-
-
-call me pyin not author!
jangan lupa vote + komen
and sorry for typo-
-
-Heeseung mencincang cincang tubuh Alex, Riki menontonnya dengan netra yang memerah, ia mengambil kantong plastik dan memasukkan potongan demi potongan tubuh Alex kedalamnya.
Heeseung menoleh ke arah Riki dan si cantik reflek tersentak hingga termundur, tubuh yang di hiasi oleh darah Ibunya sendiri itu bergetar kala pemuda di hadapan nya menunjukkan netra kelamnya.
"giliran mu." Kata Heeseung.
Dengan susah payah Riki menelan saliva nya, ia mendekati Heeseung di saat pemuda itu mengangkat tubuh Ibu nya yang telah tak bernyawa ke atas meja, Riki menatap Shena dengan takut.
"aku akan meninggalkan mu jika kau tak mempercepat aksi mu." Kata Heeseung dengan singkat.
"apa yang harus di lakukan pertama kali nya." Riki bertanya dengan lirih.
"pisahkan kepalanya lalu potong kaki dan juga tangannya." Heeseung membalas dengan santai agar Riki lebih rileks.
Riki mengangkat pisaunya dengan tangan yang bergetar, Heeseung menatapnya begitu datar... dia benar-benar puma cantik yang lemah, ia bisa membunuh tapi ia tak bisa melakukan fatality.
Heeseung mendekati nya lalu berhenti tepat di belakang tubuhnya, sebelah tangan nya memeluk pinggang ramping milik sang empu sedangkan sebelah tangan nya lagi mengenggam lengan Riki.
"apa yang kau takutkan?" Bisik Heeseung tepat di telinga Riki.
"aku tidak bisa melakukan ini." Riki membalas dengan sangat pelan.
"kau hanya perlu melakukan ini." Ucap Heeseung dengan menekan tangan Riki, Riki memejamkan kuat netra nya.
"lihat.. kau seharusnya menargetkan lehernya tapi kau malah menargetkan wajahnya yang sudah hancur." Kekeh Heeseung.
Riki membuka netra nya lalu terkejut.
"ayolah sayang, jangan membuang buang waktu." Ucap Heeseung dengan menciumi leher Riki.
"tidak, aku.." Ucapannya terhenti saat Heeseung mencabut pisau itu dari wajah Shena dan kembali menyodorkan nya pada Riki.
"penggal leher nya, cepat." Perintah Heeseung.
Riki mengambil pisau itu.
"cepat, kita harus pergi." Timpal Heeseung.
"tapi Heeseung." Takut Riki.
"itu akan menyenangkan, ini hanya mengerikan di awal, lakukan atau aku akan memakan mu di depan mayat-mayat pecundang ini, sepertinya akan bagus jika kita bercinta dengan bercak darah yang menghiasi tubuh kita berdua." Kekeh Heeseung.
Riki menatap Heeseung dengan sayu.
"Nishimura Riki." Ucap Heeseung dan bersamaan dengan itu Riki langsung menancapkan pisau nya ke leher Shena.
______________________________________Heeseung dan Riki memasukkan potongan-potongan tubuh Alex dan juga Shena kedalam kulkas, setelah selesai dengan itu keduanya memutuskan untuk mandi lalu membersihkan diri.
Heeseung memakai pakaian Riki dengan jaket tebalnya, untung saja keduanya sama tinggi nya jadi tak ada masalah apapun saat ia memakai pakaian Riki.
Heeseung mengambil kunci mobil dan beberapa barang berharga lainnya sedangkan Riki berhasil membuka brankas Ibu nya lalu memasukkan semua uang kedalam tas nya.
Riki memakai hoodienya lalu pergi, dia juga akan menarik semua uang Ibu nya di bank, ia menghentikan langkah nya saat Heeseung memegang berlian lalu menunjukkan nya pada Riki.
"ini sangat bagus, bukan." Ucap Heeseung.
"ya, harganya akan sangat mahal jika kau menjualnya." Balas Riki.
Heeseung tersenyum lalu melempar berlian itu dan membuka tas nya hingga berlian yang tadi nya mengudara kini langsung masuk kedalam tas nya, Riki tersenyum lalu mendekati Heeseung.
Heeseung merangkul Riki lalu mencium singkat bibirnya.
"apa kau yakin semua ini akan aman?" Tanya Riki.
"tentu saja." Balas Heeseung dengan mengeluarkan bungkus rokok dan hendak merokok.
Riki menatap rokok yang terdapat di tangan Heeseung dan kemudian ia melirik ke arah kompor gas, Riki menaikkan sebelah alisnya lalu menatap Heeseung.
"ada apa?" Tanya Heeseung.
Riki menunjuk kompor gas itu dengan netra nya lalu kembali menatap rokok Heeseung, memang pada dasarnya mereka sama-sama memiliki otak iblis, Heeseung pun hanya tersenyum lalu mengelus rambut Riki.
Heeseung mengeluarkan mobil Shena sedangkan Riki berlari keluar dari rumah dan masuk kedalam mobil.
Heeseung melajukan mobilnya dan sesaat mobil itu pergi meninggalkan rumahnya, ledakan dahsyat langsung terjadi, Heeseung dan Riki bernafas dengan lega.
"semua bukti sudah lenyap." Kekeh Heeseung.
Riki menatap Heeseung dengan tersenyum.
•
•
•"kita akan kemana?" Tanya Riki dengan menatap gelap nya jalanan di depan.
"pergi dan mencari kebahagiaan." Balas Heeseung.
"kau tidak akan meninggalkan ku kan?" Tanya Riki dengan menoleh ke arah Heeseung, Heeseung tersenyum dengan tipis.
"tanyakan pertanyaan yang sama padamu, kau tidak akan pergi meninggalkan ku seperti waktu itu lagi kan." Timpal Heeseung.
"RIKI!" Teriak Heeseung kecil dengan netra yang memerah.
"sampai jumpa Heeseung! aku akan kembali! aku akan menemui mu lagi!" Balas Riki kecil dengan air mata yang membasahi kedua pipi mulus nya.
"tidak, aku tidak akan meninggalkan mu lagi." Ucap Riki dengan lembut.
"aku mengunci ucapan mu jika kau meninggalkan ku lagi maka aku akan mencari mu lalu membawa mu mati bersama ku." Balas Heeseung.
Riki tersenyum lalu mengenggam tangan Heeseung.
"percaya padaku, kita sudah di takdirkan oleh Tuhan jadi apapun yang di takdirkan oleh Tuhan tak akan bisa terpisah sekalipun mereka yang menginginkan nya." Lembut Riki.
Heeseung tersenyum lalu mencium punggung tangan milik Riki.
"aku akan mengambil uang tabungan milik Shena terlebih dahulu dan setelah ini bawa aku pergi sejauh mungkin." Ucap Riki.
"tanpa kau suruh pun, aku akan membawa dan menyimpan mu untuk menjadi milikku seorang diri." Bisik Heeseung.
Keduanya melakukan eye contact dengan tulus.
"terima kasih karena sudah membebaskan ku dari semua ini Heeseung." Senyum Riki dengan sendu.
"sama-sama sayang." Ucap Heeseung dengan membalas senyuman dari Riki.
.......
Endstory heeki by pyin resmi tamat.