CHAPTER 4

14 10 0
                                    

Seorang siswa berlari dan berhenti di depan kelas 12.7. Guru yang melihat itupun langsung menghampiri murid tersebut.

"Kenapa nak? ada apa?" Tanya Mr.Andra guru bahasa Inggris Tingkat Lanjut tersebut kepada sang murid yang sekarang berdiri dengan nafas tidak beraturan.

"Ada siswa berdarah-darah Pak di sana, terus matanya merah, dia tadi lari keluar dari lab kimia, saya gak ngerti dia kenapa." Siswa tersebut menunjuk ke arah dekat laboratorium kimia.

Siswa 12.7 yang mendengar hal tersebut langsung berdiri dan berhamburan ke arah pintu untuk melihat apa yang terjadi.

Pak Andra yang mengajar di 12.7 langsung melarang mereka untuk keluar dari kelas, "Kalian jangan ada yang keluar, tetap disini dan pokoknya jangan ada yang keluar, paham?" Pak Andra menutup pintu agar murid 12.7 tidak ada yang keluar.

"Berdarah-darah dengan mata yang memerah? Dan asalnya dari lab kimia?" Gumam Aluryza berpikir, matanya langsung membulat saat menyadari sesuatu. Dia menoleh ke arah Delisa dengan keadaan panik.

"Lis, lo gak paham arti berdarah-darah dan matanya merah? Terus keluar dari lab kimia?!" Ia menatap panik pada Delisa yang kini sedang mencerna perkataan Aluryza.

"Gak, gak mungkin di dunia nyata ada yang kek gituan," Ucap Delisa saat paham maksud perkataan Aluryza, dia berusaha untuk berfikir positif.

"Tapi itu sebuah kesamaan Lisa, ingat? yang kita lihat di drakor." Aluryza berusaha meyakinkan Delisa bahwa pemikirannya benar.

Di tengah-tengah keduanya berdebat tiba-tiba Regal dan Zeya berbicara dengan lantang karena Tami memaksa untuk keluar dari kelas karena ingin menyaksikan apa yang terjadi.

"Gue mau keluar plis, gue pengen liat bentar aja." Tami masih berusaha untuk menerobos Regal dan Zeya.

"Kita gak dibolehin keluar Tami, kita harus dengerin ucapan Pak Andra, nanti lo kenapa-kenapa kita-kita juga yang repot." Regal berusaha menahan Tami yang sangat ingin keluar.

"Gue cuma pengen lihat setelah itu balik ke sini kok, gue juga bakal ngasih tau ke kalian apa yang terjadi di luar, kalian pasti juga penasaran kan?" Tami mulai menghasut teman-temannya.

"Iya kita semua penasaran, tapi kita gak tau di luar situasinya aman atau enggak, jadi untuk sementara waktu kita disini aja dulu dan nunggu Pak Andra balik aja." Ucap Zeya yang sudah lelah dengan pemaksaan Tami.

"Plis lah ya, itu juga banyak murid-murid kelas lain yang keluar kelas, masa kita gak boleh?" Tami masih keras kepala untuk keluar dari kelas.

Regal yang merasa geram dengan Tami langsung membukakan pintu untuknya,
"Silahkan lo keluar, tapi kalo terjadi apa-apa sama lo jangan salahin kita karena ini kemauan lo sendiri."

"Oke," Tami keluar tetapi langkahnya tiba-tiba terhenti karena seseorang, "Gue ikut lo." Ucap Wina teman dekat Tami. Tami mengangguk menyetujui dan mereka berdua pun berjalan keluar kelas.

"Regal lo gila biarin mereka keluar?" Zeya menatap Regal tak percaya.

"Dia maksa Zeya, lo gak muak sama kekeras kepalaan dia?" Ucap Regal yang kini duduk di meja menatap ke seisi kelas dengan kesal.

Di sisi lain Tami dan Wina sudah tiba di dekat Laboratorium kimia, mereka menerobos masuk je tengah-tengah kerumunan hingga mereka tiba di tempat paling depan sehingga dapat melihat siswa yang katanya berdarah-darah itu, tetapi siswa tersebut sedang terkapar ditanah.

"Hubungi ambulans, sepertinya ini masalah yang serius karena darah yang keluar dari hidungnya tak mau berhenti keluar. Kita harus membawanya ke rumah sakit," ucap kepala sekolah yang kini duduk jongkok disamping murid yang terkapar tersebut.

FIGHT to SURVIVE (RIEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang