4. Truth or dare?

184 23 3
                                    

"Hmm.. bibirmu lebih tebel dari biasanya, uh.. beneran dicomot, ya?? Hahahaha..."

"Sumpah aku mimpi kan, Ris? Kalo beneran mimpi tolong bangunin dong, hhhhh." Iofi melakukan hal konyol lagi. Ia memukul kepalanya sendiri dan juga mencubit pipinya sendiri sehingga ia juga kesakitan akibat perlakuan konyolnya. Ia baru sadar kalau ini bukanlah mimpi. "Ini mau dibilang mimpi buruk atau mimpi indah ya, soalnya aku gak keberatan.. hahaha."

"Dia tuh tubuhnya bagus, matanya tajam tapi bagus, tinggi, terus tuh rambutnya lucu! Kalo kamu nonton film Charlie's Angels kan ada tuh gadis penuh aksi terus dia tomboy kalo gak salah namanya tuh Sabina Wilson. Nah, kak Moona tuh spek kayak gitu! Btw soal ciuman, aku kena hipnotis dia, Ris!" Sambung Iofi.

Risu mendecap "Halah kamu kayaknya menikmati tuh. Hahahaha!" Risu tahu Iofi orang yang seperti apa jika sudah bersangkutan dengan Moona, jadi jika hanya ciuman..  Iofi seharusnya menerimanya dengan senang hati. "Terus gimana? Ada yang lain selain ciuman?"

"Buset, Ris. Emang aku cewek apa kabar buruk-buruk saja, ya gak ada lagi lah! Kan udah bel masuk kelas waktu itu."

"Kirain mau----"

"Suttt, nanti bisa didenger orang lain!"

"Dua orang yang disana bisa diam tidak? Suaranya jadi kagak kedengaran kocak!" Gerutu Kobo, ia sibuk bermain epep dengan Kaela. "Anying! Mati cok!"

"Apaan sih, KALO SUARANYA KAGAK KEDENGERAN YA TINGGAL VOLUMENYA DIGEDEIN KOCAK!" Sambar Iofi sedikit tidak terima.

"Ada gak sih tutorial mengubah Iofi dan Kobo menjadi saldo dana. Kalian berisik amat, kan jadi gak fokus!!" Zeta menyela pembicaraan Iofi dan Kobo. Telinganya sudah panas membara karena tidak bisa fokus membaca novel.

"Untung gue diem." Ucap Kaela.

Bu Siska memasuki kelas, pelajaran bahasa indonesia. Semua murid meletakkan handphonenya dan mengambil buku-buku yang diperlukan selama pembelajaran dimulai.

"Yop!"

"Yop!"

"Woi!"

"Apa!?"

"Gapapa."

"Ssstt, Yop!"

"Kobo dan juga Iofi, silahkan keluar dari kelas saya!" Perintah bu Siska, memaksa.

Kobo cengar-cengir. "Tapi bu, saya tadi diganggu sama Kaela dan Zeta.. xixixi." Kaela, Iofi, dan Zeta mereka bertiga menatap tajam ke arah Kobo.
Zeta menghembuskan nafas kesal, kenapa teman-temannya ini sungguh selalu membuatnya stress.

"Kalian berempat! Silahkan keluar dari kelas saya, sekarang!"

Mereka berempat keluar dari kelas. Ya, mana mungkin Kobo mau dihukum sendirian, pasti ada beberapa anak yang akan menjadi tumbal untuk menemaninya.

"Yess! Ayo ke kantin, guys!" Mereka mengikuti langkah Kobo ke kantin. Entah apa yang akan diperbuat anak itu selanjutnya.

Di kantin, Iofi melihat Moona dan Reine sedang membicarakan sesuatu di pojok, meja yang sama seperti saat Iofi mengobrol dan makan bersama Moona. Cengiran lebar Iofi, ia memiliki kesempatan untuk mendekat lagi ke Moona. Hanya dengan mentraktirnya sesuatu, pasti dia mau, kan? Hanya itu yang ada dipikiran Iofi kali ini.

"Mak Siti. Pesan ayam geprek dua dong, satunya lagi buat bebeb akuh tercintahh.. mwach." Mak Siti mengangguk lalu menyiapkan pesanan Iofi dan juga yang lain. Iofi tidak peduli terhadap ketua osis, ia kan bisa pesan sendiri.

Kobo terkejut. "Buset belum pacaran udah manggil bebeb."

"Iri bilang bos!"

Disisi lain, Moona menyadari Iofi berada di kantin. Ia teringat apa yang mereka lakukan beberapa waktu lalu tepat di meja yang sedang ia tempati.
"Bangsat.. gue kenapa sih?!" Ia sendiri yang memulai itu dan ia sendiri menyesal, mungkin malunya sampai ubun-ubun..

"Btw, Moon. Lo gak ada niatan punya pacar?" Tanya Reine, ia menanyakan hal yang serius terhadap temannya itu. Reine heran kenapa Moona yang secakep itu tidak mempunyai pacar.

"Gue juga mikir itu.. sabar aja."
Moona menyeruput kembali kopinya.

Mereka berbincang-bincang tidak jelas sampai Iofi datang di meja tempat mereka duduk.
"Permisi.. ini buat kakak, dimakan, yah. Kakak tau kan kalo ayam geprek tuh enak banget, bahkan hampir semua masyarakat negara Konoha juga suka ayam geprek kak. Jadi mending ini diterima, terus dimakan. Soalnya kalo kakak gak makan ntar sakit, loh. Terus ini juga udah aku siapin dua lembar tisu, ini gunanya buat ngebersihin sisa sambel yang nempel dimulut, ini aku siapin dua tisu karna kalo satu kan mana cukup." Jelas Iofi.

Dengan perut keroncongan, Moona menerima ayam geprek yang diberikan oleh Iofi. Karena dalam kondisi lapar seperti itu, ia tidak akan pernah menolak rezeki yang datang kepadanya. "Gabung sini, btw makasih buat makanannya.."

Iofi merasa tersipu ketika Moona, yang jarang-jarang mengucapkan terimakasih, tiba-tiba mengucapkan terimakasih. Ia ingin tertawa karena ekspresi lucu Moona. Tetapi ia senang hanya sesaat, karena Moona malah meletakkan makanannya kembali ke atas meja. "Loh kok gak dimakan, kak?"

"Masih panas."

Reine yang melihat dua orang di dekatnya, temannya dan adik kelasnya. Reine hanya bisa mendengus pelan, ia kembali menjadi seekor nyamuk berwujud manusia. Demi tidak menjadi nyamuk ia beralih mengusulkan untuk bermain truth or dare. "Main truth or dare, yuk! Bosen."

"Gass lah kak!"

"Oke biar gue aja yang mulai!" Ucap Moona.

"Truth or dare?"

"Truth." Jawab Moona.

Iofi memulai pertanyaannya. "Tipe orang yang kakak suka tuh gimana?" Moona menatap Iofi karena terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan.

"Hm.. gue suka yang pendek, manis, ceria terus, ramah, semangat, suka bercanda, quality time terus juga physical touch."

Iofi menatap Moona dengan tatapan yang susah diartikan. 'itu semua kan ada di aku, kak. Jadi kita jodoh dong?' batinnya.

-

"Dare."

"Cinta pertama?"

Pertanyaan Moona mampu membuat Iofi ingin menghilang di dunia ini dalam sekejap. 'jawabanku ya kamu kak, kok kakak gak bisa ngertiin tatapan mataku yang beda dari manusia lain sih, sebel!'

"Kakak." Iofi menunjuk Moona, ia terlihat santai saja, padahal di dalam hatinya sudah dag dig dug ser.

"Hm? Gue?" Tanya Moona, padahal aslinya ia sudah mendengar ucapan Iofi. Tetapi ia berpura-pura tidak mendengar untuk memastikan jawabannya.

"Iya.."

"Apa emang gue secakep itu, ya?" Mereka pun tertawa dengan perkataan Moona. Meski begitu sampai kapanpun Iofi akan menunggu jawaban dari Moona.

Sedangkan Reine... Ia sepertinya tidak dianggap padahal ia yang pertama mengusulkan truth or dare.

MOONA IOFI: TRUE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang