin langsung membungkuk memberi salam pada Haechan.

"Aigoooo, pintarnya Kakak Hae," puji Haechan sambil mencubit gemas kedua pipi Haejin.

"Ja! Mimi pergi dulu, ya," pamit Jaemin seraya mencium pipi Hyesung lalu mencium Haejin.

"Aku?" tanya Jeno.

Jaemin terkekeh gemas. "Cup!" Satu kecupan pun mendarat di pipi Jeno, ia terlihat malu-malu kemudian.

"Aigoooo, manisnya," sindir Haechan yang langsung memutar tubuhnya, malas melihat kemesraan kedua sahabatnya itu.

"Paipai, Pipi! Paipai Kakak Hae! Paipai Hyesungie!"

"Eung! Paipai Mimi! Hati-hati di jalan ya!"








📗








Yap, hari ini adalah jadwal me time Jaemin yang sudah direncanakan tempo hari. Sebenarnya ia banyak khawatir soal Jeno dan ketiga buntutnya, tetapi Jeno amat sangat yakin kalau dia bisa mengatasinya dengan baik, jadi ditepisnya kekhawatiran yang berlebih itu demi menikmati waktu luang yang amat sangat berharganya ini.

"Mau ke mana dulu?" tanya Haechan seraya menggandeng lengan Jaemin. "Cardigan baru?" tanyanya lagi.

Jaemin mengangguk. "Sebenarnya tidak terlalu baru, Jeno Hyung yang membelikannya tempo hari, belum pernah ku pakai."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Chronicles of A Boy : The BackyardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang