Aby pov
Cape,kesel, emosi, pengen nyekik orang kalau perlu.
Untuk kesekian kalinya aku menghembuskan nafas lelah penuh dengan rasa frustasi, tapi tangisan cewek disebelahku belum juga mereda malah makin kenceng.
" Udah dong gi, gue pusing denger lo nangis mulu, elah."
Sumpah kalau aku cewek udah nangis kejer dari tadi saking stresnya denger ni cewek satu nangis.
" Kak Aby kan ga ngerti perasaan aku. Aku ini-"
" udah, udah, lo udah ngomong itu lebih dari sepuluh kali. Gi, yang keseleo kan gue. Yang kalah juga tim gue ngapain lo yang nangis lebay gini sih."
" Kan karena kak Aby keseleo tim futsal sekolahnya jadi kalah."
Aku langsung menoleh saat dia mengutarakan alasan dia nangis gini.
Aku menyipitkan mata dan memandang dia malas.
" Jadi lo nangis gara-gara tim futsal gue kalah?" Tanyaku sambil memicing. Dan dengan polos sambil mengusap air matanya dia mulai mengannguk.
Rasa kesal langsung bertambah berpuluh-puluh kali lipat.
" Terus kenapa lo mesti nangis ke gue,hah?" Teriakku yang membuat dia berjengkit kaget.
" Kalau lo sedih gara-gara tim futsal kalah, harusnya lo nemuin pak Fery dan ngaduh kesana." Lanjutku sambil menunjuk pintu keluar.
Aku kira dari tadi dia nangis karena aku dapet musibah. Walaupun aku pacaran sama ni bocah karena terpaksa, inget TERPAKSA. Tapi tetep, sebagai pacar yang katanya cinta mati, dia harus bisa nunjukin perhatiannya.
" Kak Aby cemburu ya gara-gara Anggi lebih care sama tim sekolah?"
Cemburu katanya? Kata itu tuh ada di urutan no 101 dalam kamus pacaran gue sama bocah tengil ini.
" Maafin Anggi deh." Aku memandang ngeri cewek yang sekarang lagi ngedip- ngedip ganjen dengan bulu mata yang basah.
" Mending lo pulang. Gue mau istirahat." Usirku langsung.
" Aby! Kok gitu sih sama pacarnya. Mama ga pernah ngajarin kamu kasar sama perempuan ya."
Kepalaku langsung berdenyut sakit saat mama tiba-tiba saja sudah berada di kamarku, kapan datengnya sih?
Kabar buruknya, kemarin si Anggi berhasil buat mama kesemsem cuma gara-gara dia bawa cake buat mama yang KATANYA dia bikin sendiri.
" Ma, aku kan butuh istirahat. Kaki aku masih sakit."
" Yang sakit kan kaki kamu. Tapi kepala kamu engga kan."
Ck ga tau aja kepalaku udah sakit sejak makluk ini dateng.
Aku melirik Anggi yang sekarang udah mamerin senyumnya, dasar carmuk.***
Anggi Pov" Anggi pulang ya kak. Jangan kangen." Ujarku saat aku hendak pulang dengan wajah ditekuk super sedih. Kulirik ka Aby yang dari tadi terus mamerin senyum manisnya.
" Kak kok kayak seneng gitu sih Anggi pulang." Protesku cemberut. Seperti tersadar wajah kak Aby langsung berubah 180 derajat. Dia berdehem lalu melirikku dengan alis terangkat sebelah.
" Katanya tadi mau pulang. Keburu malem ntar."
" Kakak ga akan nganter Anggi pulang?"
Alis kak Aby bertaut tidak suka.
" Gue tau lo gila, tapi ga nyuruh gue nganterin lo pulang dengan keadaan kaki gue gini kan?"
" Masih kangen kak." Rengekku manja sambil menggoyang-goyangkan lengannya.
Kak Aby meringis terlihat kesakitan, lalu menatapku sebal.
" Jangan digoyang-goyang gitu, kaki gue ikutan kegoyang."
" Maaf." Ucapku sungguh-sungguh." Minta peluk boleh?"
Dia terlihat berpikir sejenak sebelum mengangguk kecil. Tubuhnya diam saat aku merebahkan kepalaku di dadanya.
" Pulang gih, udah malem gini." Aku tersenyum sambil mengeratkan pelukanku menikmati kebersamaan kami tanpa ada kak Aby yang marah-marah. Jangan salah, aku emang suka liat kak Aby jutek atau marah-marah, tapi aku juga masih seorang cewek tulen yang seneng kalau diperlakukan manis.
" Cepet semubuh ya kak Aby sayang." Kataku mengedipkan sebelah mata setelah melepas pelukanku.
" ya...ya...ya." ucapnya malas. Aku memajukan bibirku cemberut dengan responnya, tapi tatapan geli dan bibirnya yang berkedut membuatku segera melempar bantal ke wajah super gantengnya.
" Aduh....aw!" Dia meringis menahan sakit karena saat menghindari pukulanku tanpa sadar dia menggerakan kakinya yang sakit. Aku nyengir berdosa.
" Maaf kak. Besok Anggi kesini lagi. Bye." Sebelum kak Aby tersayang ngamuk aku sudah ngacir kabur duluan.***
Ini udah hari ketiga kak Aby ga masuk sekkolah, mulutku terus komat-kamit di depan gerbang sekolah berharap hari ini kak Aby masuk sekolah.
Masalahnya sebentar lagi libur panjang, kan pasti bakal kangen lama ga ketemu.
" Bocah! " aku langsung membuka mata dengan perasaan senang saat kudengar teguran dingin kak Aby.
" Aneh kok tiap hari sih." Gerutunya yang kuyakini disebabkan aksi komat-kamitku didepan gerbang sekolah.
Hampir saja aku berhasil menggandeng tangan kak Aby sebelum suara rusuh milik kak Clara mengacaukan adegan romantisku.
" Hai by. Gimana kakinya? Udah sembuh?" Tanyanya sambil mencoba menggandeng tangan kak Aby dan langsung ditolak halus oleh kak Aby. Aku tersenyum sinis memandang kak Clara yang bahkan ga nganggep aku ada.
" kayak yang lo liat." Jawab kak Aby kalem. Kak Clara tersenyum manis kearah kak Aby sebelum tatapannya jatuh padaku yang berdiri tepat disamping kak Aby.
" Lo belum nyerah juga ya gangguin Aby." Aku cemberut menanggapi pertanyaannya dan saat aku menoleh kulihat kak Aby sedang memperhatikanku dengan tatapan yang sulit aku artikan.
Tau kalau kak Aby ga akan belain aku dari pengalaman yang sudah-sudah aku memilih buat pergi dari sana tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Dua bulan ini ternyata masih belum cukup ya buat dapetin hati kak Aby.TBC
Haha geje ya....
Sedikit pula.
Tapi happy reading ya guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Orchid
Teen FictionAku hanya mencintainya, apa itu kesalahan? Walaupun hatinya masih milik orang lain, tidak apa-apa. Sungguh. Aku hanya ingin disampingnya, menjadi seseorang yang terus bisa melihat senyumnya yang menenangkan, seperti musim semi. Aku hanya ingin dia t...