Dianggap sebagai ancaman bagi seluruh klan dan kerajaan karena mempunyai ilmu sihir, Bianca Rosever dihadapkan pada eksekusi mematikan.
Dalam pelariannya, sang puteri yang dicap angkuh seantero negeri itu membawa tangis, amarah dan dendam, terutama...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⚠️ TYPOS ⚠️ • • •
Jangan terlalu keras padanya, dia kan tunanganmu.
...dia kan tunanganmu,
...tunanganmu.
Tunanganmu.
Mulut Richard nyaris menumpahkan segala macam kata kasar setelah pria itu terbangun dari mimpinya. Meskipun hal itu tidak terjadi sama sekali. Richard adalah seorang pangeran, bangsawan kelas atas, pria terhormat yang tidak akan pernah mengeluarkan kata-kata kasar sejengkel apapun keadaannya.
Walau sudah hidup ratusan tahun di masa depan, di masa lalu dia tetaplah seorang yang pernah mendapatkan nilai sempurna di kelas tatakrama—yah,nilai akademiknya sempurna di semua mata pelajaran—jika dia berminat menyombongkan diri.
Tidak, Richard tidak akan kehilangan jati dirinya sebagai bangsawan dengan sebuah umpatan atau makian kasar hanya karena diejek oleh Morael (sosok misterius yang mengirimnya ke masa depan).
Ah, Morael. Kenapa dia senang sekali membuat suasana hati Richard menjadi kacau?
Belum cukup tentang sifatnya yang menjengkelkan, dia pun sebenarnya adalah pengecut, jika Morael sebernyali itu, seharusnya dia datang langsung ke hadapan Richard dan mengejeknya di depan mata.
"Oh, kau mau aku melakukannya secara nyata alih-alih di dalam mimpi?"
Richard sedikit terlonjak, dia kemudian menoleh ke arah kursi, hanya untuk menyadari bahwa keterkejutannya bertambah dua kali lipat.
"Rosever?"
Bianca yang terbalut pakaian tidak senonoh itu hanya bereksistensi selama tidak lebih dari tiga puluh detik dan Morael menjelma menjadi sosok yang lain saat ini.
"F-fiona?"
Morael dalam wujudu Fiona terkikik sebelum mengubah diri menjadi River.
Kini, mereka berdua saling menatap dalam keheningan cukup lama.
"Lihat baik-baik dirimu, River. Kau tidak perlu cermin, lihat aku, lihat kita."
"Apa yang kau lakukan?" Desisan Richard itu patut diapresiasi, Morael terkekeh sebelum kembali mengubah wujudnya menjadi Bianca dalam balutan gaun tidur yang sama.
"Sekarang kau lihat wanita ini, River. Tidakkah kau melewatkan sesuatu tentang tunanganmu ini?"