1

917 11 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Pangestu memasuki rumah mewah bergaya eropa,setiap langkah kaki yang terbalut pantofel itu menggema dipenjuru rumah,berbelok kearah kiri sebelum pada akhirnya langkahnya harus terhenti saat netra tajam melihat kearah gadis remaja yang tengah menatapnya dengan tatapan khawatir ditambah lagi mata bulat itu terlihat sembab,hidungnya memerah.bahkan Masi ada bercak air mata yang jatuh dari pipinya.

Pangestu merentangkan tangannya,
menyambut sang anak kepelukan.
pangestu kira anak tunggalnya ini tidak akan tau tentang kabarnya.

"Papah,papah engga kenapa-napa kan?hikss."

Pangestu tersenyum saat pelukan erat ia dapatkan dari sang anak,mencium pucuk kepala anak."tidak sayang,buktinya papah baik-baik saja kan?."

florine beth prataja,atau sering disapa Flo dan Riri panggil khusus dari sang papah,anak tunggal dari seorang pangestu prataja.

Usianya Masi 17 tahun kurang satu bulan,memiliki visual imut,pipi yang chubby dengan berat badan hanya 38kg,tingginya bahkan hanya 150cm berbanding terbalik dengan sang papah,mungkin jika wajah.wajah florine terlihat mirip seperti Pangestu tapi mata, cara senyum dan tinggi badan begitu mirip sang mamah.

"Papah kalau mau kemakam mamah mulai besok ditemani bodyguard aja ya,biarin mereka jagain dari jauh,jangan sampai kejadian ini terjadi lagi,Riri takut papah kenapa-napa."

Pangestu mengelus rambut sebahu putrinya,mengecup sekali lagi kepala sang putri."iya sayang,lain kali begitu."

Mamah florine meninggal saat usianya menginjak dua tahun karena sakit gerd,pada saat itu florine Masi begitu kecil,tapi ia harus kehilangan sosok ibu,untungnya ia mempunyai papah yang selalu berusaha menjadi ibu sekaligus ayah untuknya.

Pangestu begitu mencintai Hana sang istri,ia akan terus menyempatkan satu Minggu sekali untuk singgah kemakam sang istri hingga larut,hanya untuk menceritakan perkembangan florine sang anak.

Florine melepaskan pelukannya,ia menarik ingusnya,florine memutar tubuh sang ayah."gada yang luka kan pah?."

Pangestu kembali tersenyum."gada sayang,untungnya tadi ada anak baik yang menolong papah."

Mata florine berbinar mendengarnya,
manusia baik mana yang menolong papahnya?ia ingin berterima kasih.
mungkin jikalau ia tidak menolong papahnya florine tidak akan membayangkan apa yang nantinya akan terjadi.

"Oh ya?siapa?."

Pangestu membawa florine keruangan menonton,ruangan besar yang diisi layar screen yang memenuhi tembok dan ada sofa besar disana,tempat yang biasa Pangestu gunakan untuk menceritakan banyak hal kepada putrinya.

Pangestu membuka jasnya,ia menyuruh florine duduk disampingnya.

Florine menurut,menduduki diri disamping sang papah,tangannya langsung memeluk pinggang Pangestu yang disambut hangat.

LOVE (BODYGUARD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang