Siang itu aku pulang dengan wajah lesu, kak Aby udah ngambil keputusan dan itu jelas bukan apa yang aku mau.
Bibirku mencebik sebal saat mobil bang Jarvis masih terparkir dihalaman rumah. Kuputuskan untuk menyebrang jalan menuju satu rumah bercat abu.
Lama aku berdiri didepan pagar rumah itu dengan tangan mencengram pagar persis narapidana di sel.
Rumahnya keliatan sepi mungkin mama papanya kak Aby masih kerja. Aku berbalik menyandarkan punggungku dipagar hitam itu.
Panas banget.
Haus, tapi males liat muka tengilnya bang Jarvis.
Saat itulah kulihat sebuah sedan hitam melaju pelan kearahku dengan bunyi klakson yang memekakan telinga. Baru bisa mobil atau baru punya mobil tu orang?!
Dasar Norak.
Dengan kesal dan wajah galak aku menegakkan tubuh, memandang siapa aja yang ada didalam itu tajam. Walaupun sebenarnya aku ga bisa liat wajah orang didalam sana.
Sekali lagi bunyi klaksonnya terdengar. Aku mendesis jengkel.
" Woii...!!! Ngapain sih didepan pager rumah orang?" Si empunya turun dari mobil dengan tampang sangar. Dan aku hanya bisa garuk-garuk kepala sambil nyengir ga jelas.
" Lo ngalangin jalan orang Anggi, ya ampunn....!" Kak Aby berkata gemas sambil mengibaskan tangannya mengusir.
" Kan nungguin kakak." Kataku cemberut.
" Ngapain nunggu gue?"
" Emang kakak ga kangen Anggi?"
Kak Aby terlihat mendesah lelah, sebelah tangannya memegang pundakku lembut dan menggesernya pelan.
" Minggir dong!" Dia mendelik. " Gue mau masuk. Lo juga pulang sana!!"
Aku menggeleng.
" Ga mau pulang. Didalem ada bang Jarvis, Anggi masih bete."
" Bocah banget sih, masa cuma gara-gara gitu doang ngambek."
" Kan efeknya ga sesederhana itu!" Aku melotot galak." Kak Aby juga, tunjukan sedikit suasana berkabung dong. Kita kan baru aja putus."
Kak Aby menaikan sebelah alisnya yang bikin aku kesel karena kegantengannya makin nambah.
" Gue baru aja mau baca yasin, sukuran abis putus sama bocah kayak lo." Kak Aby tertawa keras yang dengan senang hati langsung kupukul pundaknya.
Agak linu juga ni hati.
" Jahat banget. Nanti aku sumpahin biar kakak cinta mati sama aku."
" Kalo gitu, gue sumpahin juga supaya lo jadi jomblo seumur hidup selain pacaran sama gue."
" Astaga!" Asli mulutnya lebih berbisa dari gonbalan playboy sekalipun.
" Ya udah deh, aku minta kak Dhika aja temenin. Kak Aby ga asik."
" Berani lo ngajak dia pergi?!" Kak aby menggeram dengan tatapan galak.
" Nyadar diri dikit kek, tu cowok udah ada yang punya."
" Ya terus kenapa, kan cuma jalan doang ga akan macem-macem."
Kak Aby terlihat jengkel, walaupun aku ga tau alesannya apa. Ini cowok kan super labil.
" Emang lo mau kemana?"
" Mau nyari makan lah, aku kan lagi kabur."
mendengar jawabanku kak Aby mengerutkan kening lalu menoleh melihat kearah rumahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orchid
Teen FictionAku hanya mencintainya, apa itu kesalahan? Walaupun hatinya masih milik orang lain, tidak apa-apa. Sungguh. Aku hanya ingin disampingnya, menjadi seseorang yang terus bisa melihat senyumnya yang menenangkan, seperti musim semi. Aku hanya ingin dia t...