MOONA IOFI: TRUE LOVE

19. Bisnis.

DISCLAIMER!
UNTUK BAB KALI INI DAN SETERUSNYA DIMOHON UNTUK TIDAK MENYALAHKAN KARAKTER YANG DIANGGAP SEPAGAI ANTAGONIS KARENA ITU MENCORENG NAMA BAIK VTUBERNYA SENDIRI.

(Salahkan saja author 🤓)

Moona Hoshinova. Seorang gadis berusia 18 tahun dan sedang menduduki bangku SMA Lentera Bangsa. Dia ahli di bidang olahraga, dan juga seni musik, bakatnya didukung oleh ayahnya yang menjabat sebagai CEO United Talent Agency, agensi internasional yang menampung banyak orang multitalenta, atau bisa juga dari kalangan bangsawan sebagai aktris dan aktor. Orang tuanya senantiasa memperhatikan tumbuh kembang anaknya sejak lahir, tetapi saat Moona memasuki tahap remaja, orang tuanya jarang memerhatikan anaknya karena urusan bisnis yang semakin menyibukkan.

Iofi mengernyitkan dahi. "Huffft, apa dia emang sekaya itu? Tapi aku pernah sih naik di mobil sport nya waktu pulang sekolah, bener-bener canggih deh. She also has a motorsport in her garace. Jujur aku belum pernah ke rumahnya dia, tapi nanti kalo aku kerumahnya dia pasti itu bakal jadi culture shock banget sih, kayaknya dia emang punya banyak koleksi mobil sport dan pastinya yang harganya gak ngotak, aku gak bakal nanya berapa harganya."

"Ya namanya juga orkay, kamu kalo makin deket sama dia nanti juga ketularan virus rich nya, Yop, hahaha.." Ucap Kaela diiringi dengan tawa.

"Btw soal Pekora, aku gak tau lagi harus gimana kalo soal dia. Mau bilang ke kak Moona kalo aku cemburu, tapi malu. Takutnya dia lebih milih Pekora daripada aku. Sebenarnya aku gak terlalu yakin sih kalo mereka punya hubungan lain selain teman, tapi kalo ngelihat mereka berdua bareng gitu, rasanya pengen menghilang aja." Iofi menarik napasnya dalam-dalam sebelum melanjutkan pembicaraannya.
"Kayaknya orang tuanya juga baik, tapi anaknya tattoan, aku gak habis pikir sama pacarku sendiri."

"Tattoan? Emang iya?" Tanya Kaela tidak percaya.

"Iya, waktu itu dia ngajak aku ke cafe dan aku lihat kalo tangannya itu ada tattonya, aku gak tau selain di lengan dimana lagi, mungkin cuma tatto temporer yang gak awet."

"Oh, gitu."

Iofi merasa bahwa ia harus pulang, karena ia sudah mendapat jawaban yang lengkap dan juga semuanya benar, maka dari itu ia menyimpan data-data pacarnya di handphone nya guna menanyakan penjelasan suatu saat. "Btw makasih ya, aku balik dulu. Titip salam ke Zeta."

"Iya, hati-hati, ya."

Kaela mengantarkan Iofi sampai ke depan pintu rumahnya. Dinginnya malam hari seakan memaksa Iofi untuk cepat-cepat kembali ke rumah sebelum sesuatu terjadi, pikirannya hanya berpusat kepada Moona, ia masih terkejut dengan semuanya dan itu pula tentang pacarnya. Bagaimana bisa dia berpacaran dengan seorang wanita anak dari pasangan orang kaya?

"Cih, gue harus minta penjelasan langsung dari dia."

-

Moona mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil sebelum menggunakan hair dryer, seperti biasa ia selalu meluangkan waktu sekitar 1,5 jam hanya untuk mencuci rambutnya. Moona merasa senang karena hari ini Pekora tidak berkunjung ke rumahnya, biasanya anak itu akan selalu menempel dengannya kapanpun dan dimanapun.

Ia menyalakan handphonenya, nama Iofi tertera di layar, sepertinya pacarnya mengirim pesan padanya.

"Why? kenapa harus kirim pesan. Gue juga mau nelpon lo kok." Tekan Moona.

"Kak Moona, sebenarnya akhir-akhir ini gue udah sering banget ovt kalo tentang lo. Prinsip cinta gue sekarang beda, ya. Pertama, kalo lo terus deket sama dia sampai ngelakuin sesuatu kayak yang di komik-komik itu, gue putusin lo walaupun sebenarnya gue gak rela karena lo cakep. Kedua, sekiranya lo udah bosen banget nih sama gue, lo tinggal bilang aja, gak usah nyembunyiin perasaan lo yang sebenarnya dan mempermainkan gue gitu aja. Kesimpulannya, gue sebenarnya cemburu kalo lo deket-deket sama Pekora, ngerti?"

"Tumben make lo-gue, biasanya aku-kakak."

"Bodo amat, gue lagi pengen pake itu."

"Lo cemburu, ya? Gue sama Pekora cuma temen, gak lebih, itupun kalo lo
Percaya sama omongan gue sih."

"Ya, lo kurang peka sih, gue kan sering dijadiin last chat sama lo, terus lo kayaknya juga sering sleepcall sama Pekora."

"Oh, jadi lo mau sleepcall? Bilang aja apa susahnya."

"B-b bukan git-" ucapan Iofi terpotong. Moona sudah menggantinya dengan video call.

"Lo beneran cemburu?"

"Menurut lo gimana?"

"Ya terserah Lo sih, gue udah bilang jangan ovt dan jangan cemburu. Gue aja gak pernah ngedate sama orang selain lo, apalagi sleepcall. Kita cuma rekan, teman, dan sebagainya, kalo lo mikirnya kita lebih dekat dari itu, berarti lo udah terobsesi sama gue."

"Kayaknya gue emang agak obses, akhir-akhir ini mood gue lagi gak baik."

"Btw gue mintanya vc yang kelihatan wajahnya, bukan cuma jidatnya, pamer jidat lo? Mulus juga."

"Ck." Iofi berdecak.

"Nah gitu dong cakep, lo nyadar gak sih kalo sebenarnya lo cakep."

"Iya, cakep. Makanya gue bisa dapetin lo, wakakaka."

"Oh jadi lo seneng banget nih, soalnya bisa dapetin hati gue?"

"Iya lah, orang cakep kan gak boleh di sia-sia in."

"Lo juga cakep kok."

"Cih gombal!" Iofi terkekeh pelan.
"Mau tidur nyanyiin lagu dong."

"Lagu apa?"

"Apa aja!"

"Hmm."

You belong with me, Taylor Swift.

"You're on the phone with your girlfriend, she's upset
She's going off about something that you said
'Cause she doesn't get your humor like I do
I'm in the room, it's a typical Tuesday night
I'm listening to the kind of music she doesn't like
And she'll never know your story like I do."

"But she wears short skirts, I wear T-shirts
She's Cheer Captain, and I'm on the bleachers
Dreaming about the day when you wake up and find
That what you're looking for has been here the whole time."

"Suaramu merdu banget, sayang.." Ucap Iofi.

"If you could see that I'm the one who understands you
Been here all along, so why can't you see?
You belong with me, you belong with me
Walk in the streets with you in your worn-out jeans---"

Setelah dirasa Iofi sudah tertidur pulas, Moona mematikan sambungan video callnya. Ia merasa lega karena bisa merubah mood Iofi dengan cepat, ia sendiri sudah memprediksi bahwa Iofi memang akan cemburu dengan perlakuannya kepada Pekora. Ya, namanya juga hubungan.

"Apa tadi? Dia bilang sayang?" Moona tersenyum tipis.

"Kode, karena gue gak pernah manggil dia sayang, atau karena dia emang ngantuk terus ngigau? Apapun itu gue gak masalah sih."