EPS 9

54 5 1
                                    

Jam kuliah siang ini selesai lebih cepat dari biasanya. Jisoo dan tiga lainya bersorak gembira dalam hati karena rencana mereka bisa lebih cepat terlaksana.

Mereka keluar dari kelas bersama, namun langkah mereka terhenti karena suara rendah pria yang memanggil Jisoo.

"Jisoo, keruangan saya sekarang"
Setelah mengucapkan itu Taehyung langsung berbalik pergi ke ruangannya.

"Tu dosen kenape sih, ngeselin banget"
Ucap Lisa kesal

"Udahlah kalian duluan aja, gue nyusul nanti"
Ucap Jisoo mulai berjalan menuju ruangan dosennya itu.

"Eh Jis! Enak aje, kita tu harus bareng terus! Ingat rencana!"
Ucap Jennie sedikit berteriak dan dibalas jari jempol dari Jisoo yang mulai menjauh.

"Tu dosen kenapa tiba-tiba manggil Jisoo ya?"
Tanya Rose menaikan alisnya heran.

Lisa dan Jennie terdiam sambil melihat sosok Jisoo yang mulai menghilang. Ada rasa gelisah di hati mereka.

Bukan hanya takut rencana mereka gagal karena Jisoo yang saat ini tidak bersama mereka, tapi juga takut karena saat ini Jisoo sendiri dan bisa saja ada yang diam-diam mencelakainya atau bahkan diri mereka sendiri.

"Dah dah, kita jan ovt mending kita tunggu Jisoo didepan aja, kalo kelamaan ntar kita telpon tu anak"
Ucap Lisa menenangkan dan dibalas anggukan oleh Rose dan Jennie.

Dua puluh menit berlalu, Jisoo masih duduk di sofa ruang dosennya itu dengan perasaan kesal. Pasalnya, sang dosen mengatakan untuk menunggunya dan mempersilahkan duduk disana.

Jisoo sibuk berkutak kutik dengan handphone nya, mengirim pesan ke grup chat yang ribut akibat ketidak hadirannya dalam rencana.

Hal itu membuat rencananya tertunda lima belas menit yang lalu dan saat ini ketiga sahabat nya sudah berangkat menjalankan rencana.

Taehyung yang tadinya sibuk dengan beberapa berkas dan buku menyadari gerak gerik gelisah Jisoo. Namun dia tak peduli dan kembali fokus mengerjakan kegiatannya.

Tidak tahan lagi, akhirnya Jisoo bangkit dari duduk nya dan menghampiri dosennya itu.
"Jika tidak ada yang ingin anda sampaikan, saya permisi"

Setelah mengatakan itu Jisoo membungkuk sedikit tanda hormat lalu membalikkan badannya menuju pintu keluar.

Belum sempat memegang gagang pintu, tangan nya terhenti akibat kalimat yang dilontarkan oleh pria yang ia tinggalkan tadi.

"Ternyata kamu sangat suka mempelajari dan mencontohi sesuatu dari buku yang kamu baca ya?"
Ucap Taehyung dengan suara berat nya sambil berjalan menghampiri Jisoo.

"Apa maksud anda, pak Taehyung?"
Ucap Jisoo yang saat ini sudah berhadapan dengan dosennya itu.

Taehyung hanya menampilkan senyuman manisnya lalu mensejajarkan wajahnya dengan wajah Jisoo.

"Saya sudah memperingati kamu, sayang~"

------

Gang yang menjadi tkp itu terlihat sepi. Tidak ada polisi yang biasanya berjaga dan juga tidak ada garis polisi yang biasa digunakan agar tidak ada orang yang melintasi tkp.

Terlihat normal disana, seperti awal mula saat tak ada kasus pembunuhan itu. Dari keadaan yang tenang itu, tak ada yang sadar bahwa ada dua orang pria yang siap dengan senapan mereka dari atas gedung sebrang.

Itu adalah Jonny dan Jaehyun, sedangkan Taeyong dan Winwin siap dengan motor mereka tak jauh dari gang itu.

Suasana disana sepi, hingga akhirnya datang lah tiga gadis cantik yang berdiri tepat didepan gang. Netra Taeyong mengabsen satu persatu gadis disana.

Namun orang yang sejak tadi malam menghantui dirinya dengan rasa gelisah itu tak ada disana. Menaikan sebelah alisnya, Taeyong menatap Winwin seolah bertanya.

Yang ditatap hanya menaikkan bahunya tanda tidak tau. Kembali diluruskan pandangan nya kearah gang, ketika gadis tadi terlihat asik mengobrol.

Tidak, sepertinya bukan topik yang bagus, karna dari raut wajah mereka Taeyong bisa melihat bahwa mereka sedang menghawatirkan sesuatu.

Taeyong langsung menekan tombol dari benda kecil di telinga nya.
"Dimana Jisoo? Kenapa kalian hanya bertiga?"

Ketiganya terkejut karna benda kecil di telinga kiri mereka tiba-tiba hidup dan menampilkan suara Taeyong.

"Jisoo lama banget tadi dipanggil dosen, kelamaan kami nunggu jadi kami duluan aja"
Ucap Lisa menjelaskan sambil melirik kearah Taeyong.

'dipanggil dosen? Apa dia membuat masalah?'
Batin Taeyong.

"Gue menjemput Jisoo, kalian tunggu sebentar"
Ucap Taeyong lalu pergi dari sana menggunakan motor nya.

Jaehyun yang awalnya ingin membantah keputusan itu terhenti karena Taeyong yang langsung pergi tanpa mendengar balasan dari yang lain.

"Gila ya dia? Kalo disini tiba-tiba diserang gimane coba?"
Ucap Jaehyun kesal.

Johnny hanya diam. Sepertinya dugaannya tentang sikap Taeyong terhadap Jisoo benar. Tapi dia tidak ingin pirikan nya itu mengalihkan ke fokusnya.

Johnny menekan tombol dari benda kecil ditelinga nya.
"Jennie, Lisa, Rose, kalian istirahat saja di rumah Jisoo. Winwin Lo jaga mereka, biar gue sama Jaehyun disini"

"Loh, kok mendadak? Lo ngubah rencananya?"
Ucap Winwin tak terima.

"Ya, kita ubah rencananya, jadiin perempuan sebagai umpan terlalu beresiko walaupun Lisa bisa beladiri"
Ucap Johnny menjelaskan.

Dari awal sebenarnya para pria tidak setuju dengan menjadikan para gadis sebagai umpan. Jisoo pikir pembunuh itu pasti tau kalau dia adalah teman Taeyong.

Jadi dia memanfaatkan itu untuk menjadikan dirinya umpan agar si pembunuh mengincarnya. Namun ternyata ketiga sahabat nya juga ingin menjadi umpan.

Taeyong menentang keras rencana ini. Tapi Jisoo mulai menjelaskan dan membujuk nya. Alhasil Taeyong setuju dengan syarat Jisoo membawa beberapa senjata untuk jaga-jaga dan setelah bisa menangkap pembunuh itu Jisoo tidak lagi ikut campur.

"Okey, jaga diri kalian"
Ucap Winwin lalu pergi dari sana menggunakan motor nya, sedangkan para wanita sudah berjalan dari tadi tak ingin membantah.

"Trus kita ngapain?"
Tanya Jaehyun bingung. Johnny hanya diam seperti sedang memikirkan sesuatu yang rumit dipikirkan nya.

Seolah paham, Jaehyun menatap lurus ke depan ikut memikirkan rencana apa yang akan mereka lakukan.

Taeyong tiba didepan kampus Jisoo. Namun sayang nya dia tidak bisa masuk karena pintu gerbang yang sudah ditutup. Hatinya semakin gelisah, pandangan nya berjalan menatap seluruh gerbang.

Untungnya dia melihat ada seorang satpam disana. Ia langsung menghampiri satpam tersebut dengan harapan ia bisa mendapatkan informasi tentang keberadaan Jisoo.

"Permisi pak, bapak satpam kampus ini ya?"
-Taeyong

"Eh iya nak, ada apa ya? Bapak baru pertama kali lihat kamu disini, lagi cari temen?"
-pak satpam

"Iya pak, teman saya kayaknya masih ada didalam, katanya dia dipanggil sama dosennya"
-Taeyong

"Loh, tapi dalam udah gak ada siapa-siapa nak, semua dosen pergi ke rumah pemilik kampus untuk rapat, makanya hari ini cepat kelas siang nya"
-pak satpam

"Kalau boleh tau mereka pulang nya tadi jam berapa pak?"
-Taeyong

"Emm, kalo gak salah saya sekitar 30 menit yang lalu nak"
-pak satpam

__________

TBC
Terimakasih semuanya 💐

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be mine or die {Vsoo}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang