Part 7

491 90 24
                                    


Happy Reading :)
Nggak usah ngelunjak lagi👊🏻









































































































Pagi yang indah bersama orang yang indah. Tepat jam 06.30 pagi, Jennie sudah ada di kamar Chaeyoung untuk sarapan bersama. Sakit Chaeyoung sepertinya membawa perubahan atas sikap Jennie. Ya— walaupun masih ada dinginnya. Namun sisi perhatian Jennie ke orang lain sudah mulai terlihat dan terbuka.

"Ummm.. Hari ini a-apakah k-kita sudah bisa pulang, nona?" Tanya Chaeyoung sedikit takut-takut.

Mereka sudah mulai sarapan di meja makan yang ada di kamar Chaeyoung. Mengingat— pria itu sedang sakit sedari semalam. Dan kini mereka berdua sama-sama menikmati makanannya, sampai Chaeyoung kembali bersuara dan mengalihkan atensi Jennie.

"Istirahatlah" suruh Jennie yang kini lanjut makan selama Chaeyoung menunduk.

"Tapi.." jeda Chaeyoung yang kali ini berusaha menatap Jennie. "Aku sudah rindu dengan anakku" ucapnya yang penuh dengan tatapan lucu.

Jennie melihat itu malah mengerutkan keningnya— terus buang muka karena melihat Chaeyoung yang beneran aneh banget.

Memiliki pesona yang keren, padahal dia sudah duda beranak satu. Tapi entah kenapa pesonanya masih seperti anak muda yang baru jadi mahasiswa. Jennie tidak munafik kok, Chaeyoung memang punya pesona seperti orang yang belum nikah. Apalagi wajah gemasnya itu— selalu dia manfaatkan jika dia membutuhkan sesuatu. Contohnya seperti sekarang, Jennie saja sampai heran karena kelakuan papa muda itu.

"Aku sudah baikan, nona. Jadi bisakan kita pulang sekarang?" Tanya Chaeyoung yang cukup mendesak.

"Kenapa kamu yang atur saya?" Tanya balik Jennie— Chaeyoung langsung menunduk.

Chaeyoung juga cukup heran, kenapa dia bisa seperti ini ke Jennie. Seolah-olah dia sudah akrab sekali sama Jennie. Padahal baru beberapa hari kenal. Bukan kenal sih, lebih tepatnya— Chaeyoung yang duluan mau sok kenal sama Jennie.

"Maaf.." Ucap Chaeyoung pelan sambil kembali memakan sarapannya.

Jennie menghela nafas. Kenapa dia serasa jadi seorang ibu yang lagi ngurus anaknya yang tidak ingin ditegur? Apalagi serasa kayak bentak anak yang buat kesalahan, terus anaknya minta maaf— tapi ibunya serasa paling bersalah.

Mata Jennie terpejam, sarapannya terhenti. Jennie paling tidak suka ada seseorang yang bertingkah seperti itu saat dirinya makan.

"Habiskan makananmu, kita langsung berangkat ke Seoul pagi ini" ucap Jennie membuat Chaeyoung mendongak— terus senyum paling lebar.

"Terima kasih, nona" senang Chaeyoung— Jennie hanya mengangguk.

Mereka berdua pun melanjutkan sarapan tanpa obrolan. Sehabis itu, mereka berkemas untuk langsung pulang.









































Menyusuri jalanan pagi yang begitu indah, ditambah kendaraan juga tidak terlalu banyak— tidak seperti masih di Busan tadi. Untuk kali ini jalanan sudah mulai sepi, dan mereka sudah menempuh 3 jam lebih perjalanan.

LITTLE CHANGE [CHAENNIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang