11. Camping

171 20 4
                                    

Camping yang dilaksanakan hari Selasa sampai dengan hari Kamis. Tidak hanya kelas sebelas saja yang mengikuti kegiatan camping, tetapi begitu juga dengan kelas sepuluh dan kelas dua belas. Iofi sangat berharap bisa bertemu dengan pacarnya, rasanya aneh.. mereka baru berpacaran beberapa hari yang lalu, namun Iofi.. selalu saja berpikiran bahwa Moona akan meninggalkannya. Pikiran-pikiran aneh itu, Iofi selalu berusaha untuk mengusirnya dari otaknya, berharap agar ia tidak selalu menjadi wanita pengecut karena sering berpikiran negatif.

Risu menyadari bahwa Iofi melamun dalam waktu yang lama. "Are you ok? Kayaknya kamu lagi kepikiran sesuatu, kamu mikir apa? Jangan bilang tentang kak Moona?" Risu selalu bisa menebak isi pikiran Iofi dan yang ia tebak pasti benar.

Iofi tersenyum simpul. "Gak papa, cuma kangen aja." Wajar saja, karena Moona tidak membalas chat Iofi sama sekali. Tetapi Iofi beranggapan bahwa Moona sibuk, pacarnya itu sepertinya memang sibuk.

Risu mencoba untuk menenangkan temannya itu. "Ah.. nanti juga ketemu, semangat beb."

"Iya, makasih beb."

Pak guru mulai menjelaskan alur kegiatan yang akan dilaksanakan. "Oke anak-anak, di sana kegiatan kita akan dimulai dengan berkumpul dengan kelompok masing-masing yang ditentukan oleh bapak ibu guru, setiap kelompok memiliki tiga laki-laki dan tiga perempuan, masing-masing kelompok diberikan dua tenda. Setiap kelompok juga akan diberikan sebuah selembar kertas berisi peta pos yang akan digunakan untuk mendirikan tenda nantinya, ingat.. satu pos hanya untuk satu kelompok, semisal pos dua ada di dekat sungai berarti pos itu adalah tempat mendirikan tenda untuk kelompok yang mendapat pos dua. Kalian akan camping selama tiga hari dua malam, kita akan berkumpul di titik kumpul di hari kamis sekitar jam sembilan pagi. Makanan dibebaskan untuk mengambil dari alam atau berburu hewan yang bisa untuk dimakan, begitu juga dengan minuman. Sekian dari pak guru, mohon kerjasamanya selama kegiatan berlangsung, terima kasih." Ucap pak guru langsung ditanggapi oleh tepuk tangan para murid.

Semuanya bergegas memasuki bus masing-masing. Iofi duduk dengan Risu di belakang Kaela dan Zeta. Sebagian murid memilih untuk mendengarkan lagu dengan earphone nya atau dengan headphone yang mereka bawa. Hanya ada suara mesin bus yang berjalan lambat, tidak ada suara orang-orang semuanya hening tanpa suara.

Iofi memilih untuk mendengarkan lagu Shape Of You dari Ed Sheeran, sedangkan Risu memilih untuk mendengarkan lagu Love Story dari Taylor Swift. Mereka berdua sama-sama menyukai lagu barat, terutama lagu yang terkadang muncul di fyp tiktok.

Jalanan yang ramai dengan kendaraan berlalu lalang, suara berisik dari mesin-mesin yang nyala. Terkadang, orang memang membutuhkan alam karena suara alam adalah suara yang menurutnya paling indah.

-

Semua murid berkumpul di area titik kumpul, area ini adalah area terakhir sebelum memasuki hutan lebat, hutan yang akan digunakan untuk camping nantinya. Hutan lebat yang sangat kaya akan pepohonan jika terlihat dari kejauhan, suara-suara alam yang mulai terdengar sangat merdu memasuki gendang telinga. Angin berhembus tidak terlalu kencang, tetapi mampu menggerakkan ranting-ranting pohon yang akan segera jatuh. Alam yang hijau itu seolah tidak sabar akan kedatangan mereka semua.

"Anak-anak sebelum melanjutkan kegiatan, mari kita berdoa terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing.."

"Baik, untuk kelompok beserta posnya kami sudah menentukan, pak guru bacakan anggota kelompok beserta posnya.. silahkan didengar dengan tenang karena pak guru tidak menerima pertanyaan."

"Kelompok satu---"

Risu menyenggol bahu Iofi. "Semoga kita satu kelompok." Ucap Risu.

Iofi mengangguk pelan. "Semoga aja."

...

"Kelompok dua puluh satu, ada Risu, Noel, Bae, Astel, Rikka, dan juga Gamma. Kalian berada di pos sembilan."

Wajah Risu berubah menjadi datar, ia malas melanjutkan kegiatan karena Iofi tidak satu kelompok dengannya.
"Huh, kecewa berat."

Iofi mencoba untuk membuat Risu tidak terlalu kecewa, walaupun ia sendiri lebih kecewa. "Gak papa, yang penting kita bisa ketemu lagi pas di bis nanti."

"Iya.."

...

"Kelompok dua puluh tujuh, ada  Moona, Iofi, Matsuri, Regis, Axel, dan juga Hakka. Kalian berada di pos dua puluh."

Iofi membelalakkan matanya tidak percaya. "OMAIGATTT!! Aku satu kelompok sama pacarkuuu!" Iofi yang tadinya kecewa berubah menjadi sumringah.

Risu tersenyum kecil. "Hadeh, jodoh gak kemana."

Setelah pak guru selesai menyebutkan semua kelompoknya, mereka segera bergegas memasuki hutan untuk menuju ke pos masing-masing kelompok.

Kelompok Iofi hanya terdapat lima orang, Matsuri tidak mengikuti kegiatan dikarenakan sakit. Iofi bersyukur karena ia memiliki kesempatan untuk satu tenda dengan pacarnya, hanya berdua.

Selama perjalanan menuju pos, Iofi menggenggam tangan Moona dengan sangat erat, ia takut menghilang dan ia juga takut dengan hewan buas yang bisa saja menyerang mereka secara tiba-tiba.

"Pos kita ada di dekat sungai, kemungkinan dua puluh menit lagi.. tapi sumpah gue udah pegel-pegel." Ucap Hakka, ia yang memimpin perjalanan karena ia yang membawa peta.

"Hoki banget cui, di dekat sungai." Ucap Axel.

Mereka melangkah sedikit demi sedikit didampingi dengan suara alam yang terdengar semakin nyaring karena kicauan burung.

-

Di tengah hutan yang lebat, terdapat sebuah sungai yang indah mengalir dengan tenang. Sungai ini berada di dekat pos dua puluh, tempat yang ditentukan untuk kelompok dua puluh tujuh. Mereka akan berencana mendirikan tenda di dekat sungai secepatnya, menikmati keindahan alam sembari mendengarkan suara gemericik air yang menenangkan.

"Gue sama Iofi bagian masang tenda, lo pada sono cari makan." Ucap Moona.

"Oke kalo gitu."

Hakka, Axel, dan juga Regis memutuskan untuk membagi tugas. Axel ditugaskan untuk mencari buah-buahan atau hal apapun yang bisa dimakan, Regis akan mencari beberapa kayu bakar yang akan dijadikan api unggun di malam hari, Hakka ditugaskan untuk memancing ikan di sungai sebagai makanan mereka nantinya. Moona dan Iofi juga memiliki tugas, Moona mendirikan tenda, dan tugas Iofi adalah untuk melihat pacarnya.

"Aku bawa panci, wajan, makanan instan, kompor portabel, kasur lipat, lampu, terus ada juga ciki buat nyemil dibagi sama trio tempus." Ucap Iofi ia mengabsen satu persatu barang yang ia bawa di tas ranselnya.

Moona mempercepat kegiatannya, sedikit lagi ia selesai merakit dua tenda. Sebelum itu, ia juga menyingkirkan batu-batu kecil yang mengganggu. Tenda itu cukup besar sehingga mampu memuat beberapa orang dan juga barang-barang. Dan.. dua tenda selesai dirakit oleh Moona seorang diri.

Mata Iofi berbinar. "Ah.. pacarku keren banget!"

"Iya gue emang keren banget."

Mereka menghabiskan waktu untuk mempersiapkan segala hal seperti tempat, makanan, dan juga yang lainnya. Sampai matahari mulai terbenam berganti peran dengan bulan yang bersinar di gelapnya malam.

Iofi memegang tangan Moona, ia kedinginan walaupun api unggun berada di dekatnya. "Kak.. bulannya indah banget!"

"E-eh, iya."

Trio tempus merasa jengkel dengan pemandangan di depannya saat ini. "Udah bro bucinnya. Udah malem, tidur.." Ucap Regis, ia sudah beberapa kali menguap.

"Yaudah." Mereka semua memasuki tenda, bersiap-siap untuk tidur. Esok harinya mereka berencana untuk berburu hewan yang bisa dijadikan makanan.

Iofi masih merasa kedinginan, badannya menggigil. Jaket dan selimut yang ia bawa pun tidak cukup untuk mengusir hawa dingin.

"Kak.."

"Hm?"

"Dingin."

"Hmm.. sini." Moona meminta Iofi untuk mendekat. Sepertinya ia berniat untuk memeluknya agar pacarnya itu tidak terlalu kedinginan.

"Hangat."





MOONA IOFI: TRUE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang