6

319 25 3
                                    

TRANK TRANK

JRASHHHH

Tes...Tes...Tes..

"Ohok, s-sialan kau."

BRUK

Sebuah tubuh tak bernyawa jatuh ketanah dengan luka tusukan di perutnya. Sang pelaku hanya memandang datar tubuh tak bernyawa itu. Darah segar mengalir dengan derasnya membasahi tanah dibawahnya.

Sosok itu memandang ratusan mayat yang terbaring, tempat itu menjadi saksi bisu akan pembantaian yang dilakukan oleh orang itu.

TAP TAP TAP

Sosok itu berjalan pelan melewati tubuh-tubuh tak bernyawa itu. Pedang hitamnya tampak berlumuran darah. Ia terus berjalan sampai akhirnya ia berhenti dan menatap seseorang yang melayang diatasnya.

"Inikah akhirnya?" Ujar sosok itu kepada orang yang melayang didepannya. Sosok yang melayang itu tersenyum.

"Perjalanmu masih panjang, lembaran-lembaran putih masih harus kau isi dengan tulisan ceritamu. Aku menantikan bagaimana akhir perjalanmu wahai anak dalam ramalan."

Sosok yang melayang itu perlahan-lahan memudar menjadi cahaya yang teramat terang sebelum akhirnya benar-benar menghilang.
.
.
.
.
Skip Time

KRINGG KRINGGG

Bunyi alarm membangunkan Naruto dari tidurnya, perlahan ia membuka matanya. Tangan nya terjulur dan mematikan jam di atas mejanya itu. Ia mengucek matanya sebentar untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.

Saat akan menegakkan badannya ia merasa ada yang menahan lengan kirinya. Disampingnya terlihat Alexia sedang tidur nyenyak sambil menggunakan lengannya sebagai bantalan. Dengan hati-hati ia memindahkan kepala gadis itu agar tidak terbangun.

Lenguhan kecil terdengar saat ia meletakkan kepala gadis itu dibantal. Naruto lantas pergi ke kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya.

Hari libur biasanya digunakan oleh para murid untuk berjalan-jalan disekitaran kota atau bermalas-malasan di kediaman mereka. Sama seperti Naruto, ia lebih memilih berdiam diri dirumahnya. Ia terlalu malas untuk keluar rumah.

Suara peralatan memasak mengalun di dapurnya. Di meja makan terlihat Alexia sedang duduk sambil membaca majalah ditemani secangkir teh hangat sambil sesekali melirik Naruto yang sedang memasak. Setelah selesai dengan masakannya, ia lalu membawanya ke meja makan.

Naruto menatap Alexia sebentar sebelum akhirnya ikut duduk. Alexia meletakkan bacaannya, tanpa berkata-kata lagi ia langsung mengambil satu roti panggang lalu mengoleskan selai.

"Apa?" Ujarnya saat dirinya diperhatikan oleh Naruto. Bagaimana tidak diperhatikan, terlihat Alexia hanya mengenakkan piyaman tanpa dalaman membuat kedua payudaranya tercetak jelas dibajunya. Rambut panjangnya yang biasa diikat twin tail kini dibiarkan tergerai.

"Apa kau tidak memiliki pakaian lain?"

Alexia menatap pakaian yang dikenakanya sebentar, ia lalu menyeringai.

"Ohh soal itu, aku terlalu malas mencari pakaian. Toh kau juga pernah melihatku telanjang, jadi tidak masalah kan jika aku hanya memakai piyama."

Naruto hanya menghela nafas, ia lalu ikut menikmati sarapannya.

"Atau jangan-jangan kau ingin melakukan Itu dipagi hari???" Godanya sambil menyeringai.

Naruto hanya memalingkan wajahnya, Alexia bisa melihat semburat merah kecil di pipi pemuda itu. Gadis itu terkikik pelan.

"Sejak kapan kau pandai menggoda seperti itu?"

"Entahlah, mungkin sejak dekat dengan pemuda mesum sepertimu."

Naruto Crossover 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang