Bab 2

2.5K 205 49
                                        

-
-
-

Sesampainya di rumah, Riki meletakkan roti nya pada piring dan kemudian ia menatap roti itu, Riki memotong nya dan fla susu langsung keluar begitu indah.

Riki mengerjapkan netra nya saat fla menggoda menghiasi roti nya, sangat indah dan terlihat menggairahkan, Riki memakan sepotong roti itu dan netra nya seketika berbinar.

"ah ini sangat enak." Gumam si cantik kala roti itu hancur dan masuk ke dalam tenggorokannya.

"manis sekali." Timpal nya dengan mengelap sisa fla yang menempel manis di bibir merah menggoda nya.

Tiba-tiba sepasang tangan kekar melingkar di pinggang ramping nya, Riki menatap tangan itu dan kemudian melirik Alex yang sudah meletakkan dagu nya di bahu sempitnya.

"aku yakin kau merindukan ku." Kekeh Alex sedangkan Riki hanya mengabaikan nya, Riki kembali memakan roti nya tanpa menghiraukan Alex.

Alex menggerayangi pinggang dan juga perut nya, laki laki itu mengendus aroma manis dari si cantik menawan yang sudah lama ia rindukan itu bahkan dia pun menciumi leher Riki dengan intens.

Kefokusan Riki terpecah, ia memejamkan netra nya dan berpegangan pada meja, Alex memasukkan tangannya ke dalam kaos tipis yang Riki kenakan.

"jangan ahh." Desah Riki dengan suara beratnya.

"suara manis mu yang dulu kemana sayang? kenapa suara mu bisa seberat ini sekarang?" Pertanyaan intens terdengar jelas di daun telinga nya.

______________________________________

Keesokan pagi nya.....

Ibu nya masuk ke dalam kamar Riki tanpa permisi, wanita itu menatap Riki yang sedang bersiap di depan cermin nya, Riki mengabaikan nya dan tetap fokus pada kegiatannya.

Hari ini ibu nya akan membawa Riki ke perusahaan nya untuk di jadikan karyawan di sana, Ibu nya melipat kedua tangan nya di dada dan terus memperhatikan anak semata wayang nya itu.

"pakai jas, tubuh dan pinggang mu yang seperti wanita itu terlihat sangat jelas lain kali berolahraga lah, besarkan otot lengan mu."

"jangan mengecilkan pinggang mu, kenapa pinggang mu sekecil itu? apa kau sengaja agar para pria nyaman saat memeluk mu? menjijikkan."

"dan dada mu apa yang kau lakukan pada dada mu? oh apa para pria sering meremas nya? aku yakin itu terjadi apa lagi kau sendirian di luar negeri tanpa pengawasan ku."

Riki menghembuskan nafas nya dengan berat.

"dengarkan aku jika kau ketahuan berkencan dengan para pria maka aku akan membuang mu."

"itu hal yang mengerikan, kau seharusnya berkencan dengan seorang wanita lalu menikah dan mempunyai anak, kau mengerti?"

Riki tak menjawabnya dan kemudian memakai jas hitam yang sudah ia siapkan di ranjang nya, Ibu nya terus menatapnya dengan dingin, benar-benar tatapan yang membuat siapapun tidak nyaman saat mendapatkan nya.

"perlihatkan jidat mu jangan menutupi nya, aku jijik saat kau terlihat cantik seperti ini."

Riki menatap Ibu nya dari pantulan kaca yang berada di hadapan nya.



Sesampainya di perusahaan Ibu nya, Riki mengikuti Ibu nya dari belakang, netra tanpa semangat nya tertuju ke semua orang yang sudah memperhatikan nya sejak kedatangannya.

Ibu nya membuka satu ruangan yang mana di sana terdapat orang-orang yang sedang duduk, berbagai netra tertuju pada mereka sesaat mereka sampai di ruangan itu.

"dia Nishimura Riki, anak saya."

Riki melirik wanita itu, senyuman hangat yang terlihat sangat palsu, dia memasang wajah malaikat di depan semua orang sedangkan wajah iblis di depan nya sungguh topeng yang sangat hebat.

Ia melirik Riki dan Riki langsung mengalihkan atensi nya ke arah lain.

"perkenalkan diri mu."

Riki membungkukkan tubuhnya dengan sopan dan semua orang di sana langsung beranjak dan ikut membungkukkan tubuh mereka pada Riki.

"senang bertemu dengan kalian." Ucapan yang tak sesuai dengan ekspresi wajahnya.

"kami juga senang bertemu dengan mu."

Riki menatap Ibu nya yang sedang tersenyum layaknya Ibu peri baik, ah memuakkan.

"kau lihat banyak wanita cantik di sini, bukan kah akan lebih jika kau berkenalan dengan mereka dan kemudian memilih salah satu dari mereka." Bisikan seperti perintah terdengar di daun telinga nya.

"tidak." Balas nya singkat namun sudah mampu membuat ekspresi malaikat Ibu nya berubah menjadi iblis.



Dia langsung di suruh bekerja di hari pertama kedatangan nya, semua orang di sini sangat baik dan membimbing Riki walaupun Riki menyadari bahwa sikap nya terlalu dingin.

Tepat nya pukul 7 malam akhirnya dia pulang juga, Ibu nya sudah kembali ke rumah sejak pukul 2 siang tadi.

Riki membuka jas nya dan memberantakan rambutnya, ia melangkahkan kaki jenjangnya menyusuri jalanan di malam yang sedang mengalami gerimis kecil ini.

Saat di rasa hujan yang turun semakin deras dan kemeja tipis yang ia kenakan juga sudah mulai basah, Riki pun berlari menuju halte bis untuk berteduh.

Sembari berlari ia melindungi wajahnya dan menundukkan kepalanya.

Tapi secara tiba-tiba bahu nya menabrak bahu seseorang, Riki terkejut dan hampir saja terjatuh untung nya pelukan di pinggangnya menyelamatkannya.

Jas nya terjatuh.

Riki menatap netra bambi yang langsung menyapa nya kala ia membuka netra nya yang harus tertutup karena reflek saat hendak terjatuh tadi nya.

Netra indah Riki berbinar bahkan bergetar.

Heeseung mengerjapkan pelan netra nya saat posisinya berada sedekat ini dengan pria cantik yang semalam mengacaukan isi hati nya.

Heeseung memeluk pinggang Riki sedangkan Riki memegang bahu lebar nya.

"kau baik baik saja?" Pertanyaannya terlontar bersamaan dengan elusan di pinggang ramping si cantik.

Rona merah khas strawberry manis langsung menguasai wajah Riki, Riki mengalihkan atensi nya ke arah lain karena merasa salah tingkah.

..............................
to be continued

call me pyin not author!
jangan lupa vote + komen!

Homophobic (Heeki)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang