16. (2) Siapa dia?

4.5K 343 14
                                    

Sesuai keinginan yang Mona ucapkan untuk taruhan, Chandra akhirnya mau tak mau akan pindah ke sekolah yang sama dengan Mona.

Jam menunjukkan pukul 1 pagi. Jalanan kota yang biasanya ramai sekarang lengang. Mona mengendarai motornya dengan santai. Ia menarik napasnya dalam.

Mona melirik kaca spionnya. Tak ada siapa pun. Tapi, entah kenapa ia merasa diawasi.

Motor Mona memasuki area apartment. Saat sampai di parkiran ia menyapu pandangannya, tetap tak ada siapa pun dengan penuh waspada ia menuju kamarnya. Saat sebelum Mona menutup pintu ia melirik kanan dan kiri, masih sama tak ada siapa pun.

Setelah pintu tertutup ia langsung menuju komputer yang berada di kamarnya. Saat ingin melihat cctv di sekitar apartment, ia menemukan terdapat jejak retas pada komputernya.

Langsung saja ia mengecek data-data penting, melihat apakah datanya berhasil di ambil. Seketika ia bernapas lega ketika datanya masih aman.

Mona menyugar rambutnya.

Sebenarnya siapa yang melakukan ini. Di kehidupannya sekarang, ia yakin tak memiliki masalah yang serius dengan orang lain.

Tak mungkin Gamma melakukan hal sampai sejauh ini. Selain karena dia lumayan bodoh dia juga tak memiliki uang.

Mona mengingat-ingat tokoh ceritanya. Ia tetap tak menemukan seseorang yang memiliki kemungkinan melakukan ini. Oh, tapi apa mungkin Opa Mirzam?.

Kakek tua itu bisa saja melakukan semua ini karena melihat cucu kesayangannya terluka. Hanya dia yang memiliki kemungkinan paling besar.

Tangan Mona mengambil handphone yang berada di saku jaketnya. Ia menekan icon telpon nomer tangan kanannya.

"Hallo, Nona. Apakah ada perintah?"

"Aro, selidiki Opa Mirzam. Cari tahu apa yang sedang ia lakukan akhir-akhir ini. Termasuk orang disekitarnya"

"Baik"

"Satu lagi, cek cctv di jalan sekitar apartement saya, cari hal yang mencurigakan. Untuk hal ini saya ingin hasilnya besok"

"Baik, Nona. Akan saya kirimkan hasilnya besok"

Sambungan berakhir. Mona memijat pangkal hidungnya.

Di kehidupannya dulu ia memiliki banyak musuh karena mereka menganggap dia sebagai penghalang. Lalu sekarang, motifnya apa?.

✧✧

Sudah tak ada bisik-bisik menyindir lagi. Setelah melihat Aurora yang gelisah sepanjang sekolah kemarin membuat mereka mengingat kembali bagaimana tabiat Mona yang akan menyingkirkan siapa pun yang ia anggap sebagai pengganggu.

"Mona"

Sebuah panggilan dengan suara yang tak asing membuat Mona membalikkan badannya.

"Chandra?"

Mona menatap Chandra dari bawah ke atas, seragam Chandra yang sama dengan dirinya. Apakah secepat itu mengurus kepindahan sekolah?.

"Kalo udah punya duit semua juga beres"

"Kelas apa?"

"Sama kayak lo"

Padahal di sekolah Chandra sebelumnya dia jurusan ipa kenapa sekarang masuk ips?.

"Karena ada uang"

Mona terkejut, Chandra seperti seseorang yang dapat membaca pikirannya. Mona menatap Chandra curiga.

"Gue bukan dukun. Kan udah gue bilang tatapan lo beda kalo lagi mikir"

Mona tertawa pelan. Tak menyangka figuran yang ia kira membosankan ternyata tidak begitu buruk.

"Bahkan pas lo ketawa juga mirip dia"

✧✧

"Kamu pesan makan duluan, saya mau ke toilet"

"Nggak mau gue temenin?"

Mendengar pertanyaan tersebut membuat Mona mendelik garang.

"Haha bercanda, jangan galak-galak"

Tanpa menanggapi gurauan Chandra Mona segera pergi dari pintu kantin.

Tujuannya jelas bukan ke toilet, ia menuju ke belakang sekolah setelah mendapatkan pesan dari Aro terkait laporan yang ia inginkan tadi malam.

"Aro, bagaimana?"

"Nona, saya tidak mendapatkan rekaman cctv di jam yang nona inginkan. Saya sudah mencoba untuk memulihkan rekamannya, tapi tetap tidak bisa"

"Cctv apartement sudah dicek?"

"Sudah nona, hasilnya sama"

Orang itu ternyata penuh perhitungan, jika hal ini terus dibiarkan orang itu bisa saja berbuat lebih. Mona benar-benar merasa privasinya terganggu. Tak menutup kemungkinan, jika sebenarnya hpnya juga sudah diretas.

"Nanti malam, kumpulkan pengawal, termasuk dua pengurus perusahaan. Saya ingin membahas sesuatu"

"Baik, Nona"

Sebenarnya apa yang orang itu inginkan?.

Mona melihat arloji coklatnya. Sudah 15 menit ia pergi dari kantin, Chandra bisa menanyakan macam-macam jika ia pergi lebih lama.

✧✧

Kira-kira siapa yang ngawasin Mona?
Kalo ada yang bener aku double up.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I WANNA BE PROTAGONIS! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang