CHAPTER 8

19 11 2
                                    

Hari sudah sore, semua siswa 12.7 saat ini duduk secara acak, ada yang duduk di lantai, ada yang duduk di atas meja dan ada juga yang duduk di atas kursi.

Cahaya didalam kelas juga begitu temaram lantaran semua jendela yang ditutupi oleh kertas membuat cahaya yang masuk kurang, namun tak terasa pengap udara yang masuk melalui ventilasi juga cukup membuat ruangan menjadi sejuk.

"Gue laper" celetuk Zoe yang duduk dilantai bersama Anin, Fanyla, Ayrin, Abee, Ayu dan Liqa. Kepalanya ia sandarkan pada bahu Ayrin.

"Sabar Zoe, kita semua juga kelaperan" sahut Ayrin mengelus lengan Zoe.

Jika di hari-hari biasanya, saat ini mereka pasti sudah berada di rumah masing-masing atau sibuk dengan kegiatan ekskul.

"Emang ini udah jam berapa?" tanya Michael dari bangku belakang.

"16.37" balas Zeya setelah melihat jam di ponselnya.

"Kita gak bisa kayak gini terus, bisa - bisa kita mati dehidrasi. Air minum kita juga udah tinggal dikit lagi, dan beberapa di antara kita pasti ada yang punya penyakit maag. Kita juga butuh makanan" celetuk Regal yang duduk di atas meja guru.

Jika di ingat lagi, mereka semua terakhir makan saat pukul 09.30 atau lebih tepatnya saat jam istirahat pertama. Terhitung sudah 7 jam lebih mereka tak makan, air minum juga sudah menipis. Mereka yang tak punya penyakit maag bisa bertahan untuk tak makan selama beberapa jam lagi, namun untuk mereka yang punya penyakit maag sepertinya tidak.

Semuanya mengangguk setuju dengan ucapan Regal, cepat atau lambat beberapa di antara mereka pasti akan ada yang terkena maag. Dan seperti yang kita ketahui, penyakit maag itu bukanlah hal yang bisa kita nggap enteng.

"Di sini, apa ada yang pernah nonton film tentang zombie?" sahut Aluryza bertanya dari bangkunya yang ada di depan Michael.

"Ini bukan waktunya bahas film Lury" tegur Liqa tajam.

"Tapi ini penting" balas Aluryza tak kalah tajam. Entah dapat keberanian dari mana sehingga ia bisa membentak Liqa yang cukup menakutkan baginya karena ia adalah seorang pesilat, Aluryza takut di pukul karena membuat gadis atlet itu marah.

"Udah-udah, gak usah berantem" lerai Arka, ia kemudian menatap Aluryza.

"Gue pernah nonton beberapa film dan drama yang berlatar belakang tentang zombie, kenapa emang?" tanya Arka kemudian pada Aluryza.

"Gue juga pernah" sahut Zeya, Iren, Feerah, Ayrin, Anin, Zoe dan Amy bersamaan.

"Kalian pernah nonton Film Train to Busan, All Of Us Are Dead sama A Live?" tanya Aluryza lagi.

"Kalo Train to Busan dan All Of Us Are Dead udah pernah gue tonton, tapi kalo A Live belum pernah" jawab Zeya yang tampaknya mewakili jawaban Zoe, Feerah, Ayrin, Amy, Anin dan Arka.

"Gue sama Delisa dari tadi diskusi tentang ketiga film itu, dan kami dapet kesimpulan kalo semua zombie itu gak bisa ngeliat kalo malam" ujar Aluryza lalu ia menatap Delisa seolah mengode untuk melanjutkan ucapannya.

"Bener, mereka gak ngeliat kalo malam tapi mereka sensitif terhadap suara. Walaupun mereka gak ngeliat kita, tapi mereka bisa tau keberadaan kita dari suara yang kita timbulkan" jelas Delisa menambahi.

"Jadi?" tanya Aina yang duduk berdampingan dengan Elytha dan Abee.

"Gue paham, maksud lo kita harus nunggu sampe malam dulu trus abis itu kita keluar dari sini tanpa nimbulin suara. Gitu kan maksud lo berdua?" terka Arka antusias, ia sedikit paham dengan maksud Delisa dan Aluryza.

Delisa dan Aluryza mengangguk membenarkan.

"Berarti kita bisa pulang ke rumah masing - masing" timpal Kinan berbinar.

FIGHT to SURVIVE (RIEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang