Menyerah

493 34 6
                                    

Aku menggigit bibir bawahku sambil meremas ujung rok yang kukenakan,menunggu reaksi kak Aby selanjutnya.

Aku ga tau letak kesalahanku dimana, tapi kak Aby sudah melotot tak suka sejak aku keluar dan menemuinya di depan gerbang rumahku.

" Lo pake baju apaan?! " katanya berang.

" Baju ini?" Sejujurnya aku tidak mengerti dengan maksud kak Aby ' baju apaan '

" Ganti!"

" emang baju Anggi kenapa sih?" Tanyaku heran. Dan suara tawa setan yang berasal dari balkon kamarku membuat kami langsung menoleh keatas.

" Sexy kali kak." Aku cemberut dan kini mulai memperhatikan baju yang Tara suruh kenakan tadi. Tanktop pink dipadukan dengan rok jeans sejengkal diatas lututku saat aku sekarang mencoba mengukurnya.

" Udah tau kan baju macem apa yang lo pake."

" Kata Tara ini bagus buat kencan pertama kita." Jawabku polos mengutip ucapan Tara saat aku memutuskan untuk membeli baju ini.

" Lo mau cowok- cowok mikir apa tentang lo? Baju lo kependekan! lo udah kayak cewek apaan tau ga. Sekarang ganti!" Kak Aby menggeram sebelum menarikku kedalam rumah dengan tidak sabar, bahkan kak Aby lah yang membuka pintu kamarku dan menyuruhku masuk.

" Ganti, atau gue ga mau lagi jalan sama lo.!"

Brakkk... pintu terbanting sempurna didepan wajahmu.

Setelah menemukan kembali kesadaranku aku langsung berbalik menghadap Tara yang sekarang sedang tertawa ngakak ga pake hati.

" Rese banget sih lo jadi temen! "

" haha...santai kali. Gue kan lagi nguji cowok lo."

" Yang ada lo bikin gue malu mampus tau ga."

Dan si biang masalah kembali ketawa puas

" Ih Tara , gue lagi ngomong juga." Kesel deh marah- marah tapi ga di denger.

" Gue lagi ngetes okey." Dia berdehem sekali dan aku menyimak.
" Kak Aby perhatian juga dengan ga ngebiarin lo make pakean kurang bahan kayak tadi." Katanya bergidik ngeri saat mengucapkan kata kurang bahan.

Sialan bener nih temen, aku cuma jadi kelinci percobaannya doang.

" Gila banget lo, gimana kalau kak Aby tadi cuek- cuek aja mau ditaroh dimana muka gue jalan pake baju kayak gituan."

Tara kembali tertawa dan kali ini langsung bungkam saat aku dengan sukarela tanpa paksaan menjitak kepalanya sampai dia meringin kesakitan.

" KDRT nih."

" Kapan lo ijab qobul didepan penghulu buat nikahin gue." Desisku kesal.

" Gue kan cuma bantuin doang.tuh gue sampai udah nyiapin pakean buat lo pake." Katanya sambil mengedikkan dagu kearah pakaian yang sudah digantung diluar lemari.

Aku tersenyum saat melihat rok selutut motif bunga berwarna tosca sudah tergantung bersama blouse putih lengan pendek.

" Baik juga lo jadi temen." Cengirku yang dihadiahi dengusan keras darinya.

" belum sejam yang lalu lo ngatain gue rese dan jitak kepala gue sampai benjol yang gue yakin ga akan kempes untuk kurun waktu yang tidak bisa ditentukan."

Dengan terang- terangan aku memutat bola mataku.

" Keluar lo, gue mau ganti baju."

Akhirny Tara pun keluar walau mulutnya terus menggerutu, dan saat pintu tertutup aku pun segera mengganti bajuku.

***

Kami disini, diacara pameran fotografi terbuka, sempat tadi aku melihat kak Dhika yang juga tersenyum tipis waktu aku melambaikan tanganku tanpa sepengetahuan kak Aby.

" Lo ga mau keliling?" Itu suara kak Aby, dia memiringkan kepalanya demi.bisa melihatku.

" Ayo, tapi kayaknya ada yang salah deh sama tangan Anggi." Kataku berlagak polos sambil memutar- mutar tanganku di depan wajah seperti meneliti.

Kulihat dari sudut mataku kak Aby mengerutkan kening ikut meneliti.

Dan hatiku langsung ketawa kegirangan saat kak Aby meraih tanganku untuk mengecek apa yang terjadi.

Tanpa buang- buang waktu langsung saja kugenggam tangan dingin kak Aby sekuat dan sebisaku supaya ga lepas.

" Eh?" Kak Aby lucu deh kalau lagi kaget gitu kayak muka bayi tak berdosa.

Dahinya berkerut tapi setelah sadar tatapannya memicing kearahku yang lagi nyengir lebar.

" Akal- akalan lo kan bocah?!"

Aku mengangguk semangat seperti bangga akan kreatifitas yang tak seberapa ini.

" Kan lagi pacaran." Aku nyengir dan kak Aby geleng- geleng pasrah. " Jadi harus dipegang, takut ilang."

Kak Aby terkekeh dan suaranya bikin hati meleleh melebihi coklat dipanasin.

" Iya deh, kan lagi kencan ya."

Aaaaakkkkkkkhhh.....pengen teriak deh saking senengnya.

Liat deh kak, kakak pasti bakal jatuh cinta sama aku,hihihi.

Hari ini tu sempurna, seperti beneran kencan kayak orang- orang. Mungkin kalau aku boleh melebih-lebihkan, bahagianya mereka ga sebanding sama aku hari ini.

Abis dari pameran kak Aby ngajak makan, bukan tempat mewah hanya lesehan pinggir jalan. Sederhana tapi mengesankan.

" Kak, aku mau disuapin." Kak Aby menoleh lalu terkekeh. Hari ini dia banyak ketawa aku suka.

" Gue makan pake tangan." Jawabnya dan memang benar menu makan kak Aby ayam penyet.

" Emang kenapa kalau pake tangan?"

" ya gapapa, takut lo ga suka aja." Jawabnya berhenti menyuap dan memandangku sambil tersenyum.

" Kak Aby udah cinta sama aku?" Tanyaku antusias, dia tertawa lalu menggeleng pelan.

" Gue rasa belum. "

Ada rasa sedih saat kak Aby ngungkapin itu tapi lebih baik dari pada kak Aby pura- pura mencintaiku.

" kalau Tiara? Masih suka sama dia?"

" Oh iya!" Kak Aby memukul dahinya dengan tangan yang tak kotor, seperti baru mengingat suatu hal yang penting.

" Ada apa?" Kataku cemas.

" Gue ada janji nonton sama Tiara."

Hah?

Dan yang terjadi selanjutnya adalah kak Aby yang buru - bersiap pergi dan aku yang hanya bisa bengong.

Ternyata hari ini ga sesempurna itu.

" Ayo Gi! " teriak kak Aby dari luar. Aku tersenyum masam memandang makananku yang bahkan belum habis setengahnya.

Bahkan kak Aby ga mau repot- repot memperhatikan makananku, yang dipikirannya hanya Tiara.

Aku menghela nafas lelah, lalu bangkit menemui kak Aby.

Jadi, apakah aku harus melepaskan orang yang kucintai demi kebahagiannya atau menahannya disisiku dan memaksanya mencintaiku??

TBC

Maaf ya kalau part ini geje. Lagi stuck nih.
Semoga masih ada yang mau baca hehe








OrchidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang