Aku langsung membanting tas yang kukenakan tadi.
Merabahkan diriku diatas kasur, akupun mulai memutar ulang adegan disaat kak Aby lebih milih buat nonton sama Tiara dari pada berdua denganku.
Kok sakit ya?
" Kayaknya gue harus banyak berdoa deh, semoga kak Aby ga akan pernah dapet - dapet hati Tiara."
Aku jahat? Emang.
Wajar kok menurut aku, kalau seorang cewek yang cinta parah kayak aku doain begituan buat cowoknya.
Kak Aby, kapan sih bisa cinta sama aku?
" Anggi." Panggilan mami langsung membuatku menoleh, mendapati wanita cantik yang masih memakai setelan kerjanya memandangku dengan mata lelahnya.
Aku langsung terduduk saat mami melangkah mendekatiku.
" Ada apa mi?" Aku bertanya sambil merentangkan tanganku minta dipeluk.
Mengerti dengan gestureku, mami lalu mendekat membiarkan aku untuk mendekapnya.
" Udah makan, sayang?" Aku hanya menggeleng kecil, membenamkan kepalaku lebih dalam pada perut mami, dan selalu nyaman memang.
Aku tidak bohong, aku memang belum makan. Kak Aby itu bukan teman kencan yang baik.
Mana ada cowok biarin pasangan kencannya kelaparan, dan memilih pergi sama cewek lain, yang lebih cantik, lebih manis, lebih modis, lebih tinggi.
Sepertinya aku emang kalah jauh sama Tiara, hiks.
" Yuk, makan bareng. Mami juga laper. Bibi masak apa ya?"
" Masak udang asam manis mi, tadi Anggi yang minta."
Aku mendongak menatap mami yang sedang tersenyum padaku.
" Cape banget kayaknya,mi."
" Iya. "
" Nanti kalau Anggi udah lulus SMA, terus kuliah Anggi pasti bantuin mami."
" Iya sayang." Balas mami sambil tertawa kecil. " Besok papi dateng sama bang Jarvis."
" Hm."
Bang Jarvis itu kakak tiriku, Mommynya orang Jerman.
Jadi, dulu waktu Mommynya bang Jarvis harus tinggal di Jerman karena orangtuanya lagi sakit-sakitan, disini Papi nikah lagi sama mami atas restu Mommynya bang Jarvis.
Tapi setelah beliau kembali, akhirnya mami sama Papi pun pisah.
" Minta apa sama papi?" Mami bertanya, sambil tertawa membuat aku juga ikut terkekeh.
" Minta mobil baru."
" Kurang tuh." Kata mamiku dengan tak hentinya tertawa.
" Mintanya juga mini cooper mi." Mata mami membelalak kaget mendengar permintaan ajaibku untuk ulang tahunku besok.
" Ga boleh yang mahal -mahal, sayang. Kamu kan masih SMA."
" Bang Jarvis lebih mahal kali mi." Sanggahku tak mau kalah.
" Abang kamu itu udah kuliah. Mami ga mau kamu jadi target orang jahat." Aku manyun mendengarnya.
Mami ga asik.
" Mandi gih." Perintah mami setelah melepaska pelukanku, dan tanpa memperdulikan bibirku yang maju beberapa centi.
" Abis itu turun, kita makan." Perkataan mami aku balas dengan anggukan walau masih menggerutu dalam hati.
Kak Aby tau ga ya, besok hari ulang tahun aku.
Pengen banget dapet kado dari makhluk itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Orchid
Teen FictionAku hanya mencintainya, apa itu kesalahan? Walaupun hatinya masih milik orang lain, tidak apa-apa. Sungguh. Aku hanya ingin disampingnya, menjadi seseorang yang terus bisa melihat senyumnya yang menenangkan, seperti musim semi. Aku hanya ingin dia t...