Bab 4

1.1K 91 37
                                    

-
-
-

call me pyin not author!
jangan lupa vote + komen
and sorry for typo

-
-
-

Rei meletakkan sekotak susu di meja Riki, pria cantik yang sedang berkutat dengan laptop di temani dengan berkas berkas yang berada di mejanya itu menoleh segera ke arah wanita yang sedang tersenyum pada nya.

"aku membawakan mu susu, apa kau suka susu strawberry?" Pertanyaan dengan nada lembut terlontar dari bibir wanita manis itu.

Riki mengerjapkan pelan netra nya, ia tahu ini salah satu cara Rei mendekati nya walau tidak enak hati Riki harus menolak nya, dia tak menyukai wanita dan dia risih jika ada wanita yang memulai pendekatan dengan nya.

"aku tidak suka susu, maafkan aku, kau bisa mengambil nya kembali." Kata Riki dengan mendorong susu kotak itu pada Rei.

Rei menaikkan sebelah alis nya, laki laki ini menolak nya sampai dua kali, yang pertama nomor ponsel dan sekarang susu kotak? sungguh, seumur umur baru kali ini ada yang memperlakukan nya seperti ini!

"kau tidak suka?" Tanya Rei.

"ya, sekali lagi maafkan aku." Balas Riki sebelum kembali fokus pada pekerjaan nya, Rei menatap Riki dengan tajam.

"ingin sekali aku menampar wajah tampan yang belagu dan sok jual mahal itu." Batin Rei dengan kesal.

Sepulang kerja...

Riki mampir terlebih dahulu ke kedai roti, sesampainya di sana Riki menatap sekitar dan mencari keberadaan seseorang dari luar.

"kau mencari siapa?" Pertanyaan itu terlontar dari Sunghoon, Riki sedikit tersentak ia menatap Sunghoon yang tau nya sudah berada tepat di hadapan nya.

Riki mengerjapkan netranya kala bersitatap dengan pria tampan berkulit pucat itu, sembari menunggu jawaban dari si cantik Sunghoon menopang dagu nya lalu menikmati keindahan dermawan dari manusia yang berada di hadapan nya sekarang.

"aku tidak mencari siapapun." Balas Riki dengan suara berat yang amat pelan.

Sunghoon terus menatap nya.

"lalu apa kau ingin membeli sesuatu atau hanya diam saja?" Tanya Sunghoon.

"a-aku ingin membeli roti, satu roti fla susu." Ucap Riki.

"sayangnya roti fla susu sudah habis jadi silahkan memesan yang lain." Balas Sunghoon.

Riki bersitatap dengan Sunghoon yang hanya memasang wajah dingin nya.

______________________________________

Beberapa saat kemudian, Sunghoon keluar dari kedai dan mendatangi Riki yang sedang menunggu di kursi yang memang di sediakan di depan kedai, Riki beranjak dari tempat duduk nya saat Sunghoon sudah berada di hadapan nya.

"ini pesanan mu, roti fla cokelat." Ucap Sunghoon.

Riki hendak mengambil dompetnya tapi wajah tenang nya berubah bingung saat ia tak kunjung menemukan dompet nya, tunggu sebentar... dia baru ingat bahwa dompetnya tertinggal di rumah.

Riki memejamkan netra nya lalu mengulum bibir nya dengan lembut sedangkan Sunghoon terus menatap nya, tak ada ekspresi apapun yang keluar dari pria tampan itu.

"ada apa?" Tanya Sunghoon.

Riki membuka netra nya lalu menatap Sunghoon dengan wajah tidak nyaman hati nya, kenapa dia tak mengecek dulu tadi nya, sungguh.. Riki akui bahwa dirinya ini benar-benar bodoh.

"aku lupa membawa dompet ku." Pelan Riki.

"pesanan tidak bisa di batalkan karena kedai ku akan rugi walaupun pesanan mu hanya satu." Datar Sunghoon.

"jika begitu aku akan mengambil dompet ku sebentar... bagaimana?" Tanya Riki.

"kedai ku sebentar lagi akan tutup jadi aku tidak punya banyak waktu." Timpal Sunghoon.

Riki menundukkan wajahnya di depan Sunghoon.

"maafkan aku." Pelan Riki.

"kau bisa mengambil pesanan roti mu tanpa harus membayar, aku akan memberi nya secara gratis." Ucap Sunghoon.

Riki mengangkat wajahnya dan menatap Sunghoon dengan bingung.

"bagaimana?" Tanya Riki.

Sunghoon mendekati Riki hingga Riki berpegangan pada meja yang berada di belakangnya, Sunghoon meletakkan pesanan roti Riki di meja dengan terus mengunci eye contact mereka.

Sunghoon mengenggam tangan Riki dan mulai mengikis jarak di antara mereka, Riki menahan nafas nya kala Sunghoon berada sedekat ini dengan nya.

"cium aku, jangan katakan tidak." Bisik Sunghoon.

Riki mengerjapkan pelan netra nya.

"cium aku, Nishimura Riki." Timpal Sunghoon dengan mengelus bibir bawah Riki secara intens.

Riki menatap nya dengan sayu.



Setelah sampai di rumah tepatnya di dalam kamar nya, Riki menatap dirinya dari pantulan kaca, bibirnya luka karena Sunghoon melakukannya dengan kasar, ia mengelus bibirnya dengan pelan.

"ciuman itu." Gumam nya.

Riki menempelkan bibir nya ke bibir Sunghoon dan Sunghoon langsung menekan tengkuknya, karena tidak tahu harus apa akhirnya dia diam saja saat Sunghoon melumat dan menyesap bibirnya dengan tidak sabaran.

Sunghoon mengangkat kedua paha nya hingga Riki terduduk di atas meja.

"a-hh mphh." Wajah Riki memerah kala ciuman Sunghoon semakin intens dan juga beringas.

Sunghoon bahkan tak peduli dengan beberapa kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya yang berada di belakang Riki, saat dan detik ini dia hanya memperdulikan kecanduan dari bibir pria cantik yang membuat nya tertarik sejak pertemuan pertama mereka.

Riki menutup wajahnya, walaupun ia tetap merona karena ciuman nya dengan Sunghoon tapi jantung nya tak seribut saat Heeseung yang bahkan hanya memeluk tubuh nya kemarin malam.

Singkat cerita saat pagi nya...

Riki termundur saat hampir saja Heeseung menabrak nya dengan sepeda, Riki menatap Heeseung dengan kaget.

"kau baik baik saja?" Tanya Heeseung dengan panik.

"aku baik baik saja." Balas Riki.

"kau ingin kemana?" Tanya Heeseung lagi.

"berangkat bekerja." Pelan Riki.

"naiklah, aku akan mengantar mu." Senyum Heeseung.

"a-ah? tidak usah itu akan merepotkan mu." Balas nya tidak nyaman hati.

"untuk orang lain merepotkan tapi untuk pria cantik seperti mu masih bisa di maafkan." Senyum Heeseung.

Riki sedikit mengalihkan wajahnya karena salah tingkah.

"naiklah, oh mungkin kau malu ya karena aku ingin mengantar mu tapi hanya menggunakan sepeda butut seperti ini." Ucap Heeseung sok sedih.

Riki menatap Heeseung dan kemudian menggeleng.

"t-tidak Heeseung, tidak.. kau salah paham, aku sama sekali tidak malu." Balas Riki cepat.

"berarti kau tidak akan menolak ku kan?" Tanya Heeseung dengan menaik turunkan alisnya.

Riki tersenyum tipis dan kemudian mengangguk dengan pelan untuk menyetujui permintaan dari Heeseung.

"kau benar-benar cantik." Kagum Heeseung bahkan netra bambi nya sampai tak berkedip.
Tolong jantung Riki rasanya sangat ribut saat mendengar pujian singkat dari Heeseung.

..............................
to be continued

Heeseung dapet pelukan adek
Sunghoon dapet bibir adek, ni dua cogan beruntung sekali ya.

Homophobic : HeekiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang