9. Jari Emas

1.5K 223 6
                                    

Xiao Zhan berbaring di kasur yang sangat keras. Kasur itu hanya terbuat dari beberapa papan kayu yang disatukan dengan empat potong kayu yang digunakan sebagai penyangga. Mata phoenix-nya menatap langit-langit yang temaram. Tidak ada listrik, hanya ada lampu minyak yang digunakan untuk penerangan di malam hari.

Pada waktu ini, di zaman kuno yang tidak ada hiburan apapun, semua orang akan pergi tidur supaya dapat bangun pagi untuk beraktivitas kembali. Tapi bagi Xiao Zhan yang telah lama menderita insomnia, hal semacam itu tidak ada pengaruhnya lagi bagi dirinya.

Sudah satu jam berlalu setelah dia mengucapkan selamat malam pada Wang Yibo. Namun, dia masih tetap membukakan matanya.

Berbagai cara sudah dia lakukan. Dari berguling ke kiri dan ke kanan, hingga menghitung domba. Namun, matanya masih tidak ingin terpejam.

Kali ini Xiao Zhan tidak akan menyerah!

Dia mulai menghitung domba lagi dari awal. "Satu domba, dua domba, tiga domba ...."

Hingga pada hitungannya yang kedua puluh lima, perasaan aneh mulai menyelimutinya. Tiba-tiba tubuhnya terasa ringan dan perasaan mengambang di atas permukaan tanah membuatnya sangat ketakutan. Wajahnya perlahan menjadi pucat dan rasa takut terlukis jelas di wajahnya.

Sedetik kemudian, perasaan itu menghilang, seolah ilusi semata. Walau begitu, Xiao Zhan masih tidak berani membuka matanya.

Perlahan, Xiao Zhan menyadari suasana tempatnya saat ini sangat berbeda dengan di kamar rumah Wang Yibo. Tidak lagi terdengar suara nyanyian jangkrik dan katak di sekitarnya.

Apa dia kembali ke rumah sakit? Bulu mata Xiao Zhan bergetar ketika memikirkannya.

Dia mencoba menenangkan dirinya sendiri. Setelah tenang, dia memberanikan diri untuk membuka matanya.

Ketika mata itu terbuka, yang dilihat oleh Xiao Zhan adalah langit biru yang cerah. Pupil matanya melebar dan seketika dia langsung berdiri dari posisi tubuhnya yang terlentang.

Dia melihat sekelilingnya, terdapat empat mu lahan pertanian yang masih belum ditanami, lalu di dekatnya berdiri sebuah rumah kecil khas pertanian dengan dinding batu besar di sebelahnya.

A/N: Mu (666 m²)

Dengan dua hal yang baru saja dilihatnya ini membuat Xiao Zhan bersemangat.

"Apa ini jari emas?" Xiao Zhan bergumam pada dirinya sendiri.

A/N: Jari emas kurang lebih artinya alat curang untuk membantu atau mempermudah kehidupan orang yang memilikinya.

Memikirkan hal ini, Xiao Zhan tiba-tiba berlutut dan bersujud di tanah sambil berteriak pada Dewa, "Terimakasih Dewa karena telah memikirkanku di kehidupan ini!"

Tuhan tahu bahwa sejak dia berpindah ke zaman kuno sebagai seorang pengemis, dia telah berulang kali meratapi nasibnya yang tidak beruntung memiliki jari emas apapun yang dapat membantu kehidupannya di tempat asing ini.

Sekarang feng shui telah terbalik. Dia telah mendapatkan jari emas yang dapat mengubah kehidupannya yang sulit menjadi mudah.

Setelah bersujud berulang kali sambil mengucapkan syukurnya, dia bangkit dan berdiri di tengah tempat pertanian, lalu berjalan ke dinding batu besar yang telah berhasil membuatnya tertarik dan penasaran dengan fungsinya.

Semakin dekat dengan dinding batu itu, semakin Xiao Zhan curiga. Entah kenapa dia tiba-tiba mendapatkan firasat buruk tentang dinding batu itu.

Berdiri di depan dinding batu, Xiao Zhan melihat di sudut kanan dinding batu itu ada sebuah simbol yang mirip dengan tombol power di peralatan listrik.

I Want To Be RichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang