Deskripsi awal: Ibu Riki adalah seorang homophobic sedangkan Riki adalah pemikat para pria.
-
-
-Seorang pria yang memiliki tinggi diatas rata rata itu melangkah masuk kedalam rumah mewah milik Ibu nya yang sudah lama tak ia datangi, netra tanpa semangat nya melirik tenang menuju segala arah setelah tubuh nya masuk kedalam bangunan ini.
"pacar mu perempuan atau laki laki?" Sekiranya itulah pertanyaan yang terlontar dari Ibu nya sesaat anak nya baru kembali setelah 6 tahun lebih bersekolah di Jepang.
Riki menatap Ibu nya dengan tenang, seorang wanita yang masih terbilang muda itu melangkahkan kaki jenjang nya menuju Riki, tak ada reaksi spesial darinya, dia benar-benar tak berubah.
"jawab pertanyaan ku." Timpal nya dengan tegas.
"aku tidak memiliki pacar." Balas Riki dengan melalui Ibu nya.
"kenapa kau tumbuh menjadi pria yang cantik? seorang pria itu di haruskan untuk tampan bukan cantik seperti wanita."
Riki hanya mengabaikan nya.
"kau berkencan dengan seorang laki-laki kan?"
"apa kau masih senang saat di panggil cantik oleh semua orang? dasar menjijikkan."
Hembusan nafas kasar terdengar dari si manis, dia baru saja sampai dan yang di dapatkan hanyalah pertanyaan pertanyaan yang tampak sekali merendahkan nya.
Riki menatap Ibu nya yang kini menatap nya dengan dingin, tak ada tatapan hangat ataupun rindu di mata nya tunggu, apakah dia benar-benar seorang Ibu?
"hentikan, aku lelah." Lirih Riki.
"sapalah Alex." Ucap nya sebelum pergi meninggalkan Riki, Alex adalah Ayah tiri nya.
Riki berusaha menetralkan nafasnya, benar-benar memuakkan, andai saja sekolah nya tak pernah selesai, andai saja ia tak kembali ke neraka ini tapi percuma saja pada akhirnya dia tetap terjebak lagi di tempat ini.
Riki menaiki satu persatu tangga dengan membawa koper nya, saat tangannya hendak menyentuh pintu kamar nya tiba-tiba suara seseorang menghentikan pergerakannya.
"Riki? oh, kau tumbuh dengan baik, kau juga sangat cantik sekarang." Ucap Alex.
Riki menatap nya, Alex tersenyum pada Riki sedangkan Riki hanya menatap nya dengan dingin, Riki membuka pintu kamar nya dan masuk begitu saja.
"anakku cantik sekali." Seringai Alex.
______________________________________
Pada malam hari nya, Riki keluar dari kamar nya, ia melalui Alex dan juga Ibu nya yang sedang menonton televisi di ruang tamu, Ibu nya menegur dan tak membiarkan Riki pergi tapi Riki tetap pergi.
"biarlah, mungkin dia ingin berjalan jalan sebentar." Ucap Alex.
"bagaimana jika dia mencari para lelaki?"
"kau tak boleh seperti itu, mau bagaimana pun dia tetap lah anak mu." Balas Alex.
"maafkan aku."
Kembali ke sisi Riki, sebenarnya ia lapar dan ingin mencari makanan ringan untuk menemani malam nya, terlalu malas untuk ke dapur dan mencari makanan, mood nya akan rusak jika bertemu dengan kedua orang itu.
Langkah nya terhenti saat mencium aroma harum dari kedai roti kecil yang berada tak jauh dari nya, seperti nya ia akan membeli roti saja, Riki melanjutkan langkah nya menuju kedai roti itu.
Sesampainya di sana, Riki menatap punggung seseorang yang sedang membelakangi nya mungkin dia sedang memasak beberapa roti di sana, entahlah.
Riki memutuskan untuk menunggu dan terus menatap punggung nya sampai pria itu berbalik dan bertemu netra dengan nya.
Riki mematung saat melihat ketampanan dan juga netra bambi milik sang pria, semua yang berada padanya seolah menghipnotis Riki.
Dia tersenyum pada Riki dan netra Riki seketika berbinar saat si tampan mendekati nya lalu menatap nya lebih dekat dari balik kaca bening yang memisahkan keduanya.
"kau ingin membeli apa, cantik?" Pertanyaan terlontar dengan suara lembut yang membuat Riki semakin tak sudi untuk berkedip dan melewati keindahannya.
Riki melirik ke arah nametag yang berada di apron nya.
"Lee Heeseung." Batin Riki.
"cantik?" Panggil Heeseung dan Riki pun tersadar dari lamunannya.
"tunggu, nama ku bukan cantik." Balas Riki pelan yang mampu membuat Heeseung gemas pada nya.
"tapi kau cantik jadi tidak apa kan? apa kau keberatan?" Tanya Heeseung dengan lembut.
Heeseung bisa melihat binar manis di netra pria cantik yang berada di hadapan nya, Riki menggeleng pelan untuk membalas pertanyaan dari Heeseung.
•
•
•"oke kau ingin membeli roti rasa apa?" Senyum Heeseung.
"aku tidak tahu jadi bisakah kau merekomendasikan bestseller nya?" Tanya Riki pelan.
"bestseller di sini adalah roti fla susu, itu yang paling cepat habis di sini sekarang saja hanya tinggal satu tersisa." Senyum Heeseung.
"aku ingin itu." Gumam Riki yang masih bisa di dengar oleh Heeseung, Heeseung mengangguk dengan lembut.
"baiklah selagi menunggu silahkan duduk dulu cantik, aku akan memanggil mu setelah pesanan mu selesai." Senyum Heeseung.
"bisakah aku di sini saja dan melihat proses nya?" Tanya Riki.
Heeseung terkekeh karena gemas.
"oh tentu saja, tidak ada yang melarang nya cantik, sebentar." Ucap Heeseung.
Riki menatap Heeseung yang mengambil kursi dan keluar dari pintu belakang, ia mendatangi Riki dan meletakkan kursi itu di hadapan Riki.
"duduklah." Senyum Heeseung.
Riki menatap nya, sungguh mati, ketampanan nya bertambah berkali kali lipat saat di pandang dari jarak yang sedekat ini, Riki mengangguk dan kemudian mendudukkan dirinya.
Heeseung kembali masuk kedalam kedai dan mulai menyiapkan pesanan Riki, Riki seolah menatap persiapan roti padahal nyatanya ia hanya fokus pada Heeseung.
Tiba-tiba pria tampan berkulit putih pucat masuk kedalam kedai dari pintu belakang, ia bertemu pandang dengan Riki sebelum memutusnya lalu memakai apron nya.
Berbeda dengan Heeseung yang ramah, dia lebih cenderung dingin bahkan wajahnya saja sedatar tembok tapi perlu di akui dia juga sama tampannya seperti Heeseung.
"Sunghoon, kau terlambat sialan." Maki Heeseung.
"maafkan aku." Singkat Sunghoon.
Riki menatap keduanya, Sunghoon meletakkan roti panas di hadapan Riki dan kemudian melirik nya, Riki mengerjapkan pelan netra nya.
"siapa nama mu?" Tanya Sunghoon.
"Nishimura Riki." Balas Riki.
"orang jepang?" Tanya Heeseung.
Riki mengangguk dengan pelan.
Heeseung menyodorkan pesanan Riki dari lubang kecil, Riki mengambil nya dan kemudian membayar nya,
Heeseung dan Sunghoon menatap Riki dengan lekat."Terimakasih." Pelan Riki.
"Sama-sama." Balas Keduanya.
Riki mengenyampingkan rambutnya dan kemudian bergegas pergi.
"dia cantik." Ucap Sunghoon.
"benar." Senyum Heeseung.
Kedua pria tampan itu terus menatap kepergian Riki, mereka menghentikan nya setelah ada pelanggan lain yang berdatangan.
..............................
to be continuedwalaupun heeki tapi si adek tetep ngeharem ya, kek apa ya si adek tu cocok nya jadi rebutan jir karena saking cantik nya.