PRANG
Mereka terjolak kaget dengan suara kaca yang pecah, banyak dari mereka yang terbangun saking kerasnya suara pecahan kaca tersebut.
"Itu kenapa woi?" tanya Arka yang baru saja terbangun dari tidurnya.
"Gak tau kita lagi ngobrol tiba-tiba kacanya pecah" jawab Zeya.
Regal berjalan mendekati pecahan-pecahan kaca tersebut dan ternyata ada batu yang berukuran besar disana, Regal pun mengambil batu tersebut.
"Kayaknya ada yang sengaja lempar batu ini kearah kelas kita." Regal menunjukkan batu yang dia pegang kearah mereka.
Tora dan Zandra langsung mengintip keluar jendela untuk melihat siapa yang melempar batu, tapi nihil tidak ada manusia yang terlihat di depan sana, hanya ada beberapa zombie yang berlalu-lalang.
"Gak ada siapa-siapa diluar" ujar Zandra yang diangguki Tora.
Fino bergidik ngeri lalu berucap, "Kok gue merinding ya?"
"Jangan nakut-nakutin lah fin." Arka menggeplak lengan Fino.
"Lah siapa yang nakut-nakutin sih? emang gue merinding, liat nih." Fino mengangkat lengan bajunya untuk memperlihatkan lengannya yang memang benar bulu kuduknya sudah berdiri.
Tiba-tiba ada zombie yang muncul di balik jendela yanh pecah tadi, mereka refleks menoleh dan berteriak.
"ANJING TUTUPIN CEPAT!" Andra berteriak sambil mengambil kursi yang ada disampingnya.
"HATI-HATI JANGAN SAMPE INJAK BELINGNYA!" Zeya ikut berteriak.
Mereka semua mengambil barang yang dapat menutupi jendela pecah itu, ada juga dari mereka yang memilih untuk berlindung dipojokan.
Fanyla yang melihatnya mendekat untuk memanggil mereka, "Tami, Kinan sini bantuin, ngapain lo malah sembunyi disitu."
Tami menoleh lalu menggelengkan kepalanya. "Enggak, gue takut. Nanti kalo tiba-tiba mereka muncul gimana?"
"Gak ada Tami, mereka gak bakal bisa masuk kesini." Fanyla sudah memasang wajah julidnya.
"Gak mauuu." Tami malah memalingkan wajahnya.
"Udah Nyla gak usah ladenin mereka lanjut aja angkat barangnya," ujar Anin yang sedang mengangkat kursi.
Fanyla menoleh kearah sekitar untuk mencari seseorang tapi nihil dia tidak menemukannya, dia pun mendekati Azura yang sedang koar-koar lantaran disenggol Tora.
"LAH ELO YANG BABI!" Azura menunjuk-nunjuk Tora.
Fanyla menepuk bahu Azura membuat Azura refleks menoleh.
"Lury sama Lisa dimana?" tanya Fanyla.
"Ilang." Azura kembali fokus mengangkat kursi lainnya.
"Zura gue serius, jawab yang bener lah gila." Fanyla merengek layaknya anak kecil.
"Gue serius anjeng, gak bohong," ujar Azura ngegas.
"Ya santai dong, lo gak bisa dipercaya masalahnya." Fanyla bersedekap dada.
"Ya udah sih terserah." Azura kembali fokus untuk memberikan barang yang dia bawa untuk Dino agar menutup jendela yang pecah tadi.
Tiba-tiba saja, "TOLONGIN GUE!"
***
Mereka berlima masih berjalan menuju kelas, berbagai jalan yang mereka tuju terdapat banyak zombie, jadilah mereka mencari jalan lain tetapi sama saja terdapat banyak zombie juga.
"Pilihannya cuma satu sih, kita lari terobos mereka dengan tapi resiko yang lumayan gede soalnya susah buat tepis mereka dengan keadaan kita bawa barang kayaknya susah," ujar Mafran.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGHT to SURVIVE (RIEL)
AcakSemuanya berawal dari niat baik seorang guru Kimia di SMA Argantara yang berubah menjadi petaka dan berimbas ke seluruh kota, korban - korban berjatuhan, rasa takut dan sedih bercampur menjadi satu. Semua orang hidup dalam pelarian, bersembunyi dari...