"Jadi... Kalian dari mana?" Tanya Sophia, kini Jesicca, Olivia, Isabella, Lucas, Grace, dan Gabriel berada di mini market hancur tadi.
"Gue bangun di kursi kamar gue, anehnya tu kursi ada di tengah tengah ruangan." Ucap Olivia.
"Maksud gue, negara sama kota kalian!" Ucap Sophia sedikit ngegas.
"Oh... Gue gatau, gue ga tau gue ada di negara apa." Ucap Olivia.
"Itu dia, gue juga gatau gue ada di negara apa, tapi gue tau semua nama negara dan ibu kotanya, gue cuma lupa sama negara gue sendiri." Ucap Sophia.
"Gue juga lupa orang tua gue, lupa nama panjang gue, dan kehidupan gue sebelumnya." Ucap Olivia, kini semua diskusi hanya ada pada mereka berdua.
"Apa aja yang udah kalian tau dari dunia ini?" Tanya Sophia, ia melirik satu persatu dari mereka, ia melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kita bisa ngerti bahasa lain." Ucap Jesicca, ia mengambil produk yang ada di sebelahnya, karna ia sedang menyandar pada sebuah rak mini market.
"Ini, coba kamu baca, dan yang lainya denger aja." Jesicca memberikan produk yang berasal dari Korea, terdapat bahasa Korea di sana.
"Tidak untuk anak di bawah usia tiga tahun?" Sophia masih membacanya dengan santai, sampai ia sadar jika ia mengerti bahasa tersebut.
"Wah gila! Keren banget! Lo bisa bahasa Korea? Fasih banget Lo!" Olivia memukul pundak Sophia.
"Lo kok ngerti?" Tanya Shopia, membuat Olivia terdiam kaget.
"Lah iya?!"
"Oke, ini keanehan yang pertama, Manusia gamungkin bisa bikin isi kepala kita jadi gini kan?" Ucap Shopia yang diangguki oleh semuanya.
"Terus? Ada lagi?"
"Semua kendaraan ga ada lubang kuncinya, dan itu bisa di nyalain." Kini Isabella yang berbicara.
"Yang bener?!" Tanya Sophia sangat antusias, pasalnya ia sangat ingin mengendarai mobil sebelumnya, tapi ia berfikir bahwa tidak ada kunci di sana.
Isabella mengangguk, di ikuti oleh Jessica, sementara Grace dan Lucas menulis semua informasi tadi.
"Terus? Ada lagi?"
"Gue lupa." Olivia menggaruk kepalanya, "kayaknya gak ada lagi deh." Ucap Olivia.
Shopia mengangguk, ia menghela nafas berat.
"Ada satu lagi yang gue tau, setiap makanan yang kita ambil dan kita makan ga akan berkurang dan berubah sama sekali, tapi ini bikin kita Kenyang"
"Beneran!? Gila!!" Olivia berteriak, sementara yang lain terlihat tidak percaya.
"Oke, jadi, Ini bukan ulah manusia." Ucap Lucas hendak menutup diskusi tersebut.
"Tapi, Bisa aja ini ulah manusia, mereka bikin kita terjebak di dunia yang mereka bikin, seperti... Dunia internet? Kau tau? Seperti Game?" Ucap Jesicca membuat yang lainnya kembali berfikir.
"Maksud Lo Realistic simulation? Gue tau tentang teori itu, tapi gue gak terlalu ngerti." Ucap Sophia.
"Kalau semua ini cuma Realistic simulation, siapa atau apa yang menjalankannya? Dan, Untuk apa?" Isabella terlihat kebingungan.
"Gue gatau tapi, Kayaknya kita ikutin aja permainannya, siapa tau kita dapet sesuatu, ingatan kita misalnya?" Ucap Sophia, kini mereka terlihat ragu.
"Iya, Kita bisa coba itu, dan cuma itu." Ucap Jessica, membuat semuanya mengangguk setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transendensi
AcakSekelompok remaja dari berbagai belahan dunia menemukan diri mereka terjebak di dunia yang aneh dan tak bernyawa. Mereka tidak tahu bagaimana mereka sampai di sana atau mengapa mereka ada di sana; yang mereka tahu hanyalah mereka ingin melarikan di...