Lucas melihat Noah yang sedang anteng membaca bukunya, ia bahkan tidak sadar jika Lucas sudah selesai mandi.
"Serius banget." Ucapnya sambil menggosokkan handuk ke rambutnya yang basah, Noah menoleh ke arah Lucas, dengan cepat ia beranjak dan berjalan keluar ketika tau Lucas sudah selesai.
Lucas dengan cepat berjalan mengimbangi langkah Noah, "btw, tadi pagi Lo abis dari mana?" Tanya Lucas yang tidak di jawab sama sekali oleh Noah, Noah terus melanjutkan jalannya tanpa melirik Lucas.
Lucas tidak memperpanjang pembicaraan tersebut, ia tau dirinya akan terus diacuhkan seperti tadi.
Saat sudah sampai di rumah, Lucas dan Noah langsung di sambut oleh semua orang yang sedang menatap mereka sinis penuh tanda tanya.
"Dari mana aja kalian?" Tanya Sophia, seperti biasanya, kata katanya selalu to the point.
"Gue abis mandi di rumah lain." Lucas menunjuk ke arah pintu, kini Olivia yang menatapnya sinis.
"Kalian mandi ber-" Ucap Olivia yang langsung di balas oleh Noah.
"Jangan mikir macem macem, gue cuma nemenin." Ucap Noah, ekspresinya datar dan dingin.
Olivia, Sophia, dan Jesicca saling melirik satu sama lain, mereka mengangguk seakan mengisyaratkan sesuatu satu sama lain.
"Ehem, Jadi, Noah, tadi pagi Lo abis dari mana?" Tanya Olivia terlihat cukup serius.
"Perpus."
"Pagi pagi!?" Kini Sophia yang bertanya dengan nada tidak percaya.
"Kenapa?"
"Ngga, aneh aja, Kalau buat gue." Ucap Sophia, ia mengalihkan pandangannya ke Grace setelah bertatapan dengan Noah.
"Orang kaya Lo ga akan terbiasa sama kehidupan gue." Noah berjalan ke meja makan, ia duduk di kursinya.
"Jadi, gimana kalau kita mulai?" Noah tersenyum sampul ke arah semuanya. Mereka menghampiri Noah dan duduk di tempatnya masing masing.
"Kalian ngerasa ga sih, aksen dan gaya bicara kita sama semua." Ucap Jesicca memulai pembicaraan.
"Bukan cuma itu, kita juga kayak berasal dari negara dan kota yang sama." Ucap Gabriel.
"Sebenernya ini dunia kita yang di copy, atau dunia baru sih?" Tanya Sophia.
"Ini dunia kita, mereka gak ngerubah sedikit pun dari dunia sebelumnya, mereka cuma ngubah pikiran, mental, dan fisik kita" Noah menghela nafasnya, "kita beda sebelum kita ketemu, dan sekarang kita seakan temen Deket yang emang udah kenal sejak kecil." Noah menatap satu persatu temannya yang masih mendengarkannya.
"Bukan dunia yang berubah, tapi kita. Setiap kali kita ketemu hal baru, kita bakal otomatis beradaptasi sama hal itu, makanya sekarang aksen kita sama, karna kita beradaptasi sama pertemanan ini.".
Mereka saling melirik satu sama lain, masih bingung dengan penjelasan Noah.
"Dari mana Lo tau semua itu?" Tanya Gabriel.
"Coba pikir, Kita ketemu di satu titik yang sama tanpa sengaja, sebenernya bukan dunianya yang seakan terlipat, tapi kita yang berjalan ke arah itu sendiri, itu keinginan Kita." Noah menunduk, nyatanya ia juga masih bingung dengan perkataannya sendiri.
"Maksud Lo, kita ketemu karna kita pengen ketemu?" Tanya Olivia, Noah hanya mengangguk tanpa melirik.
"Kalau gitu kenapa orang yang pertama kali kita temuin itu selalu Lo? Bukannya Lo gasuka banyak orang?" Tanya Olivia lagi.
"Gue gapunya keinginan apapun, gue gapunya tekad, itu yang bikin kalian ketemu sama gue, keinginan kalian untuk ketemu seseorang, itu lebih besar dari keinginan gue yang gak sebenernya gue mau." Jawab Noah, membuat Olivia dan yang lainya sedikit lebih mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transendensi
LosoweSekelompok remaja dari berbagai belahan dunia menemukan diri mereka terjebak di dunia yang aneh dan tak bernyawa. Mereka tidak tahu bagaimana mereka sampai di sana atau mengapa mereka ada di sana; yang mereka tahu hanyalah mereka ingin melarikan di...