1. Transmigration

10.2K 440 3
                                    

Dor....

Dor....

Suara tembakan beruntun yang dibarengi dengan tumbangnya satu persatu targetnya. Tak ada keraguan saat melayangkan nyawa seseorang. Wanita berumur 23 tahun dengan rambut panjang berwarna hitam kecoklatan yang sedang menatap dalam diam mayat-mayat di depannya.

Dor....

Tembakan terakhir.

Tidak ada raut bersalah atau pun puas, hanya datar. Ini bukan yang pertama baginya dan tak ada tujuan penting dalam melakukannya, selain karena perintah.

Helen mengambil handphone di saku jaketnya dan menekan nomor seseorang yang paling ia hormati.

"Sudah selesai, tuan"

"Bagus"

Sambungan terputus setelah tuannya mengucapkan satu kata tersebut.

✧✧

Hidup Helen seperti hewan, berjalan sesuai keinginan tuannya. Bahkan, hewan bisa saja memberontak dan kabur jika memang tidak merasa nyaman.

Selama 18 tahun, setelah ia resmi "dibeli" oleh seorang pria di tempat pelelangan. Selama itu pula ia "dipelihara" sesuai keinginan Alioth, tuannya.

Ia tidak merasa tertekan saat melakukan kehidupan dunia bawah sebagai pembunuh hama, seperti perintah tuannya. Hanya saja, selama ini ia tidak pernah melangkah sesuai kehendaknya sendiri. Apakah ia harus seperti ini sampai akhir hayatnya?.

Matanya menghadap komputer yang menampilkan naskah cerita. Ini adalah satu-satunya langkah yang ia ambil sendiri. Sebelumnya ia tidak pernah melangkah tanpa perintah atau pun persetujuan tuan Alioth.

Dirinya sudah memodifikasi komputernya sedemikian mungkin agar tidak bisa diretas bahkan oleh hacker handal sekalipun. Hanya cerita buatannya ini lah rahasia yang tidak diketahui Alioth.

Cerita dimana ia menempatkan diri menjadi tokoh utama. Segala hal yang dia inginkan ia tulis sebagai garis takdir sang tokoh utama. Banyak korban dalam ceritanya yang memang tidak bersalah demi membuat si tokoh utama bersinar.

Memang apa pedulinya? Ini hanya angan-angan. Walaupun memang benar mengorbankan banyak nyawa, lalu memang kenapa?.

Ia terkekeh.

Tanpa Helen sadari, ia juga mewarisi cara berpikir tuannya.

Matanya tertutup sejenak, menikmati kehidupannya yang monoton.

Entah kenapa tiba-tiba dadanya terasa sesak, ia tidak bisa bernapas normal. Bahkan, matanya tak bisa di buka. Seperti tenggelam....

Matanya terbuka lebar ketika hal menyesakkan tadi tiba-tiba menghilang. Berkat pelatihan dari tuannya, 3 menit tanpa bisa bernapas bukanlah suatu hal yang sulit. Hanya saja ia sedikit terkejut karena hal tersebut sangat tiba-tiba.

Ia menelisik seluruh ruangan yang baginya persis kandang hewan ternak. Walaupun ada kasur, tapi itu lembab dan dipenuhi dengan noda-noda. Tidak ada hal berharga dalam ruangan ini. Bahkan, baju yang ia gunakan dipenuhi noda.

Set ruangan ini...mengingatkan ia pada karya ceritanya. Bukan ruangan protagonis utama tentunya, bukankah sudah ia bilang bahwa ia menempatkan dirinya sebagai tokoh utama, jadi tidak mungkin ia membuat kejadian yang mengharuskan protagonis utama menempatkan dirinya di tempat seperti ini.

Ia mengambil pecahan kaca yang berserakan di ruangan 3x3. Bentuk wajah yang tirus dengan kulit putih dengan darah mengering di kening, bibir mungil, dan rambut yang hitam legam.

"Mona, bukankah ini kau?"

"Aku menjadi antagonis?"

✧✧

And this too

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

And this too

And this too

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I WANNA BE PROTAGONIS! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang